Pages

Wednesday, October 31, 2012

BUDIDAYA IKAN LELE



I. Pendahuluan.
Lele merupakan jenis ikan yang digemari masyarakat, dengan rasa yang lezat, daging empuk, duri teratur dan dapat disajikan dalam berbagai macam menu masakan.

II. Pembenihan Lele.
Adalah budidaya lele untuk menghasilkan benih sampai berukuran tertentu dengan cara mengawinkan induk jantan dan betina pada kolam-kolam khusus pemijahan. Pembenihan lele mempunyai prospek yang bagus dengan tingginya konsumsi lele serta banyaknya usaha pembesaran lele.

III. Sistem Budidaya.
Terdapat 3 sistem pembenihan yang dikenal, yaitu :
1. Sistem Massal. Dilakukan dengan menempatkan lele jantan dan betina dalam satu kolam dengan perbandingan tertentu. Pada sistem ini induk jantan secara leluasa mencari pasangannya untuk diajak kawin dalam sarang pemijahan, sehingga sangat tergantung pada keaktifan induk jantan mencari pasangannya.
2. Sistem Pasangan. Dilakukan dengan menempatkan induk jantan dan betina pada satu kolam khusus. Keberhasilannya ditentukan oleh ketepatan menentukan pasangan yang cocok antara kedua induk.
3. Pembenihan Sistem Suntik (Hyphofisasi).
Dilakukan dengan merangsang lele untuk memijah atau terjadi ovulasi dengan suntikan ekstrak kelenjar Hyphofise, yang terdapat di sebelah bawah otak besar. Untuk keperluan ini harus ada ikan sebagai donor kelenjar Hyphofise yang juga harus dari jenis lele.

IV. Tahap Proses Budidaya.

A. Pembuatan Kolam.
Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian). Pemilihan tipe kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara teknis baik pada tipe bak maupun tipe galian, pembenihan lele harus mempunyai :
Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dari luar/sumber air. Berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air, dan penumbuhan plankton. Kolam tandon ini merupakan sumber air untuk kolam yang lain.
Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina selama masa pematangan telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai tempat pematangan sel telur dan sel sperma.
Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam ini harus tersedia sarang pemijahan dari ijuk, batu bata, bambu dan lain-lain sebagai tempat hubungan induk jantan dan betina.
Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah menetas dan telah berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena anakan mulai memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan cadangan kuning telur induk dalam saluran pencernaannya.

B. Pemilihan Induk
Induk jantan mempunyai tanda :
- tulang kepala berbentuk pipih
- warna lebih gelap
- gerakannya lebih lincah
- perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada punggung
- alat kelaminnya berbentuk runcing.
Induk betina bertanda :
- tulang kepala berbentuk cembung
- warna badan lebih cerah
- gerakan lamban
- perut mengembang lebih besar daripada punggung alat kelamin berbentuk bulat.

C. Persiapan Lahan.
Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi :
- Pengeringan. Untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit penyakit.
- Pengapuran. Dilakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis 60 gr/m2 untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang tidak mati oleh pengeringan.
- Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara). untuk menetralkan berbagai racun dan gas berbahaya hasil pembusukan bahan organik sisa budidaya sebelumnya dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100m2. Penambahan pupuk kandang juga dapat dilakukan

untuk menambah kesuburan lahan.
- Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm dan dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami lele.
Pada tipe kolam berupa bak, persiapan kolam yang dapat dilakukan adalah :
- Pembersihan bak dari kotoran/sisa pembenihan sebelumnya.
- Penjemuran bak agar kering dan bibit penyakit mati. Pemasukan air fapat langsung penuh dan segera diberi perlakuan TON dengan dosis sama

D. Pemijahan.
Pemijahan adalah proses pertemuan induk jantan dan betina untuk mengeluarkan sel telur dan sel sperma. Tanda induk jantan siap kawin yaitu alat kelamin berwarna merah. Induk betina tandanya sel telur berwarna kuning (jika belum matang berwarna hijau). Sel telur yang telah dibuahi menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan menetas menjadi anakan lele.

E. Pemindahan.
Cara pemindahan :
- kurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm.
- siapkan tempat penampungan dengan baskom atau ember yang diisi dengan air di sarang.
- samakan suhu pada kedua kolam
- pindahkan benih dari sarang ke wadah penampungan dengan cawan atau piring.
- pindahkan benih dari penampungan ke kolam pendederan dengan hati-hati pada malam hari, karena masih rentan terhadap tingginya suhu air.

F. Pendederan.
Adalah pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 - 7 cm, 7 - 9 cm dan 9 - 12 cm dengan harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya diberi pelindung berupa enceng gondok atau penutup dari plastik untuk menghindari naiknya suhu air yang menyebabkan lele mudah stress. Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele dipindahkan ke kolam pendederan ini.

V. Manajemen Pakan.
Pakan anakan lele berupa :
- pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil (paling baik) dikonsumsi pada umur di bawah 3 - 4 hari.
- Pakan buatan untuk umur diatas 3 - 4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi, terutama kadar proteinnya.
- Untuk menambah nutrisi pakan, setiap pemberian pakan buatan dicampur dengan POC NASA dengan dosis 1 - 2 cc/kg pakan (dicampur air secukupnya), untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh karena mengandung berbagai unsur mineral penting, protein dan vitamin dalam jumlah yang optimal.

VI. Manajemen Air.
Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik :
- air harus bersih
- berwarna hijau cerah
- kecerahan/transparansi sedang (30 - 40 cm).

Ukuran kualitas air secara kimia :
- bebas senyawa beracun seperti amoniak
- mempunyai suhu optimal (22 - 26 0C).

Untuk menjaga kualitas air agar selalu dalam keadaan yang optimal, pemberian pupuk TON sangat diperlukan. TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, lemak, protein, karbohidrat dan asam humat mampu menumbuhkan dan menyuburkan pakan alami yang berupa plankton dan jenis cacing-cacingan, menetralkan senyawa beracun dan menciptakan ekosistem kolam yang seimbang. Perlakuan TON dilakukan pada saat oleh lahan dengan cara dilarutkan dan di siramkan pada permukaan tanah kolam serta pada waktu pemasukan air baru atau sekurang-kurangnya setiap 10 hari sekali. Dosis pemakaian TON adalah 25 g/100m2.

VI. Manajemen Kesehatan.
Pada dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai ketahanan tubuh yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih banyak disebabkan oleh kondisi lingkungan (air) yang jelek. Kondisi air yang jelek sangat mendorong tumbuhnya berbagai bibit penyakit baik yang berupa protozoa, jamur, bakteri dan lain-lain. Maka dalam menejemen kesehatan pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan adalah penjagaan kondisi air dan pemberian nutrisi yang tinggi. Dalam kedua hal itulah, peranan TON dan POC NASA sangat besar. Namun apabila anakan lele terlanjur terserang penyakit, dianjurkan untuk melakukan pengobatan yang sesuai. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa, bakteri dan jamur dapat diobati dengan formalin, larutan PK (Kalium Permanganat) atau garam dapur. Penggunaan obat tersebut haruslah hati-hati dan dosis yang digunakan juga harus sesuai.

Wednesday, October 24, 2012

CIRI-CIRI BURUNG MURAI BATU MEDAN


Muray batu medan populer dikalangan pengemara burung kicauan sejak akhir tahun 90an, dan merajai hampir seluruh kontes-kontes kala itu sehingga membuat burung ini banyak dicari-cari oleh penggemar burung kicauan diwaktu itu. hingga sekarang burung muray jenis ini masih menjadi primadona di kalangan pecinta burung karena keindahan tarian ekornya serta suaranya yang nyaring.

Bagaimana membedakan jenis burung ini dari jenis burung muray batu lainnya yang berasal dari daerah lain :
  • Bentuk badan yang besar akan tetapi proporsional karean bentuk bodynya yang juga panjang, sehingga terlihat lebih atletis,
  • Warna hitam di bulunya terlihat hitam legam dan mengkilat namun dibagian daerah kepalanya akan terlihat berwarna hitam dengan semburat biru yang akan memantul kebiruan jika terkena cahaya.
  • Kakinya yang berwarna merah kehitam-hitaman ( burung muda ) dan akan terlihat bersisik jika sudah dewasa / tua, selain itu bentuk kaki MB medan jika sudah dewasa / tua akan membentuk seperti buah belimbing, yaitu lekukan yang terlihat jelas dikakinya.
  • Terdapat tanda bercak - bercak berwarna putih yang berbentuk seperti bulatan besar/kecil disekitar pangkal ekor dan pangkal paha kaki yang mendekati pangkal ekor.

The Bird Shed
 

  • Mempunyai ciri khas yaitu muray baru medan memiliki kemampuan menari dengan membuka tutup ekor putihnya seperti kipas. Sebenarnya ada beberapa jenis muray batu dari daerah lain yang juga memiliki kemampuan memainkan ekor putihnya namun tidaklah seatraktif dan variatif seperti halnya burung muray batu medan. Tapi harus juga di perhatikan juga bahwa prosesnya Murai batu saat memainkan ekor putihnya ( ngipas) biasanya di lakukan oleh si murai batu disaat saat awal emosi nya mulai merasa terpancing dan saat saat mendekati klimaks kemarahannya ( memuncak ) disaat terpancing dengan mendengar atau melihat musuhnya ( murai batu ) lainnya , maka MB tersebut akan membuka kemarahan awalnya dengan mengipas ekor putihnya.dan kemudian biasanya akan di ikuti dengan suara tretektretek atau kicauan marah yang juga terkadang kemudian di ikuti dengan peristiwa Murai Batu mulai berkicau dan memainkan ekornya NAIK TURUN dengan di ikuti dengan Membusungkan dada nya yang terkadang menyerupai seperti bentuk kepala ular .

  • Murai batu Medan rata rata memiliki Vokal suara dasarnya yaitu suara yang besar ( ngebas ) dan keras . Biasanya terdengar dari alunan kicauannya saat mengeluarkan suara suara alam dan hutannya.Namun Murai batu ini terkenal pintar meniru suara burung lain sehingga terkadang walau suara nya besar dan ngebas namun saat dia mampu meniru suara yang lain akhirnya bunyi tembakan serta crecetannya menjadi nyaring sekali dan terdengar sangat bagus.Ini dapat kita perhatikan dan amati saat MB ini mengalunkan suara alamnya seperti suara tembakan air terjunnya yang panjang dan terkesan bergulung ( nge Roll ). Sementara suara bas nya akan indah terdengar saat dia berkicau suara hutannya yaitu suara siamang atau beruk hutan yang memang terdengar sangat keras dan panjang berulang ulang tapi intonasi suaranya bertipe nge bas.

