Buncis merupakan sumber proten nabati yang baik. Ia juga banyak mengandung vitamin A, vitamin B, dan Vitamin C.
Menurut para ahli, buncis memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan tubuh. Seperti melancarkan pencernaan, mencegah konstipasi, menstimulasi atau merangsang sistem kekebalan tubuh alami, menetralkan gula darah, mengobati tukak lambung, mencegah kanker usus besar, dan mampu memperkecil risiko terserang kanker ganas.
Mengingat sekian banyak manfaat buncis tersebut, tidak salah kiranya jika mulai saat ini kita mengonsumsi buncis lebih banyak. Toh, rasanya juga enak, asal pengolahannya dilakukan secara baik dan memenuhi tata cara memasak yang sehat.
Sunday, October 30, 2011
Saturday, October 29, 2011
Pasang Surut Bisnis Kenari
Seperti layaknya bisnis dalam sektor apapun dikenal istilah naik/turun, pasang/surut atau baik/jelek kondisi bisnis, hal tersebut sudah merupakan “hukum dunia usaha”. Demikian juga dalam bisnis burung kenari (baik peternakan maupun jual beli) tidak luput dari hukum dunia usaha karena merupakan salah satu dari cabang usaha.
Pada periode sekarang (Januari s/d April 2011) kalau diperhatikan harga burung kenari sedang melambung tinggi. Fenomena melambungnya harga burung kenari, di satu sisi tentunya mambawa berkah tersendiri bagi orang-orang yang berusaha di sektor hulu (peternak) yang bisa menikmati kenaikan harga jual rata-rata sebesar 45% bahkan untuk jenis kenari F1 Yorkshire kenaikannya mencapai 100% (dibandingkan dengan harga pasaran April 2010) .
CONTOH : F1 YORKSHIRE
Lalu bagaimana dengan orang-orang yang hanya berprofesi hanya sebagai penjual (yang notabene tidak memproduksi sendiri alias hanya murni jual beli), fenomena melambungnya harga kenari ini tidak serta merta melambungkan margin penjualan karena memang harga pokok dari peternak pun sudah tinggi, namun secara keseluruhan keuntungan dirasakan cukup baik karena kuantitas penjualan semakin tinggi.
Dari segi konsumen sebagai pemakai/penghobi kenari, melambungnya harga kenari tentu saja dapat menjadi malapetaka tersendiri karena berhubungan erat dengan jatah belanja keluarga yang secara umum semakin hari semakin tinggi pula, sedangkan bagi sebagian orang tertentu kebutuhan akan hobi-pun sulit untuk diajak berkompromi.
Pertanyaan yang timbul adalah :
1. mengapa sampai terjadi lonjakan harga yang luar biasa atau bisa dikatakan tidak terkendali ?
2. kenari jenis apa yang menjadi “biang keladi” lonjakan harga ini ?
3. siapa yang “berulah” sehingga menyebabkan lonjakan harga ?
4. apakah harga akan stabil di posisi seperti sekarang ini ? ataukah akan kembali turun mencari titik keseimbangan yang baru ?
Secara umum dan singkat, jawaban atas pertanyaan tersebut diatas adalah :
1. kenaikan harga disebabkan berlakunya hukum ekonomi yaitu keterkaitan antara permintaan dan penawaran.
2. kita dapat dengan mudah menentukan jenis kenari yang menjadi biang keladi lonjakan harga ini adalah jenis kenari YORKSHIRE
BIANG KELADI
3. untuk menunjuk aktor utama yang menjadi penyebab utama lonjakan harga tentunya dapat menjadi perdebatan yang panjang dan jawaban pastinya memerlukan penelitian yang lebih jauh apakah importir, pedagang eceran, peternak, pelomba atau penghobi rumahan ?
4. beberapa prediksi sempat mengemuka mengenai harga kenari mulai dari yang bernada optimis bahwa harga akan terus naik, sampai yang bernada pesimis bahwa harga akan kembali terjun bebas. Namun prediksi yang paling realistis adalah bahwa pasar akan menciptakan titik keseimbangan harga yang baru sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran.
by ;cece
Sejarah Buncis
Kacang buncis sangat akrab dengan masyarakat Indonesia. Tetapi, mungkin banyak yang belum tahu kalau buncis yang bernama latin Phaseolus vulgaris .L. ini bukan tanaman asli Indonesia.
Kacang buncis berasal dari Amerika, sedangkan kacang buncis tipe tegak (kidney-bean) atau kacang jago adalah tanaman asli lembah Tahuaacan-Meksiko. Penyebarluasan tanaman buncis dari Amerika ke Eropa dilakukan sejak abad 16. Daerah pusat penyebaran dimulai di Inggris (1594), menyebar ke negara-negara Eropa, Afrika, sampai ke Indonesia.
Pembudidayaan tanaman buncis di Indonesia telah meluas. Tahun 1961-1967 luas areal penanaman buncis di Indonesia sekitar 3.200 hektar, tahun 1969-1970 seluas 20.000 hektar dan tahun 1991 mencapai 79.254 hektar dengan produksi 168.829 ton.
Daerah yang sejak lama menjadi sentra pertanaman buncis antara lain Kotabatu (Bogor), Pengalengan dan Lembang (Bandung) dan Cipanas (Cianjur).
Kacang buncis berasal dari Amerika, sedangkan kacang buncis tipe tegak (kidney-bean) atau kacang jago adalah tanaman asli lembah Tahuaacan-Meksiko. Penyebarluasan tanaman buncis dari Amerika ke Eropa dilakukan sejak abad 16. Daerah pusat penyebaran dimulai di Inggris (1594), menyebar ke negara-negara Eropa, Afrika, sampai ke Indonesia.
Pembudidayaan tanaman buncis di Indonesia telah meluas. Tahun 1961-1967 luas areal penanaman buncis di Indonesia sekitar 3.200 hektar, tahun 1969-1970 seluas 20.000 hektar dan tahun 1991 mencapai 79.254 hektar dengan produksi 168.829 ton.
Daerah yang sejak lama menjadi sentra pertanaman buncis antara lain Kotabatu (Bogor), Pengalengan dan Lembang (Bandung) dan Cipanas (Cianjur).
Budidaya Belimbing Manis
Belimbing, siapa tak kenal buah yang kalau diiris menghasilkan potongan berbentuk bintang segi lima ini. Rasanya yang manis dan sedikit asam banyak digemari wanita. Apalagi kalau bukan untuk membuat rujak, heem......
Belimbing pada dasarnya termasuk tanaman buah yang mudah dibudidayakan. Namun, dia dapat tumbuh dan memproduksi buah berkualitas baik jika ditanam pada lahan yang memiliki ketinggian antara 0-500 meter dari permukaan laut, curah hujan tinggi, dan mendapatkan cukup sinar matahari.
Jenis tanah yang paling pas untuk budidaya belimbing adalah tanah gembur dengan sistem drainase baik, dan dapat menahan air.
Untuk mendapatkan bibit belimbing, bisa dilakukan dengan menyemai biji, menggunakan teknik mencangkok, atau okulasi. Akan tetapi, pada umumnya bibit belimbing yang baik didapatkan dari hasil mencangkok atau okulasi. Karena jika melalui biji ada kemungkinan bibit yang dihasilkan menyimpang dari induknya.
Menurut para ahli, waktu yang paling baik untuk menanam belimbing adalah pada saat awal musim penghujan. Bibit ditanam dengan jarak antara pohon satu dengan yang lain kira-kira 6 meter persegi.
Belimbing, cukup rentan terkena gangguan hama, terutama lalat buah. Karena itulah, ketika mulai berbuah, sebaiknya buah tersebut dibungkus dengan kertas, kain, daun, dan lain-lain yang bisa melindunginya.
Untuk menghasilkan buah dengan ukuran besar, anda dapat melakukan teknik penjarangan. Tindakan itu sebaiknya dilakukan ketika buah sudah berukuran kurang lebih sama dengan besar telur ayam. Ini supaya buah yang dipilih sudah betul-betul kuat tangkainya.
Dari sisi ekonomi, belimbing termasuk tanaman buah yang cukup prospektif. Karena dia dapat berbunga sepanjang tahun hingga hasilnya bisa dipetik hingga 3 kali dalam setahun. Cukup menarik bukan ?
Belimbing pada dasarnya termasuk tanaman buah yang mudah dibudidayakan. Namun, dia dapat tumbuh dan memproduksi buah berkualitas baik jika ditanam pada lahan yang memiliki ketinggian antara 0-500 meter dari permukaan laut, curah hujan tinggi, dan mendapatkan cukup sinar matahari.
Jenis tanah yang paling pas untuk budidaya belimbing adalah tanah gembur dengan sistem drainase baik, dan dapat menahan air.
Untuk mendapatkan bibit belimbing, bisa dilakukan dengan menyemai biji, menggunakan teknik mencangkok, atau okulasi. Akan tetapi, pada umumnya bibit belimbing yang baik didapatkan dari hasil mencangkok atau okulasi. Karena jika melalui biji ada kemungkinan bibit yang dihasilkan menyimpang dari induknya.
Menurut para ahli, waktu yang paling baik untuk menanam belimbing adalah pada saat awal musim penghujan. Bibit ditanam dengan jarak antara pohon satu dengan yang lain kira-kira 6 meter persegi.
Belimbing, cukup rentan terkena gangguan hama, terutama lalat buah. Karena itulah, ketika mulai berbuah, sebaiknya buah tersebut dibungkus dengan kertas, kain, daun, dan lain-lain yang bisa melindunginya.
Untuk menghasilkan buah dengan ukuran besar, anda dapat melakukan teknik penjarangan. Tindakan itu sebaiknya dilakukan ketika buah sudah berukuran kurang lebih sama dengan besar telur ayam. Ini supaya buah yang dipilih sudah betul-betul kuat tangkainya.
Dari sisi ekonomi, belimbing termasuk tanaman buah yang cukup prospektif. Karena dia dapat berbunga sepanjang tahun hingga hasilnya bisa dipetik hingga 3 kali dalam setahun. Cukup menarik bukan ?
Budidaya Kelengkeng
Kelengkeng, merupakan salah satu tanaman buah yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Selain karena rasanya, nilai ekonominya yang juga lumayan tinggi. Sehingga bisa diandalkan sebagai sumber penghasilan.
Pada umumnya kelengkeng termasuk tanaman buah yang mudah dibudidayakan. Tetapi, tempat terbaik untuk tumbuh kelengkeng adalah di dataran rendah dengan ketinggian antara 200-600 meter dari permukaan laut. Dengan syarat lahan tersebut yang bertipe iklim basah dan kering tidak lebih dari empat bulan.
Budidaya kelengkeng dapat dilakukan dengan cara cangkok atau okulasi. Karena perbanyakan dengan biji rentan gagal, salah-salah kelengkeng yang tumbuh berjenis jantan sehingga tidak akan berbuah.
Selain itu, perbanyakan dengan biji memiliki rentang waktu untuk produksi sangat lama, kurang lebih tujuh tahun. Sedang perbanyakan dengan cangkok atau okulasi pada usia empat tahun sudah menghasilkan buah.
Cara menanam kelengkeng kurang lebih sama dengan menanam mangga. Bibit ditanam pada lubang yang telah diberi pupuk kandang matang, takarannay kurang lebih 20 kilogram per lubang. Jarak antara lubang tanam satu dengan yang lain 10 meter x 10 meter.
Agar tumbuh baik, tanaman kelengkeng perlu dipupuk. Jenisnya terdiri dari urea, TSP, dan KCL, masing-masing antara 100-300 gram per tanaman. Pemupukan dilakukan sebanyak tiga kali dengan rentang waktu antara pemupukan pertama dan berikutnya selama 3 bulan.
Setelah panen, tanaman harus kembali dipupuk menggunakan campuran 300 gram urea, 800 gram TSP, dan 300 gram KCL per pohon. Pemupukan cukup dilakukan sekali saja.
Pemeliharaan
Agar terus berbuah, tanaman kelengkeng perlu dirawat secara rutin. Pemangkasan yang paling penting adalah memangkas cabang yang tidak produktif dan ranting-ranting yang menutup kanopi. Tujuannya agar sinar matahari dapat masuk merata ke seluruh bagian cabang.
Tumbuhan parasit (benalu) harus cepat dibuang. Tanaman lengkeng termasuk mudah tumbuh, tetapi sukar berbunga. Oleh karena itu, diperlukan stimulasi pembungaan dengan jalan mengikat kencang batang yang berada satu meter di atas permukaan tanah. Batang dililit melingkar sebanyak 2-3 kali dengan kawat baja. Tanaman mulai berbunga pada umur 4-6 tahun. Biasanya,tanaman ini berbunga pada bulan Juli-oktober. Buah matang lima bulan setelah bunga.
Pada umumnya kelengkeng termasuk tanaman buah yang mudah dibudidayakan. Tetapi, tempat terbaik untuk tumbuh kelengkeng adalah di dataran rendah dengan ketinggian antara 200-600 meter dari permukaan laut. Dengan syarat lahan tersebut yang bertipe iklim basah dan kering tidak lebih dari empat bulan.
Budidaya kelengkeng dapat dilakukan dengan cara cangkok atau okulasi. Karena perbanyakan dengan biji rentan gagal, salah-salah kelengkeng yang tumbuh berjenis jantan sehingga tidak akan berbuah.