Kisah Sukses Usaha Baby Fish

Kisah Sukses Usaha Baby Fish


Gurih , renyah dan bikin ketagihan itulah sekilas rasa olahan makanan baby fish. Sebagian orang membuat Joke, rasanya pahit….kalau berhenti mengunyah olahan baby fish. Itulah sedikit gambaran gurihnya usaha baby fish. Bagi sebagian orang mungkin masih asing dengan istilah tersebut. Pada dasarnya makanan olahan baby fish adalah makanan camilan yang dibuat dengan bahan dasar ikan yang masih kecil (bayi). Dengan tambahan tepung dan berbagai variasi olahan makanan,jadilah camilan baby fish yang menggoda dan laris manis di pasaran.

Kisah sukses bisnis baby fish ini bukan hanya isapan jempol belaka, terbukti Tri Kismiati dengan bendera usahanya Hanada Food, sukses menangkan peluang bisnis baby fish. Dengan lokasi usaha di Cibinong, Kabupaten Bogor, Haada Food semakin banyak permintaan pesanan Baby fish. Meski permintaan baby fish Hanada Food masih fluktuatif, tetapi menurut Tri setiap bulan ia menerima pesanan baby fish siap konsumsi tidak kurang dari 300 kg.
Ide Bisnis Baby Fish Dari Mudik

Awal mula Tri menekuni bisnis olahan Baby Fish ini adalah saat ia mudik, saat pulang mudik ia membawa oleh-oleh seperti keripik belut, krupuk kulit sapi, krupuk kulit kakap, dan baby fish (ikan balita) yang diberikan kepada teman-teman suaminya.

Ternyata apa yang dibawa Tri ini disambut antusias oleh teman-teman suami di pabrik dengan pemesanan yang cukup banyak, terutama produk ikan balita,” ungkap perempuan asal Solo ini. Tri menceritakan , sejak 2002, pemesanan oleh-oleh setiap pulang mudik meningkat. Akhirnya dia mempunyai ide untuk menitipkan penjualan oleh-oleh ke koperasi pabrik tempat suaminya bekerja. Seiring berjalan, ternyata perkembangannya memperlihatkan hasil dengan omzet keuntungan yang cukup bagus. Modal awalnya hanya Rp 200.000 aja. Akhirnya Tri memperluas pemasaran dengan menitipkan kepada koperasi-koperasi lain. Seperti Koperasi Kementerian Tenaga Kerja, Kabupaten Bogor, Indosat, dan restoran serta toko kue.
Membuat Olahan Baby Fish

Untuk membuat olehan makanan Baby Fish, Tri mengunakan bahan baku berupa anakan ikan mas. Anakan ikan mas tersebut ia peroleh dari Cianjur, Jawa Barat. Setiap pengiriman mencapai 100 – 200 kilogram ikan dalam bentuk sudah dibersihkan isi perutnya. “Per bulan bisa 3 – 4 kali tergantung ketersediaan ikan,” jelasnya.

Dari bahan baku 3 kilogram ikan mas balita bisa menjadi ikan balita siap konsumsi sebanyak 1 kilogram. Namun, kadang-kadang tergantung keseragaman ukuran ikan. “Produksi per bulan masih fluktuatif, karena tergantung pemesanan. Tetapi rata-rata sekali produksi 300 kilogram siap konsumsi, “ sebutnya.

Tri menjelaskan, dalam proses membuat olahan baby fish cukup mudah dan sederhana. Karena kondisi ikan dari Cianjur sudah bersih maka ikan hanya diberi bumbu, kemudian langsung digoreng. “Datangnya ikan malam hari, setelah itu disimpan di freezer, dan paginya baru ditiriskan,” ujarnya.

Keunggulan produknya dibandingkan produk lain menurut Tri adalah pada penggunaan bumbu yang lebih berkualitas. Karena itu harganya agak lebih tinggi dibandingkan produk olahan hasil perikanan dari anggota UKM lain. “Tetapi, rasanya lebih lezat dan gurih, karena saya menjaga kualitas bumbu,” sebutnya sedikit promosi. Ia menjual produk baby fish Rp 20 ribu per kemasan (80 gram).

Perkembangan yang cukup bagus bagi usaha olahan Baby Fish Hanada Food, saat ini sudah masuk ke pusat perbelanjaan modern seperti carefour di wilayah Jakarta dan Bandung. Selain itu pasar untuk olahan Baby Fish ini sudah menjangkau Jabodetabek (Jakarta Bogor Depok Tanggerang Bekasi), Kalimantan Selatan, dan Papua. Sukses..!

Sumber:
Trobos

Peluang USaha dari Telur Asin Aneka Rasa

Peluang USaha dari Telur Asin Aneka Rasa


Hampir setiap orang sudah mengenal dan merasakan telur asin. Telur asin yang biasa dibuat dari telur bebek ini memang sesuai dengan namanya yaitu asin. Jika kita bertandang ke Kota Brebes tentu tidak akan terlepas dari makanan yang satu ini. Namun apa jadinya jika telur asin ini dibuat tidak hanya asin saja? ternyata membuat telur asin dengan aneka rasa ini menjadi peluang bisnis yang cukup menarik. Bukan hanya rasa yang tidak monoton dan bisa bervariasi namun juga inovasi bisnis yang menarik bagi para pembeli.

Pada dasarnya pembuatan telur asin merupakan salah satu upaya untuk mengawetkan telur ,karena telur memiliki sifat yang mudah rusak, baik rusak alami dan rusak secara fisik, maupun kerusakan akibat serangan mikroorganisme melalui pori-pori kulit telur. Padahal telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa lezat, mudah dicerna dan bergizi tinggi. Dengan pengasinan pori-pori kulit telur akan tertutup, sehingga tidak dimasuki mikroba, disamping itu bisa mencegah air dan gas keluar dari dalam telur. Tingkat rasa asin ditentukan oleh berapa lama telur dibalut dengan media yang terdiri dari garam beryodium dan serbuk batu bata. Semakin lama prosesnya, rasa asin yang menyerappun semakin kuat.
Apa Telur Asin Aneka Rasa

Pada dasarnya Telur asin aneka rasa merupakan inovasi dalam pembuatan telur asin, dengan memberikan rasa yang beraneka ragam tidak hanya asin.Telur asin aneka rasa akan menambah variasi baru produk telur asin yang sudah ada.

Produk telur asin pada dasarnya bisa dikembangkan dalam berbagai macam aroma dan rasa, misalnya saja telur asin aroma buah, telur asin rasa seafood, rasa bawang, rasa jahe, cabe, jeruk dan lain sebagainya. Untuk Telur asin rasa buah adalah telur segar utuh yang diawetkan dengan adonan yang terdiri dari campuran serbuk batu bata dan garam beryodium yang diperam selama 7-10 hari, kemudian ditambah dengan aneka rasa buah.
Cara Membuat Telur Asin Aneka Rasa

Untuk membuat telur aneka rasa sebenarnya tidaklah sulit, hanya memerlukan sedikit ketelatenan dan kesabaran. Karena setiap detail langkah akan mempengaruhi hasil dari telur asin aneka rasa kita. Paling tidak ada 3 tahapan yang harus dilakukan untuk membuat telur asin aneka rasa yaitu pembersihan, pengasinan, dan memberikan aroma pada telur asin.
Pembersihan Telur

Tahap awal untuk membuat telur asin aneka rasa adalah melakukan pembersihan telur.Telur bebek atau itik dibersihkan dengan jalan mencuci atau dilap dengan air hangat, keringkan, lalu amplas seluruh permukaan telur agar pori-porinya terbuka sehingga rasa yang diinginkan mudah meresap. Setelah telur bebek benar-benar bersih siap untuk dilakukan tahap pengasinan.
Pengasinan Telur bebek

Sebelum telur bebek siasinkan terlebih dulu dibuat adonan bahan untuk pengasinan yang terdiri dari campuran serbuk batu bata dan garam dengan perbandingan 1:1. 3. Tambahkan pula sedikit air kedalam adonan kemudian aduk sampai adonan berbentuk pasta. Selanjutnya bungkus telur satu persatu secara merata di sekeliling permukaan telur, kira-kira setebal 1-2 mm. Setelah itu susun telur dalam baskom, dan simpan selama 7-10 hari agar rasa asin meresap pada telur.
Proses Memberikan Aroma Pada Telur

Rasa buah-buahan pada telur asin ditambahkan dengan cara disuntikkan. Gunakan sari buah-buahan asli seperti sari jeruk, mangga, atau durian yang sudah disaring sampai tidak ada butirannya. Ambil sari buah-buahan dengan jarum suntik sebanyak 3-5 ml, kemudian disuntikkan melalui bagian belakang telur yang memiliki rongga udara. Namun sebelum sari buah disuntikkan, pada ujung telur yang lain dibuatkan lubang dengan jarum suntik yang berfungsi untuk saluran keluarnya putih telur akibat tekanan cairan sari buah yang disuntikkan.
Setelah itu lubang bekas suntik ditutupi dengan selotif atau tepung kanji. Kemudian telur dikocok atau dikuncang perlahan agar hasilsuntikanmerata. Diamkan selama 3 jam agar sari buah merata keseluruh bagian telur. Selama didiamkan juga sebaiknya dikocok agar lebih cepat merata. Selanjutnya telur direbus rata-rata 20 menit sampai matang.

Telur asin rasa bawang putih, jahe dan sup/merica dibuat dengan metode pengasinan yang sama dengan proses pembuatan telur asin biasa, namun dalam campuran adonan garam beryodium dan serbuk batu bata ditambahkan bawang putih untuk rasa bawang, ditambah jahe untuk rasa jahe, atau ditambah merica untuk rasa merica/sup dengan perbandingan 1 :1 : 1. Adonan ditambah air secukupnya sampai berbentuk pasta. Telur dibungkus satu persatu dengan adonan sehingga merata. Selanjutnya telur disimpan/diperam selama 10 hari. Setelah selesai pengasinan, telur dibersihkan dari adonan lalu direbus.

Dengan pengasinan ,telur bebek akan bertahan lebih lama selain itu aneka rasa pada telur asin akan menambah nilai jual dan menarik pembeli.