Selain itu, perbanyakan dengan biji memiliki rentang waktu untuk produksi sangat lama, kurang lebih tujuh tahun. Sedang perbanyakan dengan cangkok atau okulasi pada usia empat tahun sudah menghasilkan buah.
Cara menanam kelengkeng kurang lebih sama dengan menanam mangga. Bibit ditanam pada lubang yang telah diberi pupuk kandang matang, takarannay kurang lebih 20 kilogram per lubang. Jarak antara lubang tanam satu dengan yang lain 10 meter x 10 meter.
Agar tumbuh baik, tanaman kelengkeng perlu dipupuk. Jenisnya terdiri dari urea, TSP, dan KCL, masing-masing antara 100-300 gram per tanaman. Pemupukan dilakukan sebanyak tiga kali dengan rentang waktu antara pemupukan pertama dan berikutnya selama 3 bulan.
Setelah panen, tanaman harus kembali dipupuk menggunakan campuran 300 gram urea, 800 gram TSP, dan 300 gram KCL per pohon. Pemupukan cukup dilakukan sekali saja.
Pemeliharaan
Agar terus berbuah, tanaman kelengkeng perlu dirawat secara rutin. Pemangkasan yang paling penting adalah memangkas cabang yang tidak produktif dan ranting-ranting yang menutup kanopi. Tujuannya agar sinar matahari dapat masuk merata ke seluruh bagian cabang.
Tumbuhan parasit (benalu) harus cepat dibuang. Tanaman lengkeng termasuk mudah tumbuh, tetapi sukar berbunga. Oleh karena itu, diperlukan stimulasi pembungaan dengan jalan mengikat kencang batang yang berada satu meter di atas permukaan tanah. Batang dililit melingkar sebanyak 2-3 kali dengan kawat baja. Tanaman mulai berbunga pada umur 4-6 tahun. Biasanya,tanaman ini berbunga pada bulan Juli-oktober. Buah matang lima bulan setelah bunga.
Thursday, October 27, 2011
Tips dan Ulasan Penangkaran Cucak Rawa Alif Bird Farm
Cucak Rowo dowo buntute..., nama burung pada bait lagu populer itu memang menjadi idola di dunia perburungan, Cucak Rowo (CR) suaranya yang merdu membuat kebanyakan pecinta burung ingin memilikinya. Konservasi adalah cara yang paling tepat untuk menyelamatkan dan melestarikan populasi burung ini, dengan menangkarkannya berarti kita turut menjaga warisan anak cucu kita, jangan sampai anak cucu kita kelak hanya kebagian ceritanya saja.
Untuk itu bagi yang ingin menangkarkan Cucak Rowo berikut tips dan ulasan dari penangkaran Alif Bird Farm :
1. Indukan, yang jelas harus bunyi dan sudah matang usianya, biasanya sekitar 1,5 tahun - 2 tahun sudah bisa di tangkarkan
2. Penjodohan, di tempatkan dulu di sangkar gantung, kalau sudah bunyi bersahut-sahutan saling ngisi dan keluar kliuknya berarti sudah nyetel (berjodoh).
3. Makanan, buah kalau saya harus selalu ada, bisa pisang atau pepaya, kalau susah nyari pisang kepok ya pake aja pepaya burung
Jangkrik, kasih sebanyak-banyaknya selama penjodohan.
4. Mengeram, normalnya jumlah telur 2, Proses mengeram selama 14 hari.
5. Menyapih, normalnya di panen dari sarang setelah umur 5 hari sampai 10 hari, tergantung dari indukan. Kalau indukannya nakal atau kurang bisa "bawa anak" umur sehari harus segera dipanen untuk mencegah kematian.
Pemberian jangkrik diambil perutnya saja, kepala dan kakinya di buang, selanjutnya berikan vita chick dicampur dengan voor yang telah di seduh terlebih dahulu pemberiannya tidak perlu banyak-banyak, kalau kebanyakan warna dasar voornya berubah menjadi merah karena warna dasar vita chick merah.
Tujuan pemberian vita chick adalah untuk mempercepat pertumbuhan bulu dan tulang, sehingga anakan menjadi cepat pertumbuhanya.
6. Kandang
Nah ini seru nih, saya sampai berapa kali merubah kandang mungkin lebih dari 5 kali dari yang modelnya seperti kandang penangkaran jalak suren, hingga akhirnya jadilah seperti ini, (terima kasih banyak Pak Eriez, kalau tidak dibimbing bapak, mungkin saya sudah patah arang) Beliau adalah guru saya, yang mengajari saya dari nol kecil sampai nol besar seperti ini, belum lulus TK juga sampe sekarang
Ukuran ideal : p x l x t = 2 x 1,5 x 3 meter.
Ada pepohonan hidup, biasanya pohon perdu seperti beringin hijau, tanjung, sawo kecik atau pohon asem, kalau bisa yang ukurannya sudah mencapai 1 meter. Fungsi pohon adalah untuk mejaga suhu di dalam kandang selain pasir.
Diantara beberapa pohon yang pernah saya coba, pohon beringin hijau lebih kuat dari jenis lain yang saya sebut diatas.
Sarang bisa pakai sarang gantung, sarang tancap, atau sarang tempel.
Kelembaban
Perlu diingat bahwa burung Cucak Rawa hidup di hutan yang berawa-rawa, artinya butuh kelembaban. Cara kedua untuk mengatur kelembaban adalah dengan memberikan pasir pada alas kandangnya, terserah mau pakai pasir laut atau pasir yang biasa dipake buat bangunan. Tidak di perlukan penerangan lampu sebagai penghangat di malam hari. Karena aslinya di alam juga tidak seperti itu.
Tangkringan
Kalau bisa tangkringannya dari ranting pohon asem, kalau susah nyarinya pakai ranting pohon rambutan. Sebelum meletakkan tangkringan, anda harus masuk kandang dahulu, dan resapi jika anda jadi burung yang di tangkarkan, anda ingin nangkring dimana. Tanpa disadari, penempatan tangkringan memainkan andil juga dalam penangkaran.
Kolam
Kolam berfungsi sebagai bak mandi dan tempat minumnya. Sekalipun di kasih tempat minum, biasanya burung tetap minum di kolam tersebut.
7. Lain-lain
Ekstra Fooding
Kalau saya cukup di kasih jangkrik sebanyak-banyaknya, nggak perlu yang neko-neko. Ada bagusnya juga di berikan asinan (tulang sotong), tapi tidak setiap hari. Untuk memperkuat cangkang telurnya
Desinfektan
Saya menggunakan merek Rodalon, di semprotkan setiap 1-3 bulan sekali ke dalam kandang, tergantung keadaan burung di dalam kandang, usahakan jangan ketika mengeram.