Usaha USAHA Ibu Rumah Tangga Menghasilkan Jutaan Rupiah


Niat baik ibu-ibu rumah tangga mempercantik pakain dan kerudung milik keluarga ternyata menjadi berkah tersendiri bagi mereka. Berangkat dari aktivitas tersebut kini para ibu itu menjadikan usaha kerajinan payet atau hiasan manik-manik sebagai bisnis yang menguntungkan. Setiap bulan usaha kerajinan manik-manik para ibu rumah tangga itu omzetnya mencapai puluhan juta bahkan ratusan juta rupiah. Tidak mengherankan jika usaha ibu rumah tangga tersebut memiliki omzet yang demikian besar, karena permintaannya sudah sampai luar negeri.

Usaha kerajinan Payet yang dikelola ibu rumah tabgga di Kampung Kiarapayung, Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), ini memang bisa dibilang masih baru. Belum sampai satu tahun, namun pemasarannya sudah tersebar ke berbagai wilayah Indonesia dan Luar negeri. Untuk wilayah dalam negeri kerajinan payet usah rumah ibu-ibu tangga ini Pasar Tanah Abang Jakarta, Cirebon, Pulau Sumatra, dan sejumlah wilayah lainnya di Indonesia. Pasar luar negeri biasanya adalah negara-negara muslim misalnya saja Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, dan negara-negara Timur Tengah, seperti Arab Saudi, Libanon, Uni Emirat Arab, Palestina, dan sejumlah negara lainnya.

Permintaan dari pasar yang begitu tinggi ini ternyata membuat para ibu ini cukup kewalahan karena kemampuan produksinya yang masih kurang. Kendala utama adalah pada masalah lama waktu untuk menghasilkan produk, untuk menghasilkan satu kerudung payet seorang pekerja memerlukan waktu lebih dari dua hari.

Usaha rumah tangga kerajinan payet ini memang bisa dibilang usaha dengan modal yang kecil. Namun memerlukan ketelatenan dan ketelitian yang tinggi. Secara teknis meski nampak mudah namun memerlukan pengalaman dan jam terbang yang tinggi. Biasanya bagi pekerja yang belum berpengalaman, hasil produksinya kurang rapi dan waktu yang diperlukan lebih lama. Namun secara teknis proses produksinya kerajinan payet hanya tinggal mengikuti gambar pola yang sudah ada.

Usaha ibu rumah tangga ini memang masih memerlukan banyak perbaikan, mengingat usianya yang masih muda. Berbagai inovasi produk harus terus dilakukan agar tetap diminati pasar. Selain itu kerajinan payet ini telah memberikan lapangan pekerjaan bagi ibu rumah tangga. Tidak heran keberhasilan usaha rumah tangga ini menjadikan kerajinan payet sebagai kerajinan industri rumahan unggulan di Desa Mekarsari.

Sumber:
http://www.tribunnews.com/2012/10/05/kreasi-ibu-rumah-tangga-tembus-mancanegara

Membuat Pupuk Organik Dari Keong Mas


Di balik hal yang merugikan ternyata selalu ada sisi positif yang menguntungkan. Salah satu contohnya adalah keong mas, selama ini keong mas dikenal sebagai hama pada tanaman padi yang cukup sulit dikendalikan. Namun jika kita mau kreatid ternyata banyak manfaat yang bisa diperoleh dari keong mas. Selama ini banyak petani yang menggunakan keong mas sebagai makanan ternak dan ikan, namun masih ada manfaat lain keong mas yaitu sebagai pupuk organik cair. Membuat pupuk ornganik dari keong mas selain membantu mengendalikan hama, juga mewujudkan pertanian organik yang lebih sehat.

Ada beberapa keunggulan yang bisa dirasakan petani saat menggunakan pupuk organik dari keong mas ini. Dengan mengaplikasikan pupuk organik keong mas ini tanaman dan buah akan lebih cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan pupuk kimia lainnya. Selain itu pupuk organik ini mampu menghidupkan organisme tanah yang sudah mati sehingga akan kembali subur. Yang penting lagi pupuk organik ini tidak menimbulkan efek buruk kepada tumbuhan dan petani karena tidak bercampur dengan bahan kimia, dan tidak akan tumbuh hama.

Salah satu yang sudah membuat dan mengaplikasikan pupuk cair organik dengan bahan keong mas ini adalah Siswa SMK Negeri Pertanian Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Menurut Ketua Jurusan Agronomi, Awan Sudianto, pengembangan pembuatan pupuk cair organik dari keong racun ini sudah berjalan satu tahun. Untuk cara pembuatan pupuk organik ini menurutnya tidaklah sulit. Harga jualnyapun cukup murah, hanya Rp 20 ribu rupiah/2 liter. Setiap liter bisa dicampurkan dengan air sebanyak 10 liter, yang bisa digunakan untuk lahan 1 hektar.Manfaat yang besar dan murah serta menciptakan metode pertanian yang ramah lingkungan membuat SMK Negeri Pertanian Cibadak berinovasi dalam pembuatan pupuk ini.
Cara Pembuatan Pupuk Organik Keong Mas

Pembuatan pupuk organik keong mas ini sebenarnya sudah dilakukan oleh petani di berbagai daerah. Yang dilakukan SMK Pertanian Cibadak ini cukup sederhana dan mudah dilakukan. Untuk membuat pupuk organik ini diperlukan waktu dua minggu. Fermentasi keong racun dicampur dengan molase effectif micro organisme bamboo akan mengeluarkan cairan yang kemudian cairan tersebut disaring. Hasil saringan ini sudah siap diaplikasikan untuk pupuk, dengan terlebih dahulu mencampur dengan air.
Verrsi I, Cara membuat Pupuk Organik ( Versi gerbangpertanian.com)

1. Bahan MOL keong mas :


1 kg keong mas yang masih hidup/ segar
1/2 buah maja, jika tidak ada bisa gunakan gula merah 2 ons.
2 liter air kelapa

2. Langkah Membuat MOL keong Mas :
Keongmas ditumbuk hingga halus lalu masukkan dalam jerigen.
Masukkan buah maja/ gula jawa yang telah dihaluskan.
Masukkan 2 liter air kelapa.
Kocok-kocok hingga campur.
Buka sebentar setiap pagi tutup jeligennya.
Setelah 15 hari siap digunakan

3. Cara menggunakan MOL keong mas :

Untuk pengomposan, campurkan 1 bgian MOL keong mas dengan 5 liter air tawar dan tambahkan 1 ons gula merah. Siramkan pada bahan organik yang akan dibuat kompos.
Campurkan 1 liter MOL keong mas dalam 1 tangki semprot. Semprotkan pada seluruh bagian tanaman dan anah disekitar perakaran tanaman. Jangan lupa nyemprotnya pagi atau sore hari.
Untuk semakin menyuburkan tanman, MOL keong mas juga boleh dicampur dengan MOL rebung bambu yang maspary tulis kemarin atau MOL-MOL yang lain.
Versi II, Formula Hadi Prasetyo, PPL BKPP Kutai Timur (Sinar Tani Edisi 4-10 Juli 2012

1. Bahan-bahan:
Keong mas yang masih hidup (1 kg).
Air cucian beras (4 liter).
Air Kelapa (2 liter).
Gula merah/Molase (400 g/400 ml).
Aktifator (160 ml)

2. Alat
Ember plastik (vol. 20 liter), 1 buah.
Botol air mineral (vol. 1 liter), 1 buah.
Selang plastik kecil, ½ meter.
Alat penumbuk, 1 buah.
Saringan/kain bersih, 1 pasang

3. Cara membuat:
Ambil air cucian beras dan campurkan dengan aktifator. Endapkan semalam.
Tumbuk keong mas yang masih hidup sampai lembut.
Encerkan gula merah/molase, campur dengan air bersih dan air kelapa dalam satu wadah.
Campurkan semua bahan menjadi satu, aduk hingga merata.
Tutup rapat ember dengan plastik dan diikat. Bagian atas diberi lubang sesuai ukuran selang plastik, kemudian masukan selang ke lubang tersebut.
Hubungkan selang tersebut dengan botol air kemasan yang telah diisi air setengahnya.
Tunggu proses fermentasi selama ± 10-15 hari.
Pembuatan dinilai berhasil jika hasil fermentasi mengeluarkan bau harum yang khas.

Membuat pupuk organik dari keong mas, selain mudah juga murah. Yang lebih penting lagi adalah mewujudkan pertania yang sehat dan hasil yang melimpah. Sukses Pertanian Indonesia.

Sumber:
1. http://www.marketing.co.id/blog/2012/09/28/keong-racun-disulap-jadi-pupuk-kualitas-super/
2. http://pertaniansehat.com/read/2012/09/10/membuat-pupuk-cair-dari-hama-keong-mas.html
3. http://www.gerbangpertanian.com/2012/05/membuat-dan-manfaat-mol-keong-mas.html

Tuesday, October 23, 2012

Gambar Ikan Lele Raksasa Yang Ada di Cina


Sugar Glider si mini yang semakin populer

Bicara mengenai hewan peliharaan termasuk jenis jenis burung berkicau tidak ada salahnya kali ini kita akan sedikit melenceng dari yang biasanya membahas burung kicauan tapi untuk kali ini kita akan membahas perawatan binatang peliharaan yang paling populer tahun ini yaitu sugar glider (SG). kepopuleran hewan ini disebabkan karena tubuhnya yang kecil, cepat jinak dan terlihat imut dan lucu sehingga digemari oleh banyak kalangan pecinta dan penyayang binatang. 


Sugar Glider atau Petaurus brevicep adalah hewan yang mirip tupai terbang yang habitat aslinya ada di belantara hutan Papua Nugini, Papua, Tasmania dan Australia dan lebih sering ditemukan di hutan hutan eucalyptss. sugar glider ini memiliki tubuh mirip tupai dengan ekornya yang panjang yang bisa dipakai untuk bergelantung di dahan dahan pohon atau memegang. ukuran tubuh jantan lebih besar dari betinanya. selain ekor panjang dan ukuran tubuhnya yang kecil slide glider ini mampu meluncur hingga jarak 50 - 150 meter dengan mengembangkan membran/patagium yang memanjang dari masing masing jari kakinya hingga menyerupai tupai terbang. keunikan lainnya adalah sugar glider bisa dimasukan dalam kantong / kaos kaki sebagaimana hewan ini bersembunyi. 

berikut ini adalah bagaimana rawatan sugar glider jika ada diantara kicau mania tertarik untuk memeliharanya : 




Untuk kandang bisa menggunakan kandang Lovebird atau kandang khusus hamster yang lebar dan tinggi yang didalamnya dipasang potongan dahan pohon yang digantung vertikal atau miring, karena hewan ini senang memanjat dan melompat, semakin besar atau tinggi kandangnya semakin bagus tentunya dengan jarak jeruji yang rapat agar hewan ini tidak mudah kabur menyelinap melalui jerujinya. sediakan juga kotak sarang untuk sugar glider bersembunyi bisa menggunakan glodok kecil, pipa paralon dsb. juga kandang bisa dilengkapi juga dengan wheel untuk mainannya.


Hewan ini termasuk hewan omnivora jadi pemberian buah buahan dan serangga adalah menu utamanya setiap hari, buah buahan bisa berupa pisang, apel, pear, pepaya dan juga umbi umbian seperit bengkuangm wortel rebus dan ubi rebus. sebaiknya hindari pemberian buah seperti alpukat, jeruk dan bawang bawangan karena bisa membahayakan kesehatannya. Untuk serangga yang merupakan makanan tambahannya ( EF ) bisa diberikan jangkrik dan ulat. menu makanan ini sebaiknya diselang seling setiap harinya karena sugar glider ini tergolong hewan yang pilih pilih makanannya. 


Menjaga kebersihan kandangnya adalah syarat mutlak agar hewan ini selalu sehat, lincah dan tidak terlihat kusam. selain itu dengan membersihkan setiap hari kita juga tidak akan mendapatkan bau yang tidak sedap dari kotorannya. 

Tertarik memeliharanya ? 

[ariesmunandi]

Belasan burung dilindungi disita dari rumah Camat

Meski pemiliknya seorang camat, belasan burung dilindungi itu pun disita. Tercatat ada 2 burung kakak tua mollucensis, 7 kakak tua jambul kuning, 4 kakak tua raja, 1 burung rangkong, 1 elang bondol, 1 burung merak hijau, 5 burung mambruk, 4 burung nuri merah kepala hitam, 1 siamang, 7 burung nuri bayan dan 10 offset cendarawasih disita petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta bersama jajaran Bareskrim Mabes Polri.



PENYITAAN BURUNG DILINDUNGI DARI RUMAH CAMAT KRAMATJATI

Burung yang dilindungi itu disita pada Rabu 17 Oktober 2012 dari rumah pribadi Camat Kramatjati, Ucok Bangsawan Harahap di Jl Gamprit, Pondokgede, Bekasi. Saat ini, hewan-hewan tersebut sudah diamankan di Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Tegalalur, Jakarta Barat.

“Di dalam rumah itu ada pula dua ekor harimau. Tapi pemiliknya menolak disita karena menurutnya itu harimau dari luar negeri. Namun, kami curiga jika dua harimau tersebut merupakan harimau asal Sumatera. Untuk memastikannya kami ambil darahnya untuk melakukan tes DNA. Jika benar harimau Sumatera tentu akan kami sita,” ujar Petugas penyidik BKSDA DKI Jakarta, Adam Mustofa seperti dikutip beritajakarta.com, Kamis (18/10).

Menurut Adam, informasi adanya sejumlah satwa yang dilindungi itu berdasarkan informasi dari warga. Mendapat informasi tersebut, pihaknya bersama Bareskrim Mabes Polri dan Kementerian Kehutanan langsung mendatangi rumah Ucok Bangsawan.

Melanggar UU No 5/1900

Koordinator Liga Anti Perdagangan Satwa, Irma Hermawati yang turut melakukan penyitaan tersebut menuturkan, seluruh satwa yang dilindungi tidak boleh diperjualbelikan. Pelakunya, kata Irma, dinilai melanggar UU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistem. “Seluruh hewan tersebut disita petugas dan dibawa ke Pusat Penyelamatan Satwa di Tegalalur,” katanya.

Sementara itu, Camat Kramatjati, Ucok Bangsawan Harahap, selaku pemilik sejumlah satwa ini menampik kalau hewan peliharaannya itu disita petugas, melainkan hanya diserahterimakan. Ia juga menampik kalau hewan yang disita jumlahnya sebanyak yang disebutkan petugas. Menurutnya, jumlah satwa yang disita petugas hanya delapan burung jenis kaka tua.

Mengenai keberadaan harimau, dikatakannya dua harimau tersebut berasal dari India dan merupakan hibah dari seorang bernama Kusbanu yang merupakan kolektor tahun 2008 lalu. “Saya menjalankan ini hanya sebagai hobi. Saya tidak pernah memperjualbelikan satwa. Saya juga tidak tahu kalau burung nuri, kakak tua dan lainnya itu dilindungi undang-undang,” katanya.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi DKI Jakarta, Budhiastuti mengaku, belum mengetahui kasus yang dialami Camat Kramatjati tersebut. Namun, jika hal itu benar terjadi, harusnya yang melakukan penanganan langsung adalah atasannya yakni Walikota Jakarta Timur. “Kalau ada pejabat atau PNS yang tersangkut kasus pidana atau perdata maka akan diselesaikan pihak berwenang. Kemudian, sanksi juga dijatuhkan oleh atasannya langsung. Saya tidak mau banyak komentar karena belum tahu kasusnya,” katanya.

Sementara itu, Plh Walikota Jakarta Timur, HR Krisdianto mengatakan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada BKSDA DKI Jakarta, Kementerian Kehutanan dan Bareskrim Mabes Polri yang menananganinya. “Kita serahkan sepenuhnya kepada penegak hukum yang menangani kasus ini. Tentu kami juga menunggu perkembangan kasus ini,” ujarnya. (*)
http://omkicau.com

Tips Pemilihan burung merpati tinggi berdasarkan katuranggan

Topik kali ini kita akan mengulas informasi mengenai bagaimana memilih burung merpati khususnya merpati tinggi berdasarkan katuranggan dan ciri ciri fisik yang menunjukan bahwa burung merpati tersebut adalah salah satu burung yang bagus untuk di pelihara dan di lombakan. 



Pemilihan katuranggan burung merpati jika dilihat dari bulu bulunya : 


Bulu harus terlihat kering dan tebal 
Ujung bulu terlihat agak bulat ( tidak lancip ) dikarenakan ujung bulu yang dominan lancip biasanya burung merpati tersebut tidak mau terbang lebih tinggi dan cenderung lari. 

Pemilihan katuranggan burung merpati jika dilihat dari matanya: 
Pilih burung yang memiliki mata yang bening dan bersih 
Jangan memilih burung yang matanya terlihat seperti melotot keluar 
Jangan memilih burung yang plupukan matanya berwaran merah membara 
Pilih burung yang matany mampu merespon cahaya dengan cepat ( retina matanya berubah besar dan kecil ) 

Pemilihan katuranggan burung merpati jika dilihat dari tubuhnya: 
Sewaktu memilih burung merpati tinggian jangan memilih yang berbadan terlalu gemuk atau besar. memiliki dada yang bidang atau lebar, kalau diperhatikan dari depan seperti huruf V 

Pemilihan katuranggan burung merpati jika dilihat dari paruhnya: 
Pilih burung yang berparuh tipis , kering dan tidak panjang 
Pemilihan katuranggan burung merpati jika dilihat dari ekor:

pilihlah burung yg mempunyai bulu ekor rapat, tebal dan panjang 
Sementara untuk supit udangnya bisa dipilih yang tidak terlalu rapat dan terlalu renggang juga jangan memilih yang supit udangnya putus atau patah. 

Demikian panduan bagaimana memilih burung merpati tinggian yang bagus. walaupun masih banyak juga beredar mitos mitos di masyarakat dan pecinta merpati mengenai jenis merpati yang bagus dan layak dipelihara. semoga bermanfaat untuk penggemar burung merpati pada umumnya.
sumber : internet, kicaumania

Monday, October 22, 2012

Daftar Lengkap Nama Burung Yang Ada di Indonesia komplet

Berikut adalah daftar nama burung jenis penyanyi (passeriformes) yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. Disajikan lengkap dengan gambar dan informasinya, untuk mengetahui informasi dan gambar dari burungnya klik saja pada nama burung nya.


Keterangan urutan: 
Bahasa latin - Bahasa Indonesia - Status konservasi

Status Konservasi
NE = Tidak dievaluasi   NT = Hampir terancam   CR = Kritis
DD = Kurang Data         VU = Rentan                      EW = Telah punah di alam bebas
LC = Beresiko rendah    EN = Terancam punah  EX = Punah
Passeriformes : 
Jenis burung pengicau yang ada di indonesia

Eurylaimidae
Calyptomena viridis : Madi-hijau Kecil - NT
Calyptomena hosii : Madi-hijau Perut-biru - NT
Calyptomena whiteheadi : Madi-hijau Whitehead - LC
Cymbirhynchus macrorhynchos Sempur-hujan Sungai - LC
Psarisomus dalhousiae : Madi Injab - LC
Serilophus lunatus : Madi Dada-perak - LC
Eurylaimus javanicus : Sempur-hujan Rimba - LC
Eurylaimus ochromalus : Sempur-hujan Darat - NT
Corydon sumatranus : Madi Hitam - LC

Pittidae : Burung Paok
Pitta schneideri Paok Schneider - VU
Pitta caerulea Paok Besar-biru - NT
Pitta guajana Paok Pancawarna - LC
Pitta baudii Paok Kepala-biru - VU
Pitta sordida Paok Hijau - LC
Pitta maxima Paok Halmahera - LC
Pitta erythrogaster Paok Mopo - LC
Pitta arcuata Paok Biru - LC
Pitta granatina Paok Delima - NT
Pitta venusta Paok Topi-hitam - VU
Pitta nympha Paok Bidadari - VU - LANGKA
Pitta moluccensis Paok Hujan - LC
Pitta megarhyncha Paok Bakau - NT
Pitta elegans Paok Laus - LC
Pitta versicolor Paok Lantang - LC

Ptilonorhynchidae: Namdur
Ailuroedus buccoides Burung-kucing Kuping-putih - LC
Ailuroedus melanotis Burung-kucing Tutul - LC
Archboldia papuensis Namdur Hitam - NT
Amblyornis inornata Namdur Polos - LC
Amblyornis macgregoriae Namdur Jambul-emas - LC
Amblyornis flavifrons Namdur Dahi-emas - LC
Sericulus aureus Namdur Api - LC
Chlamydera lauterbachi Namdur Dada-kuning - LC
Chlamydera cerviniventris Namdur Coklat - LC

Climacteridae
Cormobates placens Munguk Papua - LC

Maluridae
Sipodotus wallacii Cikrak-peri Topi-biru - LC
Malurus grayi Cikrak-peri Paruh-lebar - LC
Malurus alboscapulatus Cikrak-peri Bahu-putih - LC
Malurus cyanocephalus Cikrak-peri Kaisar - LC
Clytomyias insignis Cikrak-peri Topi-merah - LC