Rasanya nggak sempurna kalau hanya sebatas lewat dunia maya, mungkin itulah kenapa menjaga tali silaturahmi itu penting, kunjungilah penangkar Cucak Rawa yang sudah berhasil, hormatilah mereka-mereka yang sudah berhasil dengan mengunjunginya mulai dari yang terdekat kalau memang jaraknya jauh, setiap penangkar punya kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri, tidak ada yang sempurna, apalagi jika anda membeli hasil tangkarannya, wah udah pasti di jawab dengan senang hati.
by fauzan_zhd
Membuat Kompos Jerami Sendiri
Kompos merupakan hasil penguraian parsial dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik.
Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.
Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, mengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.
Kompos mampu memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos.
Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit. Tanaman yang dipupuk menggunakan kompos cenderung lebih berkualitas dibanding tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misalnya hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, lebih enak dan yang pasti lebih sehat.
Hal yang paling melimpah untuk dijadikan kompos adalah jerami. Jerami yang dihasilkan dari satu areal pesawahan, rata-rata 1,4 dari jumlah hasil panennya. Bayangkan saja jika dari satu hektar lahan sawah menghasilkan 6 ton padi, berarti jeraminya ada 8,4 ton. Dan kalau dibuat kompos dengan hasil rata-rata 60%, maka kompos yang dapat dihasilkan sebanyak 5,04 ton.
Hasil analisa laboratorium terhadap kompos jerami yang dibuat dengan menggunakan bakteri pengurai berbeda-beda nilai haranya. Hal ini tergantung dari jenis mikroba yang digunakan, komposisi bahan, cara dan perlakuan saat pembuatannya. Namun demikian perbedaan tersebut tidak lah terlalu signifikan. Berikut adalah salah satu dari hasil analisanya:
- Rasio C/N............. 21
- C-Organik............. 35,11%
- Nitrogen (N).......... 1,86%
- Fosfor (P2O5)......... 0,21%
- Kalium (K2O)......... 5,35%
- Kalsium (Ca).......... 4,2%
- Magnesium (Mg)...... 0,5%
- Tembaga (Cu)........ 20 ppm
- Mangan (Mn).......... 684 ppm
- Zing (Zn).............. 144 ppm
Kalau mengacu pada nilai sesuai dengan hasil analisa di atas, maka dalam setiap ton kompos jerami memiliki kandungan hara setera dengan 41 kg urea, 6 kg SP36, dan 89 kg KCl atau sama dengan total NPK 136 kg. Dan untuk kompos yang dihasilkan dari satu hektar lahan (5,04 ton) setara dengan 206,64 kg urea, 30,24 kg SP36, dan 448,56 kg KCL. Tentunya jumlah ini cukup untuk dikembalikan lagi ke lahan sawah sebagai pupuk dan pastinya dapat menghemat biaya pembelian pupuk. Sungguh luar biasa, bukan!
Cara-cara membuat :
1. Siapkan larutkan dari B-Satu, gula dan air sesuai petunjuk pada label.
2. Tumpuk jerami, harus diinjak-injak sampai padat, setinggi 25 cm.
3. Beri kohe diatasnya kira-kira setebal 5 cm. Tahap ini sifatnya opsional, boleh dilakukan, boleh tidak. Kalau dilakukan tentunya akan lebih baik karena dapat memperkaya kandungan haranya.
4. Taburkan dedak padi halus, tidak perlu tebal cukup tertutup rata saja.
5. Siramkan larutan yang telah disiapkan ke seluruh permukaan bahan secara merata. Apabila larutan habis dan proses penyiraman belum selesai, larutan harus dibuat lagi.
6. Lakukan lagi tahap ke-2 sampai ke-5 di atasnya secara berlapis-lapis sampai mencapai ketinggian 1 meter (4 lapis).
7. Tutup seluruh bahan dengan pelastik yang gelap atau terpal. Usahakan sinar matahari dan air hujan tidak tembus (masuk).
8. Seminggu sekali penutup dibuka, kemudian bahan kompos dibalik (atas jadi dibawah). Setelah pembalikan selesai, bahan kompos harus ditutup kembali. Tahap ini dilakukan pada minggu ke-1 sampai ke-3.
9. Setelah 4 minggu, kompos sudah matang (jadi). Kompos boleh langsung disebarkan di sawah atau dikering anginkan dulu.
Kompos yang baik memiliki ciri-ciri:
1. Warna menjadi coklat kehitaman.
2. Terjadi perubahan bentuk fisik, menjadi remah.
3. Suhu tidak panas (sama dengan suhu tanah).
4. Tidak berbau. (sumber: www.tipspetani.blogspot.com)
Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.
Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, mengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.
Kompos mampu memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos.
Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit. Tanaman yang dipupuk menggunakan kompos cenderung lebih berkualitas dibanding tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misalnya hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, lebih enak dan yang pasti lebih sehat.
Hal yang paling melimpah untuk dijadikan kompos adalah jerami. Jerami yang dihasilkan dari satu areal pesawahan, rata-rata 1,4 dari jumlah hasil panennya. Bayangkan saja jika dari satu hektar lahan sawah menghasilkan 6 ton padi, berarti jeraminya ada 8,4 ton. Dan kalau dibuat kompos dengan hasil rata-rata 60%, maka kompos yang dapat dihasilkan sebanyak 5,04 ton.
Hasil analisa laboratorium terhadap kompos jerami yang dibuat dengan menggunakan bakteri pengurai berbeda-beda nilai haranya. Hal ini tergantung dari jenis mikroba yang digunakan, komposisi bahan, cara dan perlakuan saat pembuatannya. Namun demikian perbedaan tersebut tidak lah terlalu signifikan. Berikut adalah salah satu dari hasil analisanya:
- Rasio C/N............. 21
- C-Organik............. 35,11%
- Nitrogen (N).......... 1,86%
- Fosfor (P2O5)......... 0,21%
- Kalium (K2O)......... 5,35%
- Kalsium (Ca).......... 4,2%
- Magnesium (Mg)...... 0,5%
- Tembaga (Cu)........ 20 ppm
- Mangan (Mn).......... 684 ppm
- Zing (Zn).............. 144 ppm
Kalau mengacu pada nilai sesuai dengan hasil analisa di atas, maka dalam setiap ton kompos jerami memiliki kandungan hara setera dengan 41 kg urea, 6 kg SP36, dan 89 kg KCl atau sama dengan total NPK 136 kg. Dan untuk kompos yang dihasilkan dari satu hektar lahan (5,04 ton) setara dengan 206,64 kg urea, 30,24 kg SP36, dan 448,56 kg KCL. Tentunya jumlah ini cukup untuk dikembalikan lagi ke lahan sawah sebagai pupuk dan pastinya dapat menghemat biaya pembelian pupuk. Sungguh luar biasa, bukan!