Acanthizidae
Crateroscelis murina - Tepus-tikus Merah - LC
Crateroscelis nigrorufa Tepus-tikus Dwiwarna - LC
Crateroscelis robusta - Tepus-tikus Gunung - LC
Sericornis beccarii - Sericornis Beccari - LC
Sericornis virgatus - Sericornis Beragam - LC
Sericornis nouhuysi - Sericornis Besar - LC
Sericornis rufescens - Sericornis Vogelkop - LC
Sericornis perspicillatus - Sericornis Kepala-coklat - LC
Sericornis arfakianus - Sericornis Kelabu-hijau - LC
Sericornis papuensis - Sericornis Papua - LC
Sericornis spilodera - Sericornis Paruh-putih - LC
Gerygone cinerea - Remetuk Kelabu - LC
Gerygone chloronota - Remetuk Tunggir-hijau - LC
Gerygone palpebrosa - Remetuk Bidadari - LC
Gerygone chrysogaster - Remetuk Perut-emas - LC
Gerygone magnirostris - Remetuk Rawa - LC
Gerygone hypoxantha - Remetuk Biak - EN
Gerygone sulphurea -  Remetuk Laut - LC
Gerygone dorsalis - Remetuk Panggul-merah - LC
Gerygone ruficollis - Remetuk Pakis - LC
Acanthiza murina - Remetuk Papua - LC

Pomatostomidae
Pomatostomus isidorei - Cica Papua Merah - LC
Pomatostomus temporalis - Cica Papua Topi-kelabu - LC

Orthonychidae
Melampitta lugubris - Melampitta Kecil - LC
Melampitta gigantea - Melampitta Besar - LC
Ifrita kowaldi - Ifrita Topi-biru - LC

Cnemophilidae
Cnemophilus macgregorii - Cendrawasih Jambul - LC
Cnemophilus loriae - Cendrawasih Loria - LC
Loboparadisea sericea - Cendrawasih Sutera - NT

Melanocharitidae
Melanocharis arfakiana - Burung buah Gelap - DD
Melanocharis nigra - Burung buah Hitam - LC
Melanocharis longicauda - Burung buah Dada-kuning - LC
Melanocharis versteri - Burung buah Kipasan - LC
Melanocharis striativentris - Burung buah Bercoreng - LC
Oedistoma pygmaeum - Cucuk Panjang Kerdil - LC
Toxorhamphus poliopterus -  Cucuk panjang Dagu-kelabu - LC
Toxorhamphus novaeguineae - Cucuk panjang Perut-kuning - LC
Toxorhamphus iliolophus - Cucuk panjang Kate - LC
Oreocharis arfaki - Burung buah Gelatik - LC
Paramythia montium - Burung buah Jambul - LC

Eupetidae
Androphobus viridis - Burung-cambuk Papua - DD
Ptilorrhoa leucosticta - Tepus-permata Gunung - LC
Ptilorrhoa caerulescens - Tepus-permata Biru - LC
Ptilorrhoa castanonota - Tepus-permata Belang - LC
Eupetes macrocerus - Sipinjur Melayu - NT

Cinclosomatidae
Cinclosoma ajax - Anis puyuh Ajax - LC

Machaerirhynchidae
Machaerirhynchus flaviventer - Cucuk pisau Dada-kuning - LC
Machaerirhynchus nigripectus - Cucuk pisau Dada-hitam - LC

Cracticidae
Cracticus mentalis - Jagal Leher-putih - LC
Cracticus cassicus - Jagal Papua - LC
Cracticus quoyi - Jagal Hitam - LC
Gymnorhina tibicen -Jagal Punggung-hitam - LC
Peltops blainvillii - Peltops Hutan - LC
Peltops montanus - Peltops Gunung - LC

Artamidae
Artamus leucorynchus -Kekep Babi - LC
Artamus monachus -Kekep Sulawesi - LC
Artamus maximus -Kekep Besar - LC
Artamus cinereus -Kekep Hitam - LC

Aegithinidae : Cipo
Aegithina tiphia - Cipoh Kacat - LC
Aegithina viridissima - Cipoh Jantung - NT

Pityriaseidae
Pityriasis gymnocephala - Tiong batu Kalimantan - NT

Campephagidae
Tephrodornis gularis - Jinjing Petulak - LC
Coracina larvata - Kepudang sungu Gunung - LC
Coracina javensis - Kepudang sungu Jawa - LC
Coracina schistacea - Kepudang sungu Kelabu - LC
Coracina personata - Kepudang sungu Topeng - LC
Coracina atriceps - Kepudang sungu Maluku - LC
Coracina fortis - Kepudang sungu Buru - NT
Coracina novaehollandiae - Kepudang sungu Besar - LC
Coracina caeruleogrisea - Kepala  sungu Paruh-tebal - LC
Coracina temminckii - Kepudang sungu Biru - LC
Coracina striata - Kepudang sungu Sumatera - LC
Coracina bicolor - Kepudang sungu Belang - NT
Coracina lineata - Kepudang sungu Mata-kuning - LC
Coracina boyeri - Kepudang sungu Kelek-coklat - LC
Coracina leucopygia - Kepudang-sungu Tungging-putih - LC
Coracina papuensis  - Kepudang-sungu Kartula - LC
Coracina longicauda - Kepudang-sungu Kepala-hitam - LC
Coracina parvula - Kepudang sungu Halmahera - LC
Coracina abbotti - Kepudang sungu Kerdil - LC
Coracina tenuirostris - Kepudang sungu Miniak - LC
Coracina dohertyi - Kepudang sungu Sumba - LC
Coracina sula - Kepudang sungu Sula - LC
Coracina dispar - Kepudang sungu Kai - NT
Coracina morio - Kepudang sungu Sulawesi - LC
Coracina ceramensis - Kepudang sungu Pucat - LC
Coracina incerta - LC
Coracina schisticeps - Kepudang sungu Desin - LC
Coracina melas - Kepudang sungu Hitam - LC
Coracina montana - Kepudang sungu Perut-hitam - LC
Coracina fimbriata - Kepudang sungu Kecil - LC
Campochaera sloetii - Kepudang sungu Emas - LC
Lalage nigra -Kapasan Kemiri - LC
Lalage leucopygialis -Kapasan Sulawesi - LC
Lalage sueurii -Kapasan Sayap-putih - LC
Lalage aurea -Kapasan Halmahera - LC
Lalage moesta - LC
Lalage atrovirens -Kapasan Alis-hitam - LC
Lalage leucomela -Kapasan Alis-putih - LC
Pericrocotus divaricatus - Sepah Padang - LC
Pericrocotus cinnamomeus - Sepah Kecil - LC
Pericrocotus igneus - Sepah Tulin - NT
Pericrocotus lansbergei - Sepah Kerdil - LC
Pericrocotus solaris - Sepah Dagu-kelabu - LC
Pericrocotus miniatus - Sepah Gunung - LC
Pericrocotus flammeus - Sepah Hutan - LC
Hemipus picatus - Jingjing Bukit - LC
Hemipus hirundinaceus - Jingjing Batu - LC

Neosittidae
Daphoenositta chrysoptera -Sitella Papua - LC
Daphoenositta miranda -Sitella Hitam - LC

Falcunculidae
Eulacestoma nigropectus -Paruh-bajak Gelambir - LC

Pachycephalidae : Kancilan
Pachycare flavogrisea - Kancilan Topeng-emas - LC
Rhagologus leucostigma - Kancilan Burik - LC
Hylocitrea bonensis - Kancilan Buah - LC
Coracornis raveni - Kancilan Ungu - LC
Aleadryas rufinucha - Kancilan Tengkuk-merah - LC
Pachycephala grisola - Kancilan Bakau - LC
Pachycephala phaionota - Kancilan Pulau - LC
Pachycephala hyperythra - Kancilan Karat - LC
Pachycephala hypoxantha - Kancilan Kalimantan- LC
Pachycephala sulfuriventer - Kancilan Perut-kuning - LC
Pachycephala meyeri - Kancilan Vogelkop - LC
Pachycephala simplex - Kancilan Kelabu - LC
Pachycephala pectoralis - Kancilan Emas - LC
Pachycephala soror - Kancilan Sclater - LC
Pachycephala lorentzi - Kancilan Lorentz - LC
Pachycephala schlegelii - Kancilan Obuhai - LC
Pachycephala nudigula - Populer dengan nama Samyong -LC
Pachycephala aurea - Kancilan Tunggir-emas - LC
Pachycephala griseonota - Kancilan Tuna-warna - LC
Pachycephala arctitorquis - LC
Pachycephala monacha - Kancilan Kepala-hitam - LC

Laniidae : Pentet
Lanius tigrinus - Bentet Loreng - LC
Lanius cristatus - Bentet Coklat - LC
Lanius schach - Bentet Kelabu - LC

Oriolidae
Sphecotheres viridis - Burung-ara Hijau - LC
Oriolus szalayi - Kepudang Coklat - LC
Oriolus sagittatus - Kepudang Tunggir-zaitun - LC - LANGKA
Oriolus flavocinctus - Kepudang Bakau - LC
Oriolus xanthonotus - Kepudang Hutan - NT
Oriolus chinensis - Kepudang Kudung-hitam - LC
Oriolus xanthornus - Kepudang Kerudung-hitam - LC
Oriolus cruentus - Kepudang Hitam - LC

Colluricinclidae
Colluricincla umbrina - LC
Colluricincla megarhyncha - Anis bentet Kecil - LC
Colluricincla sanghirensis - Anis bentet Sangihe - CR
Colluricincla harmonica - Anis bentet Kelabu - LC
Pitohui kirhocephalus - Pitohui Belang - LC
Pitohui dichrous - Pitohui Kepala-hitam - LC
Pitohui incertus - Pitohui Perut-putih - NT
Pitohui ferrugineus - Pitohui Karat - LC
Pitohui cristatus - Pitohui Jambul - LC
Pitohui nigrescens - Pitohui Hitam - LC

Dicruridae: Srigunting
Chaetorhynchus papuensis - Srigunting Kerdil - LC
Dicrurus macrocercus - Srigunting Hitam - LC
Dicrurus leucophaeus - Srigunting Kelabu - LC
Dicrurus aeneus - Srigunting Keladi - LC
Dicrurus remifer - Srigunting Gunung - LC
Dicrurus hottentottus - Srigunting Jambul-rambut - LC
Dicrurus sumatranus - Srigunting Sumatera - NT
Dicrurus montanus - Srigunting Sulawesi - LC
Dicrurus bracteatus - Srigunting Lencana - LC
Dicrurus paradiseus - Srigunting Batu - LC

Rhipiduridae : Kipasan
Rhipidura phoenicura - Kipasan Ekor-merah - LC
Rhipidura albicollis - Kipasan Gunung - LC
Rhipidura euryura - Kipasan Bukit - LC
Rhipidura javanica - Kipasan Belang - LC
Rhipidura perlata - Kipasan Mutiara - LC
Rhipidura leucophrys - Kipasan Kebun - LC
Rhipidura rufiventris - Kipasan Dada-lurik - LC
Rhipidura threnothorax - Kipasan-semak Bayan - LC
Rhipidura maculipectus - Kipasan-semak Hitam - LC
Rhipidura leucothorax - Kipasan-semak Perut-putih - LC
Rhipidura atra - Kipasan Hitam - LC
Rhipidura hyperythra - Kipasan Perut-coklat - LC
Rhipidura albolimbata - Kipasan Ramah - LC
Rhipidura phasiana - Kipasan Bakau - LC
Rhipidura brachyrhyncha - Kipasan Dwiwujud - LC
Rhipidura teysmanni - Kipasan Sulawesi - LC
Rhipidura rufidorsa Kipasan Tunggir-merah - LC
Rhipidura rufifrons Kipasan Dada-hitam - LC

Monarchidae
Hypothymis azurea - Kehicap Ranting - LC
Eutrichomyias rowleyi - Seriwang Sangihe - CR
Terpsiphone paradisi - Seriwang Asia - LC
Terpsiphone cinnamomea - Seriwang Filipina - LC
Monarcha axillaris - Kehicap Hitam - LC
Monarcha rubiensis - Kehicap Merah - LC
Monarcha cinerascens - Kehicap Pulau - LC
Monarcha frater - Kehicap Sayap-hitam - LC
Monarcha castus - LC
Monarcha guttulus - Kehicap Tutul - LC
Monarcha trivirgatus - Kehicap Kacamata - LC
Monarcha sacerdotum - Kehicap Flores - EN
Monarcha everetti - Kehicap Tanahjampea - EN
Monarcha boanensis - Kehicap Boano - CR
Monarcha julianae - Kehicap Kofiau - DD
Monarcha manadensis - Kehicap Bertopi - LC
Monarcha brehmii - Kehicap Biak - EN
Monarcha chrysomela - Kehicap Emas - LC
Arses telescophthalmus - Kehicap Biku-biku - LC
Arses insularis - LC
Grallina cyanoleuca - Branjangan lumpur Australia - LC
Grallina bruijni - Branjangan lumpur Sungai - LC
Myiagra atra - Sikatan Biak - NT
Myiagra rubecula - Sikatan Kelam - LC
Myiagra ruficollis - Sikatan Paruh-lebar - LC
Myiagra cyanoleuca - Sikatan Satin - LC
Myiagra inquieta - Sikatan Gelisah - LC
Myiagra alecto - Sikatan Kilap - LC

Corvidae
Platylophus galericulatus - Tangkar Ongklet ( Cililin ) - NT
Platysmurus leucopterus - Tangkar Kambing - NT
Cissa chinensis - Ekek Layongan - LC
Cissa thalassina - Ekek Geling - LC
Dendrocitta occipitalis - Tangkar-uli Sumatera - LC
Crypsirina temia -Cetrong - LC
Corvus splendens - Gagak Rumah - LC
Corvus enca - Gagak Hutan - LC
Corvus typicus - Gagak Sulawesi - LC
Corvus unicolor - Gagak Banggai - CR
Corvus florensis - Gagak Flores - EN
Corvus validus - Gagak Paruh-panjang - LC
Corvus fuscicapillus - Gagak Kepala-coklat - NT
Corvus tristis - Gagak Kelabu - LC
Corvus macrorhynchos - Gagak Kampung - LC
Corvus orru - Gagak Orru - LC

Paradisaeidae
Lycocorax pyrrhopterus Cendrawasih Gagak - LC
Manucodia ater Manukodia Kilap - LC
Manucodia chalybatus Manukodia Leher-keriting - LC
Manucodia jobiensis Manukodia Jobi - LC
Manucodia keraudrenii Manukodia Trompet - LC
Paradigalla carunculata Paradigalla Ekor-panjang - NT
Paradigalla brevicauda Paradigalla Ekor-pendek - LC
Astrapia nigra Astrapia Arfak - LC
Astrapia splendidissima Astrapia Cemerlang - LC
Parotia sefilata Parotia Arfak - LC
Parotia carolae Parotia Carola - LC
Pteridophora alberti Cendrawasih Panji - LC
Lophorina superba Cendrawasih Kerah - LC
Ptiloris magnificus Toowa Cemerlang - LC
Epimachus fastuosus Paruh-sabit Kurikuri - VU
Epimachus meyeri Paruh-sabit Coklat - LC
Epimachus albertisi Paruh-sabit Ekor-kuning - LC
Epimachus bruijnii Paruh-sabit Paruh-putih - NT
Cicinnurus magnificus Cendrawasih Belah-rotan - LC
Cicinnurus respublica Cendrawasih Botak - NT
Cicinnurus regius Cendrawasih Raja - LC
Semioptera wallacii Bidadari Halmahera - LC
Seleucidis melanoleucus Cendrawasih Mati-kawat - LC
Paradisaea rubra Cendrawasih Merah - NT
Paradisaea minor Cendrawasih Kuning-kecil - LC
Paradisaea apoda Cendrawasih Kuning-besar - LC
Paradisaea raggiana Cendrawasih Raggiana - LC

Petroicidae
Poecilodryas brachyura Robin Dagu-hitam - LC
Poecilodryas hypoleuca Robin Belang - LC
Poecilodryas placens Robin Kuning - NT
Poecilodryas albonotata Robin Leher-hitam - LC
Peneothello sigillatus Robin Sayap-putih - LC
Peneothello cryptoleuca Robin Kelabu - LC
Peneothello cyanus Robin Biru-abu - LC
Peneothello bimaculata Robin Tunggir-putih - LC
Tregellasia leucops Robin Muka-putih - LC
Eopsaltria pulverulenta Robin Bakau - LC
Pachycephalopsis poliosoma Robin Mata-putih - LC
Monachella muelleriana Sikatan Sungai - LC
Microeca flavigaster Sikatan Perut-kuning - LC
Microeca griseoceps Sikatan Kuning - LC
Microeca flavovirescens Sikatan Zaitun - LC
Microeca papuana Sikatan Kenari - LC
Eugerygone rubra Robin Akik - LC
Petroica bivittata Robin Gunung - LC
Petroica archboldi Robin Salju - DD
Drymodes superciliaris Kucica-semak Alis - LC
Amalocichla sclateriana Anis-Papua Besar - LC
Amalocichla incerta Anis-Papua Kecil - LC

Paridae
Parus major - Gelatik Batu - LC

Hirundinidae : layang layang
Riparia riparia Layang-layang Pasir - LC - LANGKA
Hirundo rustica Layang-layang Api - LC
Hirundo tahitica Layang-layang Batu - LC
Hirundo daurica Layang-layang Gua - LC - LANGKA
Hirundo striolata Layang-layang Besar - LC
Hirundo nigricans Layang-layang Pohon - LC
Hirundo ariel Layang-layang Bidadari - LC
Delichon dasypus Layang-layang Rumah - LC

Aegithalidae
Psaltria exilis : Cerecet Jawa - LC

Alaudidae : branjangan
Mirafra javanica - Branjangan Jawa - LC
Cisticola juncidis - Cici Padi - LC
Cisticola exilis - Cici Merah - LC
Prinia polychroa - Perenjak Coklat - LC
Prinia atrogularis - Perenjak Gunung - LC
Prinia familiaris - Perenjak Jawa - LC
Prinia flaviventris - Perenjak Rawa - LC
Prinia inornata - Perenjak Sisi-merah - LC
Pycnonotus zeylanicus - Cucak Rawa - VU
Pycnonotus leucogrammicus - Cucak Kerinci - LC
Pycnonotus tympanistrigus-  Cucak Mutiara - NT
Pycnonotus melanoleucos - Cucak Sakit-tubuh - NT
Pycnonotus atriceps - Cucak Kuricang - LC
Pycnonotus melanicterus - Cucak Kuning - LC
Pycnonotus squamatus - Cucak Bersisik - NT
Pycnonotus cyaniventris - Cucak Kelabu - NT
Pycnonotus eutilotus - Cucak Rumbai-tungging - NT
Pycnonotus nieuwenhuisii - Cucak Gelambir-biru - DD
Pycnonotus bimaculatus - Cucak Gunung - LC
Pycnonotus flavescens - Merbah Gunung - LC
Pycnonotus goiavier - Merbah Cerukcuk - LC
Pycnonotus plumosus - Merbah Belukar (Kapas Tembak ) - LC
Pycnonotus simplex - Merbah Corok-corok - LC
Pycnonotus brunneus - Merbah Mata-merah - LC
Pycnonotus erythropthalmos - Merbah Kacamata - LC
Setornis criniger - Empuloh Paruh-kait - VU
Tricholestes criniger - Brinji Rambut-tunggir - LC
Iole olivacea - Brinji Mata-putih - NT
Ixos malaccensis - Brinji Bergaris - NT
Alophoixus ochraceus - Empuloh Ragum ( Jenggot tembak ) - LC
Alophoixus bres - Empuloh Janggut  ( Cucak jenggot )- LC
Alophoixus phaeocephalus - Empuloh Irang - LC
Hemixos flavala - Brinji Kelabu - LC
Hypsipetes virescens - Brinji Gunung - LC

-->

SylviidaeOrthotomus cuculatus -  Cinenen Gunung - LC
Orthotomus sutorius - Cinenen Pisang - LC
Orthotomus atrogularis - Cinenen Belukar - LC
Orthotomus sericeus - Cinenen Merah - LC
Orthotomus ruficeps - Cinenen Kelabu - LC
Megalurus timoriensis - Cica koreng Timur - LC
Megalurus palustris - Bejuwit - LC
Megalurus albolimbatus - Cica koreng Mahkota-polos - VU
Megalurus gramineus - Cica koreng Kecil - LC
Buettikoferella bivittata - LC
Tesia superciliaris - Tesia Jawa - LC
Cettia vulcania - Ceret Gunung - LC
Bradypterus seebohmi - Ceret Puncak - LC
Bradypterus castaneus - Ceret Coklat - LC
Locustella lanceolata - Kecici Belalang-lurik - LC
Locustella certhiola - Kecici Belalang - LC
Locustella fasciolata - Kecici Gray - LC
Acrocephalus arundinaceus - Kerakbasi Alis-putih - LC
Acrocephalus stentoreus - Kerakbasi Ramai - LC
Acrocephalus australis - LC
Phylloscopus inornatus - Cikrak Polos - LC - LANGKA
Phylloscopus borealis - Cikrak Kutub - LC
Phylloscopus coronatus - Cikrak Mahkota - LC
Phylloscopus trivirgatus - Cikrak Daun - LC
Phylloscopus sarasinorum - Cikrak Sulawesi - LC
Phylloscopus poliocephalus - Cikrak Pulau - LC
Seicercus castaniceps - Cikrak Mahkota-coklat - LC
Seicercus montis - Cikrak Dada-kuning - LC
Seicercus grammiceps - Cikrak Muda - LC
Abroscopus superciliaris - Perenjak Kuning - LC