Cara-cara membuat :
1. Siapkan larutkan dari B-Satu, gula dan air sesuai petunjuk pada label.
2. Tumpuk jerami, harus diinjak-injak sampai padat, setinggi 25 cm.
3. Beri kohe diatasnya kira-kira setebal 5 cm. Tahap ini sifatnya opsional, boleh dilakukan, boleh tidak. Kalau dilakukan tentunya akan lebih baik karena dapat memperkaya kandungan haranya.
4. Taburkan dedak padi halus, tidak perlu tebal cukup tertutup rata saja.
5. Siramkan larutan yang telah disiapkan ke seluruh permukaan bahan secara merata. Apabila larutan habis dan proses penyiraman belum selesai, larutan harus dibuat lagi.
6. Lakukan lagi tahap ke-2 sampai ke-5 di atasnya secara berlapis-lapis sampai mencapai ketinggian 1 meter (4 lapis).
7. Tutup seluruh bahan dengan pelastik yang gelap atau terpal. Usahakan sinar matahari dan air hujan tidak tembus (masuk).
8. Seminggu sekali penutup dibuka, kemudian bahan kompos dibalik (atas jadi dibawah). Setelah pembalikan selesai, bahan kompos harus ditutup kembali. Tahap ini dilakukan pada minggu ke-1 sampai ke-3.
9. Setelah 4 minggu, kompos sudah matang (jadi). Kompos boleh langsung disebarkan di sawah atau dikering anginkan dulu.
Kompos yang baik memiliki ciri-ciri:
1. Warna menjadi coklat kehitaman.
2. Terjadi perubahan bentuk fisik, menjadi remah.
3. Suhu tidak panas (sama dengan suhu tanah).
4. Tidak berbau. (sumber: www.tipspetani.blogspot.com)
Budidaya Kelengkeng
Kelengkeng, merupakan salah satu tanaman buah yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Selain karena rasanya, nilai ekonominya yang juga lumayan tinggi. Sehingga bisa diandalkan sebagai sumber penghasilan.
Pada umumnya kelengkeng termasuk tanaman buah yang mudah dibudidayakan. Tetapi, tempat terbaik untuk tumbuh kelengkeng adalah di dataran rendah dengan ketinggian antara 200-600 meter dari permukaan laut. Dengan syarat lahan tersebut yang bertipe iklim basah dan kering tidak lebih dari empat bulan.
Budidaya kelengkeng dapat dilakukan dengan cara cangkok atau okulasi. Karena perbanyakan dengan biji rentan gagal, salah-salah kelengkeng yang tumbuh berjenis jantan sehingga tidak akan berbuah.
Selain itu, perbanyakan dengan biji memiliki rentang waktu untuk produksi sangat lama, kurang lebih tujuh tahun. Sedang perbanyakan dengan cangkok atau okulasi pada usia empat tahun sudah menghasilkan buah.
Cara menanam kelengkeng kurang lebih sama dengan menanam mangga. Bibit ditanam pada lubang yang telah diberi pupuk kandang matang, takarannay kurang lebih 20 kilogram per lubang. Jarak antara lubang tanam satu dengan yang lain 10 meter x 10 meter.
Agar tumbuh baik, tanaman kelengkeng perlu dipupuk. Jenisnya terdiri dari urea, TSP, dan KCL, masing-masing antara 100-300 gram per tanaman. Pemupukan dilakukan sebanyak tiga kali dengan rentang waktu antara pemupukan pertama dan berikutnya selama 3 bulan.
Setelah panen, tanaman harus kembali dipupuk menggunakan campuran 300 gram urea, 800 gram TSP, dan 300 gram KCL per pohon. Pemupukan cukup dilakukan sekali saja.
Pemeliharaan
Agar terus berbuah, tanaman kelengkeng perlu dirawat secara rutin. Pemangkasan yang paling penting adalah memangkas cabang yang tidak produktif dan ranting-ranting yang menutup kanopi. Tujuannya agar sinar matahari dapat masuk merata ke seluruh bagian cabang.
Tumbuhan parasit (benalu) harus cepat dibuang. Tanaman lengkeng termasuk mudah tumbuh, tetapi sukar berbunga. Oleh karena itu, diperlukan stimulasi pembungaan dengan jalan mengikat kencang batang yang berada satu meter di atas permukaan tanah. Batang dililit melingkar sebanyak 2-3 kali dengan kawat baja. Tanaman mulai berbunga pada umur 4-6 tahun. Biasanya,tanaman ini berbunga pada bulan Juli-oktober. Buah matang lima bulan setelah bunga.
Pada umumnya kelengkeng termasuk tanaman buah yang mudah dibudidayakan. Tetapi, tempat terbaik untuk tumbuh kelengkeng adalah di dataran rendah dengan ketinggian antara 200-600 meter dari permukaan laut. Dengan syarat lahan tersebut yang bertipe iklim basah dan kering tidak lebih dari empat bulan.
Budidaya kelengkeng dapat dilakukan dengan cara cangkok atau okulasi. Karena perbanyakan dengan biji rentan gagal, salah-salah kelengkeng yang tumbuh berjenis jantan sehingga tidak akan berbuah.
Selain itu, perbanyakan dengan biji memiliki rentang waktu untuk produksi sangat lama, kurang lebih tujuh tahun. Sedang perbanyakan dengan cangkok atau okulasi pada usia empat tahun sudah menghasilkan buah.
Cara menanam kelengkeng kurang lebih sama dengan menanam mangga. Bibit ditanam pada lubang yang telah diberi pupuk kandang matang, takarannay kurang lebih 20 kilogram per lubang. Jarak antara lubang tanam satu dengan yang lain 10 meter x 10 meter.
Agar tumbuh baik, tanaman kelengkeng perlu dipupuk. Jenisnya terdiri dari urea, TSP, dan KCL, masing-masing antara 100-300 gram per tanaman. Pemupukan dilakukan sebanyak tiga kali dengan rentang waktu antara pemupukan pertama dan berikutnya selama 3 bulan.
Setelah panen, tanaman harus kembali dipupuk menggunakan campuran 300 gram urea, 800 gram TSP, dan 300 gram KCL per pohon. Pemupukan cukup dilakukan sekali saja.
Pemeliharaan
Agar terus berbuah, tanaman kelengkeng perlu dirawat secara rutin. Pemangkasan yang paling penting adalah memangkas cabang yang tidak produktif dan ranting-ranting yang menutup kanopi. Tujuannya agar sinar matahari dapat masuk merata ke seluruh bagian cabang.
Tumbuhan parasit (benalu) harus cepat dibuang. Tanaman lengkeng termasuk mudah tumbuh, tetapi sukar berbunga. Oleh karena itu, diperlukan stimulasi pembungaan dengan jalan mengikat kencang batang yang berada satu meter di atas permukaan tanah. Batang dililit melingkar sebanyak 2-3 kali dengan kawat baja. Tanaman mulai berbunga pada umur 4-6 tahun. Biasanya,tanaman ini berbunga pada bulan Juli-oktober. Buah matang lima bulan setelah bunga.