Timaliidae
Pellorneum capistratum - Pelanduk Topi-hitam - LC
Trichastoma rostratum - Pelanduk Dada-putih - NT
Trichastoma celebense - Pelanduk Sulawesi - LC
Trichastoma bicolor - Pelanduk Merah - LC
Trichastoma buettikoferi - NT
Trichastoma pyrrogenys - LC
Malacocincla sepiaria - Pelanduk Semak - LC
Malacocincla perspicillata - Pelanduk Kalimantan - VU
Malacocincla malaccensis - Pelanduk Ekor-pendek - NT
Malacopteron magnirostre - Asi Kumis - LC
Malacopteron affine - Asi Topi-jelaga - NT
Malacopteron cinereum - Asi Topi-sisik - LC
Malacopteron magnum - Asi Besar - NT
Malacopteron albogulare - Asi Dada-kelabu - NT
Pomatorhinus montanus - Cica kopi   - LC
Rimator malacoptilus - Berencet Paruh-panjang - LC
Ptilocichla leucogrammica - Berencet Kalimantan - VU
Kenopia striata - Berencet Loreng - NT
Napothera macrodactyla - Berencet Besar - NT
Napothera rufipectus - Berencet Dada-karat - LC
Napothera marmorata - Berencet Pualam - LC
Napothera crassa - Berencet Gunung - LC
Napothera epilepidota - Berencet Berkening - LC
Pnoepyga pusilla - Berencet Kerdil - LC
Stachyris rufifrons - Tepus Dahi-merah - LC
Stachyris chrysaea - Tepus Emas - LC
Stachyris grammiceps - Tepus Dada-putih - NT
Stachyris nigriceps - Tepus Kepala-hitam - LC
Stachyris poliocephala - Tepus Kepala-kelabu - LC
Stachyris striolata - Tepus Lurik - LC
Stachyris leucotis - Tepus Telinga-putih - NT
Stachyris nigricollis - Tepus Kaban - NT
Stachyris thoracica - Tepus Leher-putih - LC
Stachyris maculata - Tepus Tunggir-merah - NT
Stachyris erythroptera - Tepus Merbah-sampah - LC
Stachyris melanothorax - Tepus Pipi-perak - LC
Macronous gularis - Ciung-air Coreng - LC
Macronous flavicollis - Ciung Air - LC
Macronous ptilosus - Ciung-air Pongpong- NT
Timalia pileata - LC
Garrulax palliatus - Poksai Mantel - LC
Garrulax rufifrons - Poksai Kuda - NT
Garrulax leucolophus - Poksai Jambul - LC
Garrulax lugubris - Poksai Hitam - LC
Garrulax mitratus - Poksai Genting - LC
Leiothrix argentauris - Mesia Telinga-perak - LC
Pteruthius flaviscapis - Ciu Besar - LC
Pteruthius aenobarbus - Ciu Kecil - LC
Alcippe brunneicauda - Wergan Coklat - NT
Alcippe pyrrhoptera - Wergan Jawa - LC
Crocias albonotatus - Burung Matahari  ( Pentet matahari )- NT
Heterophasia picaoides - Sibia Ekor panjang ( Muray Airmancur )- LC
Yuhina everetti - Yuhina Kalimantan - LC
Yuhina zantholeuca - Yuhina Perut-putih - LC
Malia grata - Malia Sulawesi - LC
Zosterops palpebrosus - Kacamata Biasa - LC
Zosterops salvadorii -  Kacamata Enggano - LC
Zosterops atricapilla - Kacamata Topi-hitam - LC
Zosterops everetti - Kacamata Belukar - LC
Zosterops montanus - Kacamata Gunung - LC
Zosterops flavus - Kacamata Jawa - NT
Zosterops chloris - Kacamata Laut - LC
Zosterops citrinella - Kacamata Limau - LC
Zosterops grayi - Kacamata Kai-besar - NT
Zosterops uropygialis - Kacamata Kai-kecil - NT
Zosterops consobrinorum - Kacamata Sulawesi - LC
Zosterops anomalus - Kacamata Makasar - LC
Zosterops wallacei - Kacamata Wallacea - LC
Zosterops atrifrons - Kacamata Dahi-hitam - LC
Zosterops nehrkorni - Kacamata Sangihe - CR
Zosterops stalkeri - Kacamata Seram - NE
Zosterops atriceps - Kacamata Halmahera - LC
Zosterops minor - Kacamata Dagu-kuning - LC
Zosterops mysorensis - Kacamata Biak - NT
Zosterops fuscicapilla - Kacamata Arfak - LC
Zosterops buruensis - Kacamata-kuning Buru - LC
Zosterops kuehni - Kacamata-kuning Ambon - NT
Zosterops novaeguineae - Kacamata Papua - LC
Tephrozosterops stalkeri - Opior Dwiwarna - LC
Madanga ruficollis - Opior Buru - EN
Lophozosterops javanicus - Kacamata Leher-abu - LC
Lophozosterops squamiceps - Opior Sulawesi - LC
Lophozosterops superciliaris - Opior Flores - LC
Lophozosterops pinaiae - Opior Kepala-abu - LC
Lophozosterops dohertyi - Opior Jambul - LC
Oculocincta squamifrons - Opior Kalimantan - LC
Heleia crassirostris - Opior Paruh-tebal - LC
Heleia muelleri - Opior Timor - NT
Chlorocharis emiliae - Opior Mata-hitam - LC

Irenidae
Irena puella - Kacembang Gadung - LC

Sittidae
Sitta frontalis - Munguk Beledu - LC
Sitta azurea - Munguk Loreng - LC

Sturnidae : Jalak
Aplonis mysolensis - Perling Maluku - LC
Aplonis minor - Perling Kecil - LC
Aplonis panayensis - Perling Kumbang - LC
Aplonis metallica - Perling Ungu - LC
Aplonis magna -Perling Papua - LC
Aplonis mystacea - Perling Mata-kuning - NT
Mino anais - Mino Emas - LC
Mino dumontii - Mino Muka-kuning - LC
Basilornis celebensis - Raja-perling Sulawesi - LC
Basilornis galeatus - Raja-perling Sula - NT
Streptocitta albicollis - Blibong Pendeta - LC
Streptocitta albertinae - Blibong Sula - NT
Enodes erythrophris - Jalak Alis-api - LC
Scissirostrum dubium - Jalak Rio (info)
Gracula religiosa - Tiong Emas ( Beo )- LC (info)
Acridotheres tristis - Kerak Ungu ( Jalak Nias ) - LC - 
Leucopsar rothschildi - Jalak Bali - CR
Sturnus contra - Jalak Suren - LC
Sturnus melanopterus - Jalak Putih - EN

Turdidae : Cacing
Myophonus melanurus - Ciung-batu Sumatera - LC
Myophonus glaucinus - Ciung-batu Kecil - LC
Myophonus castaneus - NE
Myophonus caeruleus - Ciung-batu Siul - LC
Geomalia heinrichi - Anis Geomalia - NT
Zoothera joiceyi - NT
Zoothera erythronota - Anis Punggung-merah - NT
Zoothera dohertyi - Anis Nusa Tenggara - NT
Zoothera citrina - Anis Merah - LC
Zoothera sibirica - Anis Siberia - LC
Zoothera andromedae - Anis Hutan - LC
Zoothera dauma - Anis Sisik - LC
Zoothera lunulata - LC
Cataponera turdoides - Anis Sulawesi - LC
Turdus poliocephalus - Anis Gunung - LC
Turdus obscurus - Anis Kening - LC
Cochoa beccarii - Ciung-mungkal Sumatera - VU
Cochoa azurea - Ciung-mungkal Jawa - VU
Chlamydochaera jefferyi - Tawau Dada-hitam - LC
Brachypteryx leucophrys - Cingcoang Merah - LC
Brachypteryx montana - Cingcoang Alis-putih - LC
Heinrichia calligyna - Cingcoang Sulawesi - LC

Muscicapidae 
Philentoma pyrhoptera - Philentoma Sayap-merah - LC
Philentoma velata - Philentoma Kerudung - NT
Luscinia cyane - Berkecet Biru - LC
Copsychus saularis - Kacer - LC
Trichixos pyrropyga - Kucica Ekor-kuning - NT
Cinclidium diana - Cingcoang Biru - LC
Enicurus velatus - Meninting Kecil - LC
Enicurus ruficapillus - Meninting Cegar - NT
Enicurus leschenaulti - Meninting Besar ( populer kacer bali ) - LC
Saxicola caprata - Decu Belang - LC
Rhinomyias olivaceus - Sikatan-rimba Dada-coklat - LC
Rhinomyias umbratilis - Sikatan-rimba Dada-kelabu - NT
Rhinomyias ruficauda - Sikatan-rimba Ekor-merah - LC
Rhinomyias colonus - Sikatan-rimba Sula - NT
Rhinomyias gularis - Sikatan-rimba Gunung - LC
Muscicapa griseisticta - Sikatan Burik - LC
Muscicapa sibirica - Sikatan Sisi-gelap - LC
Muscicapa dauurica - Sikatan Bubik - LC
Muscicapa ferruginea - Sikatan Besi - LC
Ficedula zanthopygia - Sikatan Emas - LC
Ficedula narcissina - Sikatan Narsis - LC
Ficedula mugimaki - Sikatan Gunung - LC
Ficedula solitaris - Sikatan Kerongkongan-putih - LC
Ficedula hyperythra - Sikatan Bodoh - LC
Ficedula dumetoria - Sikatan Dada-merah - NT
Ficedula rufigula - Sikatan Leher-merah - NT
Ficedula henrici - Sikatan Damar - VU
Ficedula bonthaina - Sikatan Lompobattang - EN
Ficedula westermanni - Sikatan Belang - LC
Cyanoptila cyanomelana - Sikatan Biru-putih (Tledekan laut-Sulingan)- LC
Eumyias thalassina - Sikatan Hijau-laut - LC
Eumyias panayensis - Sikatan Pulau - LC
Eumyias indigo - Sikatan Ninon - LC
Cyornis sanfordi - Sikatan Matinan - EN
Cyornis hoevelli - Sikatan Dahi-biru - LC
Cyornis concretus - Sikatan Besar - LC
Cyornis ruckii - Sikatan Aceh - CR
Cyornis unicolor - Sikatan Biru-muda - LC
Cyornis banyumas - Sikatan Cacing -(tledekan gunung)- LC
Cyornis superbus - Sikatan Kalimantan - LC
Cyornis caerulatus - Sikatan Biru-langit -VU
Cyornis turcosus - Sikatan Melayu - NT
Cyornis rufigastra - Sikatan Bakau - LC
Cyornis omissus - LC
Niltava grandis - Niltava Kumbang-padi - LC
Niltava sumatrana - Niltava Sumatera - LC
Muscicapella hodgsoni - Sikatan Kerdil - LC
Culicicapa ceylonensis - Sikatan Kepala-abu - LC
Culicicapa helianthea - Sikatan Matahari - LC