Wednesday, October 26, 2011
Pupuk Organik Cair Mengandung N, P dan K
Dalam pertumbuhannya tanaman memerlukan tiga unsur hara penting, yaitu nitrogen (N), fosfat (P), dan kalium (K). Peranan utama nitrogen (N) adalah untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, terutama pada fase vegetatif, khususnya batang, cabang, dan daun. Selain itu, nitrogen pun berperan penting dalam pembentukan hijau daun (klorofil) yang sangat berguna dalam proses fotosintesis. Fungsi lainnya ialah membentuk protein, lemak, dan berbagai persenyawaan organik lainnya.
Unsur fosfor (P) bertugas mengedarkan energi keseluruh bagian tanaman, berguna untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar, khususnya akar benih dan tanaman muda. Selain itu, fosfor juga berfungsi sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu, membantu asimilasi dan pernapasan, mempercepat pembungaan dan pembuahan, serta mempercepat pemasakan biji dan buah.
Sedangkan fungsi utama kalium (K) adalah membantu pembentukan protein, karbohidrat dan gula. Kalium pun berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga, dan buah tidak mudah gugur. Membantu pengankutan gula dari daun ke buah atau umbi. Yang tidak bisa dilupakan adalah kalium pun merupakan sumber kekuatan bagi tanaman dalam menghadapi kekeringan dan serangan penyakit.
Bahan-bahan alami yang mengandung unsur nitrogen diantaranya azolla, kacang-kacangan, jerami atau dedaunan yang berwarna hijau, serta urin dan kotoran hewan atau manusia. Sementara bahan alami yang mengandung unsur fosfor dan kalium antara lain ampas tebu, batang pisang, sabut kelapa, dan abu kayu. Berikut adalah cara pembuatan pupuk organik cair (POC) berdasarkan kandungan unsur haranya.
POC dengan unsur hara N
Nitrogen menjadi sangat penting bagi tanaman pada fase vegetatif. Kekurangan hara ini akan menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi lambat. Mula-mula daun menguning dan mengering, lalu rontok. Daun yg menguning diawali dari daun bagian bawah, lalu disusul daun bagian atas.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat POC berunsur hara N adalah daun salam 1 kg, babadotan 1 kg, air kelapa 1 liter, bintil akar kacang tanah 1 kg, EM TANI100 cc, dan gula pasir 10 sendok. Daun salam, babadotan, dan bintil akar kacang tanah ditumbuk sampai halus, lalu dimasukan ke dalam ember berisi air kelapa yang sudah dicampur EM TANI dan gula pasir. Selanjutnya ember ditutup rapat dan dibiarkan selama tiga minggu. Setelah itu cairan disaring dan siap untuk digunakan.
POC dengan unsur hara P
Gejala yang ditunjukan tanaman akibat kekurangan unsur fosfor adalah daun bawah berubah warna menjadi tua atau tampak mengkilap merah keunguan. Kemudian menjadi kuning keabuan dan rontok. Tepi daun, cabang, dan batang berwarna merah keunguan. Batang kerdil dan tidak menghasilkan bunga dan buah. Jika sudah terlanjur berbuah ukurannya kecil, jelek, dan lekas matang.
Bahan yang diperlukan untuk membuat POC berunsur hara P adalah batang pisang 1 kg, gula pasir 1 ons, dan air 1 liter. Untuk pembuatannya adalah sebagai brikut:
1. Larutkan gula dengan air dalam ember dan iris-iris batang pisang.
2. Masuka irisan tersebut pada plasitk yang sudah dilubangi sebelumnya atau dibungkus dengan kain kasa, lalu ikat jangan samapai irisan batang pisang berceceran.
3. Masukan plastik atau kain kasa yang berisi irisan batang pisang ke dalam ember yang berisi larutan gula.
4. Supaya tenggelam, platik atau kain kasa diberi pemberat.
5. Tutup ember rapat-rapat.
6. Setelah dua minggu irisan batang pisang dikeluarkan dari pembungkusnya, kemudian diremas-remas sampai airnya habis.
7. Setelah disaring, larutan siap digunakan.
POC dengan unsur hara K
Kalium sangat penting bagi tanaman khususnya pada fase generatif, terutama dalam pembentukan biji, supaya biji tersebut bernas (berisi). Ciri tanaman yang kekurangan kalium adalah daun mengkerut atau keriting, timbul bercak-bercak merah kecoklatan lalu kering dan mati. Perkembangan akar lambat. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, jelek, dan tidak tahan lama.
Bahan untuk pembuatan pupuk cair ini adalah sabut kelapa sekitar 5 kg dan air 100 liter. Sabut kelapa dicacah, lalu dimasukan kedalam drum. Setelah itu, drum diisi air dan ditutup rapat. Supaya sabut kelapa tidak berantakan, sebaiknya dimasukan kedalam wadah (seperti irisan batang pisang), diikat dan diberi pemberat agar tenggelam. Setelah dibiarkan selama dua minggu air akan berubah warna menjadi coklat kehitaman. Selanjutnya air disaring dan siap untuk digunakan.
Aplikasi pada tanaman padi
- Untuk merangsang pertumbuhan anakan semprotkan POC yang mengandung hara N dan P saat tanaman berumur 0-56 hari dengan interval seminggu sekali. Dosis yang digunakan untuk tangki yang berkapasitas 14 liter adalah 1 liter POC “N” ditambah 20 cc POC “P”.
- Untuk merangsang pembungaan dan pembentukan biji yang bernas (berisi), semprot tanaman saat berumur 63 hari sampai biji padi terlihat menguning dengan interval seminggu sekali. Dosis yang digunakan adalah 40 cc POC “P” dicampur dengan 1 tangki (14 liter) POC “K”.
Tuesday, October 25, 2011
Pemeliharaan Sawi
Pemeliharaan adalah hal yang penting. Sehingga akan sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan didapat. Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah penyiraman, penyiraman ini tergantung pada musim, bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita perlu melakukan pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita harus menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam.
Bila tidak terlalu panaspenyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari.
Tahap selanjutnya yaitu penjarangan, penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat.
Selanjutnya tahap yang dilakukan adalah penyulaman, penyulaman ialah tindakan penggantian tanaman ini dengan tanaman baru. Caranya sangat mudah yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti dengan tanaman yang baru.
Penyiangan biasanya dilakukan 2 � 4 kali selama masa pertanaman sawi, disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman. Apabila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan.
Pemupukan tambahan diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu dengan urea 50 kg/ha. Dapat juga dengan satu sendok the sekitar 25 gram dilarutkan dalam 25 liter air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. (bersambung)
Bila tidak terlalu panaspenyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari.
Tahap selanjutnya yaitu penjarangan, penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat.
Selanjutnya tahap yang dilakukan adalah penyulaman, penyulaman ialah tindakan penggantian tanaman ini dengan tanaman baru. Caranya sangat mudah yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti dengan tanaman yang baru.
Penyiangan biasanya dilakukan 2 � 4 kali selama masa pertanaman sawi, disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman. Apabila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan.
Pemupukan tambahan diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu dengan urea 50 kg/ha. Dapat juga dengan satu sendok the sekitar 25 gram dilarutkan dalam 25 liter air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. (bersambung)
Pemanfaatan Urin Sebagai Pupuk Cair
Tanaman memerlukan unsur nitrogen (N) lebih banyak pada fase pertumbuhan vegetatif. Banyak hal yang bisa kita manfaatkan untuk memperoleh hara ini. Salah satunya dari urin manusia. Urin atau air seni atau istilah yang lebih umum dipakai adalah air kencing, merupakan cairan sisa reaksi biokimiawi rumit yang terjadi di dalam tubuh.
Sebanyak 70% bahan makanan yang dikonsumsi manusia dikeluarkan dalam bentuk air seni. Dalam sehari, orang dewasa dapat mengeluarkan air kencing antara 1 sampai 1½ liter atau rata-rata 500 liter dalam setiap tahunnya. Hara terkandungannya cukup tinggi, yaitu 80% nitrogen (Larsen et al, 2001) dan sisanya fosfat serta potasium. Ketiga unsur tersebut termasuk unsur penting dalam pertumbuhan tanaman. Sudah barang tentu hal ini akan sangat bermanfaat sekali kalau dijadikan pupuk, tentunya setelah melalui proses fermentasi terlebih dahulu agar bau pesingnya terurai.
Di Indonesia penggunaan pupuk dari hasil fermentasi urin manusia ini belum begitu banyak dipergunakan. Disamping faktor pengusahaannya yang belum memadai, masalah tabu dan juga jiji, sering menjadi kendalanya. Berbeda dengan Cina, Zimbabwe, Meksiko, India, Uganda, Jerman dan Swedia, pupuk urin ini merupakan bagian dari program pemanfaatan limbah yang disebut Ecological Sanitation (Ecosan).
Pupuk urin memiliki banyak keunggulan, baik dari sisi lingkungan, ekonomi, maupun sosial. Dalam lingkungan, penggunaan pupuk ini memperbaiki penanganan kesehatan masyarakat. Penggunaan pupuk air seni juga mampu meningkatkan hasil panen sehingga taraf hidup masyarakat membaik. Dengan kata lain, air kencing dapat menurunkan angka kemiskinan.
Hasil Penelitian
Menurut Ian Caldwell dan Arno Rosemarin dari Stockholm Environment Institute, Swedia, penggunaan urin dan kotoran manusia sebagai pupuk adalah cara utama dalam menerapkan pertanian berkelanjutan. Lebih jauh lagi, hal tersebut dapat membantu tercapainya ketahanan pangan dan mendukung tersedianya nutrisi yang lebih baik.
Sementara MnKeni bersama teman-temannya dari Universitas Fort Hare, Afrika Selatan, dari hasil penelitiannya menunjukan, bahwa penggunaan urin sebagai sumber nitrogen sebanding dengan pupuk urea.
Salah satu masalah yang dikhawatirkan dari pemanfaatan pupuk jenis ini adalah rasa produk tanamannya. Logikanya, penggunaan air seni sebagai pupuk berkemungkinan mempengaruhi mutu hasil tanaman. Namun, permasalahan ini ditepis oleh penelitianSurendra K. Pradhan dan rekannya dari Universitas Kuopio, Finlandia.
Mereka membandingkan penggunaan air kencing manusia sebagai pupuk kubis dengan pupuk buatan industri. Hasilnya, kemampuan pupuk urin sama dengan pupuk buatan industri pada dosis 180 kg N per hektar.
Bahkan pertumbuhan, biomassa, dan kandungan klorida tanaman sedikit lebih tinggi jika menggunakan pupuk air seni. Serangga yang biasanya ikut mati akibat penggunaan pupuk industri juga berkurang dengan menggunakan pupuk alami ini.
Penelitian ilmuwan ini membuktikan bahwa air seni manusia dapat digunakan sebagai pupuk tanpa mengancam nilai kehigienisan tanaman yang berarti. Selain itu, rasa produk makanannya juga tak berkurang meski tanaman yang menjadi bahan bakunya diberi pupuk urin.
Tanda Kebesaran Alloh
Air kencing manusia, ternyata bukan sekedar cairan tak berguna. Sederet manfaat dimiliki oleh cairan tersebut. Inilah satu lagi bukti kebesaran Alloh. Sungguh, tiada yang sia-sia segala apa yang telah diciptakanNya tak terkecuali air seni.
Oleh karena itu, sudah sepatutnya manusia bersyukur atas apa yang Alloh berikan. Sejatinya, hanya Dialah yang mampu menjadikan barang hina seperti urin manusia, dapat berfungsi sebagai pupuk. Ini karena Alloh adalah satu-satunya Tuhan yang memiliki sifat Maha Pencipta dan Maha Mengetahui, sebagaimana firmanNya: ”Sesungguhnya Rabbmu, Dialah Yang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui”. (QS Al-Hijr, 15:86)
Sebagian isi artikel di atas dikutip dari:
www.hidayatullah.com, yang ditulis oleh Syaefudin.
Penulis adalah Asisten Dosen Metabolisme, Departemen Biokimia, FMIPA Institut Pertanian Bogor.
Pembuatan POC Urin Manusia Ala Kang Aji
1. Bahan terdiri dari urin 10 liter, air kelapa 10 liter, bakteri 1 liter dan gula pasir 1 kg. Jumlah tersebut boleh disesuaikan dengan kebutuhan, dengan syarat komposisi bahan mengikuti ketentuan yang ada.
2. Bakteri yang digunakan EM TANI atau Biostarter dari Air Liur.
3. Semua bahan diaduk, kemudian dimasukan kedalam molter.
4. Fermentasi selesai setelah 2 minggu.
POC yang berbahan urin manusia ini diberi nama Fermak alias Fermentasi Air Kencing.
Molter yang terbuat dari galon
http://bertanimandiri.blogspot.com
Monday, October 24, 2011
Manfaat Daun Pecut Kuda Untuk Burung-Burung Kesayangan Kita
Pada Kesempatan ini, untuk kesekian kalinya saya akan berbagi mengenai pengalaman yang saya dapat saat bereksperimen dengan burung-burung koleksi saya maupun milik teman-teman saya yang bermasalah ataupun sakit.