Chloropseidae : Cica daun
Chloropsis cyanopogon - Cica-daun Kecil ( Cucak ijo mini ) - NT
Chloropsis cochinchinensis - Cica-daun Sayap-biru - LC
Chloropsis venusta - Cica-daun Sumatera - NT

Dicaeidae
Prionochilus maculatus - Pentis Raja - LC
Prionochilus percussus - Pentis Pelangi - LC
Prionochilus xanthopygius - Pentis Kalimantan - LC
Prionochilus thoracicus - Pentis Kumbang - NT
Dicaeum everetti - Cabai Tunggir-coklat - NT
Dicaeum chrysorrheum - Cabai Rimba - LC
Dicaeum aureolimbatum - Cabai Panggul-kuning - LC
Dicaeum trigonostigma -  Cabai Bunga-api - LC
Dicaeum concolor - Cabai Polos - LC
Dicaeum nehrkorni - Cabai Sulawesi - LC
Dicaeum pectorale - Cabai Papua - LC
Dicaeum geelvinkianum - LC
Dicaeum maugei - Cabai Lombok - LC
Dicaeum ignipectus - Cabai Perut-kuning - LC
Dicaeum monticolum - Cabai Panggul-hitam- LC
Dicaeum celebicum - Cabai Panggul-kelabu - LC
Dicaeum sanguinolentum - Cabai Gunung - LC
Dicaeum hirundinaceum - Cabai Benalu - LC
Dicaeum cruentatum - Cabai Merah - LC
Dicaeum trochileum - Burung Cabe - LC

Nectariniidae : Burung madu
Anthreptes simplex - Burung madu Polos - LC
Anthreptes malacensis - Burung madu Kelapa - LC
Anthreptes rhodolaema - Burung madu Leher-merah - NT
Anthreptes singalensis - Burung madu Belukar - LC
Hypogramma hypogrammicum - Burung madu Rimba - LC
Nectarinia sperata - Burung madu Pengantin - LC
Nectarinia aspasia - Burung madu Hitam - LC
Nectarinia calcostetha - Burung madu Bakau - LC
Nectarinia jugularis - Burung madu Sriganti - LC
Nectarinia buettikoferi - LC
Nectarinia solaris - Burung madu Mentari - LC
Aethopyga duyvenbodei - Burung madu Sangihe - EN
Aethopyga eximia - Burung madu Gunung - LC
Aethopyga siparaja - Burung madu Sepah-raja - LC
Aethopyga mystacalis - Burung madu Jawa - LC
Arachnothera longirostra - Pijantung Kecil - LC
Arachnothera crassirostris - Pijantung Kampung - LC
Arachnothera robusta - Pijantung Besar - LC
Arachnothera flavigaster - Pijantung Tasmak - LC
Arachnothera chrysogenys - Pijantung Telinga-kuning - LC
Arachnothera affinis - Pijantung Gunung - LC
Arachnothera everetti - Pijantung Kalimantan - LC
Arachnothera juliae - Pijantung Whitehead - LC

Passeridae : Gereja
Passer domesticus - Burung gereja - LC
Passer montanus - Burung-gereja Erasia - LC

Ploceidae : Manyar
Ploceus manyar - Manyar Jambul - LC
Ploceus philippinus - Manyar Tempua - LC

Estrildidae
Amandava amandava Pipit Benggala - LC
Oreostruthus fuliginosus Pipit Ekor-api - LC
Erythrura hyperythra Bondol-hijau Bambu - LC
Erythrura prasina - Bondol-hijau Ekor-duri - LC
Erythrura trichroa - Bondol-hijau Muka-biru - LC
Erythrura papuana - Bondol-hijau Papua - LC
Lonchura striata - Bondol Tunggir-putih - LC
Lonchura leucogastroides - Bondol Jawa - LC
Lonchura fuscans - Bondol Kalimantan - LC
Lonchura molucca - Bondol Taruk - LC
Lonchura punctulata - Bondol Peking - LC
Lonchura leucogastra - Bondol Perut-putih - LC
Lonchura tristissima - Bondol Coreng - LC
Lonchura leucosticta - Bondol Tutul - LC
Lonchura atricapilla Roné - LC
Lonchura ferruginosa - Bondol Hitam - LC
Lonchura maja - Bondol Haji - LC
Lonchura pallida - Bondol Kepala-pucat - LC
Lonchura grandis - Bondol Paruh-besar - LC
Lonchura vana - Bondol Arfak - VU
Lonchura nevermanni - Bondol Topi-putih - LC
Lonchura spectabilis - Bondol Buba - LC
Lonchura castaneothorax - Bondol Dada-coklat - LC
Lonchura stygia - Bondol Hitam - NT
Lonchura teerinki - Bondol Dada-hitam - LC
Lonchura montana - Bondol Jayawijaya - LC
Padda oryzivora - Gelatik Jawa - VU
Padda fuscata - Gelatik Timor - NT

Motacillidae : apung
Dendronanthus indicus - Kicuit Hutan - LC
Motacilla flava - Kicuit Kerbau - LC
Motacilla cinerea - Kicuit Batu - LC
Anthus novaeseelandiae - Apung Tanah - LC
Anthus gutturalis Alpine Papua - LC
Meliphagidae
Xanthotis flaviventer - Isap madu Dada-coklat - LC
Xanthotis polygrammus - Isap madu Tutul - LC
Lichenostomus subfrenatus - Isap-madu Leher-hitam - LC
Lichenostomus obscurus -Isap madu Daun - LC
Lichenostomus versicolor -Isap madu Kepodang - LC
Oreornis chrysogenys - LC
Meliphaga montana -Meliphaga Rimba - LC
Meliphaga mimikae -Meliphaga Mimika - LC
Meliphaga orientalis -Meliphaga Gunung - LC
Meliphaga albonotata -Meliphaga Semak - LC
Meliphaga aruensis -Meliphaga Aru - LC
Meliphaga analoga -Meliphaga Reichenbach - LC
Meliphaga gracilis - Meliphaga Anggun - LC
Meliphaga flavirictus - Meliphaga Paruh-kuning - LC
Melithreptus albogularis - Isap madu Leher-putih - LC
Pycnopygius ixoides - Isap -madu Polos - LC
Pycnopygius cinereus - Isap madu Pualam - LC
Pycnopygius stictocephalus - Isap madu Kepala-coreng - LC
Melitograis gilolensis - LC
Philemon meyeri -Cikukua Kerdil - LC
Philemon inornatus -Cikukua Timor - LC
Philemon brassi -Cikukua Mamberamo - NT
Philemon fuscicapillus Cikukua Hitam - VU
Philemon moluccensis Cikukua Maluku - LC
Philemon subcorniculatus Cikukua Seram - LC
Philemon buceroides Cikukua Tanduk - LC
Philemon novaeguineae - Cikukua Irian - LC
Philemon corniculatus - Cikukua Lantang - LC
Melipotes gymnops - Melipotes Arfak - LC
Melipotes fumigatus - Melipotes Pipi-kuning - LC
Melipotes carolae - Melipotes Pial-ganda - LC
Macgregoria pulchra - Cendrawasih Elok - VU
Melidectes fuscus - Isap madu Jelaga - LC
Melidectes nouhuysi - Isap madu Jenggot-pendek - LC
Melidectes ochromelas - Melidektes Alis-coklat - LC
Melidectes leucostephes - Melidektes Vogelkop - LC
Melidectes belfordi - Melidektes Belford - LC
Melidectes rufocrissalis - Melidektes Alis-kuning - LC
Melidectes torquatus - Melidektes Elok - LC
Ptiloprora plumbea - Isap madu Kelam - LC
Ptiloprora meekiana - Isap madu Kuning - LC
Ptiloprora erythropleura - Isap madu Panggul-merah - LC
Ptiloprora mayri - LC
Ptiloprora perstriata -  Isap madu Tunggir-hitam - LC
Myza celebensis - Cikarak Sulawesi - LC
Myza sarasinorum - Cikarak Telinga-putih - LC
Melilestes megarhynchus - Isap madu Paruh-panjang - LC
Lichmera lombokia - Isap madu Lombok - LC
Lichmera argentauris - Isap madu Zaitun - LC
Lichmera indistincta - Isap madu Australia- LC
Lichmera alboauricularis - Isap madu Anis - LC
Lichmera deningeri - Isap madu Buru - LC
Lichmera monticola - Isap madu Seram - LC
Ramsayornis modestus -Isap madu Punggung-coklat - LC
Conopophila albogularis - Isap madu Kalung-coklat - LC
Myzomela eques -Myzomela Leher-merah - LC
Myzomela obscura -Myzomela Remang - LC
Myzomela cruentata - Myzomela Merah - LC
Myzomela nigrita - Myzomela Hitam - LC
Myzomela adolphinae - Myzomela Gunung - LC
Myzomela erythrocephala - Myzomela Kepala-merah - LC
Myzomela rosenbergii - Myzomela Hitam-merah - LC
Timeliopsis fulvigula - Cucuk lurus Zaitun - LC
Timeliopsis griseigula - Cucuk lurus Coklat - LC
Glycichaera fallax - Isap madu Palsu - LC

Fringillidae : Kenari
Serinus estherae - Kenari Melayu - LC

Emberizidae
Emberiza spodocephala - LC - LANGKA


 

Sample text

Sample Text

Sample Text