Adapun pengalaman saya yang berkaitan dengan daun pecut kuda adalah demikian: Sekian bulan yang lalu, salah satu koleksi saya yang saya boyong dari daerah dingin (Batu-Malang) ke Sidoarjo ini mempunyai problem mata berair. Anehnya, masalah ini kadang muncul dan kadang tidak.
Berbagai obat sudah saya coba, mulai dari sp***ra, a**i s**t, berbagai merk obat mata dan lain-lain, tapi tak kunjung juga menunjukkan tanda2 membaik ataupun sembuh.
Pada saat itu saya mencoba berpikir keras dan menelaah problem mata ini, sehingga timbul kesimpulan bahwa hal ini dimungkinkan karena faktor radang sehingga sangat sulit disembuhkan.
Pada saat berpikir keras tersebutlah muncul suatu ide yang berawal dari satu memmory pada saat saya kecil dulu. Didepan rumah kami di malang, orang tua saya mempunyai tanaman pecut kuda, yang sering digunakan untuk mengobati kami bilamana kami menderita sakit radang bahkan tak hanya itu, beberapa orang sering meminta daun tersebut untuk mengobati sakit amandel yang sudah akut, bahkan sudah divonis harus operasi.
Akhirnya, saya mencari daun pecut kuda ini bahkan mencarinya tak tanggung-tanggung, yakni sampai ke Prigen-Pasuruan.
Metode Pengolahannya sebagai berikut :
1. Ambil segenggam daun pecut kuda.
2. Rebus dengan 2 gelas air
3. Biarkan hingga mendidih
4. Didihkan hingga air tersebut tinggal setengahnya saja.
5. Tiriskan airnya hingga betul-betul dingin
Cara Pengobatan :
1. Ganti air minum burung kesayangan kita dengan air rebusan pecut kuda ini.
2. Tetesi pada mata burung yang sakit tersebut sebanyak 3 tetes tiap pagi dan sore hari.
Pada kasus yang saya jumpai di atas, "burung" koleksi saya tersebut sembuh total pada hari ke empat.
Pada eksperimen yang lain, saya menjumpai bahwa air rebusan pecut kuda ini dapat pula diaplikasikan kepada burung-burung yang pada awalnya rajin berkicau lalu menjadi kurang rajin berintensitas ngocehnya kicau (berkurang frekuensi berkicaunya) padahal burung tersebut tidak atau belum mau mabung maupun nyulam maupun pada kasus suara serak atau kurang jernih.
Hal tersebut diatas dimungkinkan karena terlalu rajinnya burung tersebut berkicau tanpa mengenal waktu, sehingga mereka menderita radang tenggorokan atau tenggorokannya sakit yang membuatnya jadi kurang kurang rajin berkicau kembali.
Untuk kasus kurang rajin berkicau ataupun serak ini, air rebusan tersebut cukup diminumkan selama satu minggu berturut-turut.
by ;Istono Yuwono Rheistmara
Membuat Kompos Jerami
Kompos merupakan hasil penguraian parsial dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik. Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, mengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.
Kompos mampu memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit. Tanaman yang dipupuk menggunakan kompos cenderung lebih berkualitas dibanding tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misalnya hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, lebih enak dan yang pasti lebih sehat.
Hal yang paling melimpah untuk dijadikan kompos adalah jerami. Jerami yang dihasilkan dari satu areal pesawahan, rata-rata 1,4 dari jumlah hasil panennya. Bayangkan saja jika dari satu hektar lahan sawah menghasilkan 6 ton padi, berarti jeraminya ada 8,4 ton. Dan kalau dibuat kompos dengan hasil rata-rata 60%, maka kompos yang dapat dihasilkan sebanyak 5,04 ton.
Hasil analisa laboratorium terhadap kompos jerami yang dibuat dengan menggunakan bakteri pengurai berbeda-beda nilai haranya. Hal ini tergantung dari jenis mikroba yang digunakan, komposisi bahan, cara dan perlakuan saat pembuatannya. Namun demikian perbedaan tersebut tidak lah terlalu signifikan. Berikut adalah salah satu dari hasil analisanya:
- Rasio C/N............. 21
- C-Organik............. 35,11%
- Nitrogen (N).......... 1,86%
- Fosfor (P2O5)......... 0,21%
- Kalium (K2O)......... 5,35%
- Kalsium (Ca).......... 4,2%
- Magnesium (Mg)...... 0,5%
- Tembaga (Cu)........ 20 ppm
- Mangan (Mn).......... 684 ppm
- Zing (Zn).............. 144 ppm
Kalau mengacu pada nilai sesuai dengan hasil analisa di atas, maka dalam setiap ton kompos jerami memiliki kandungan hara setera dengan 41 kg urea, 6 kg SP36, dan 89 kg KCl atau sama dengan total NPK 136 kg. Dan untuk kompos yang dihasilkan dari satu hektar lahan (5,04 ton) setara dengan 206,64 kg urea, 30,24 kg SP36, dan 448,56 kg KCL. Tentunya jumlah ini cukup untuk dikembalikan lagi ke lahan sawah sebagai pupuk dan pastinya dapat menghemat biaya pembelian pupuk. Sungguh luar biasa, bukan!
Cara-cara pembuatanya adalah sebagai berikut:
1. Siapkan larutkan dari B-Satu, gula dan air sesuai petunjuk pada label.
2. Tumpuk jerami, harus diinjak-injak sampai padat, setinggi 25 cm.
3. Beri kohe diatasnya kira-kira setebal 5 cm. Tahap ini sifatnya opsional, boleh dilakukan, boleh tidak. Kalau dilakukan tentunya akan lebih baik karena dapat memperkaya kandungan haranya.
4. Taburkan dedak padi halus, tidak perlu tebal cukup tertutup rata saja.
5. Siramkan larutan yang telah disiapkan ke seluruh permukaan bahan secara merata. Apabila larutan habis dan proses penyiraman belum selesai, larutan harus dibuat lagi.
6. Lakukan lagi tahap ke-2 sampai ke-5 di atasnya secara berlapis-lapis sampai mencapai ketinggian 1 meter (4 lapis).
7. Tutup seluruh bahan dengan pelastik yang gelap atau terpal. Usahakan sinar matahari dan air hujan tidak tembus (masuk).
8. Seminggu sekali penutup dibuka, kemudian bahan kompos dibalik (atas jadi dibawah). Setelah pembalikan selesai, bahan kompos harus ditutup kembali. Tahap ini dilakukan pada minggu ke-1 sampai ke-3.
9. Setelah 4 minggu, kompos sudah matang (jadi). Kompos boleh langsung disebarkan di sawah atau dikering anginkan dulu.
Kompos yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Warna menjadi coklat kehitaman.
2. Terjadi perubahan bentuk fisik, menjadi remah.
3. Suhu tidak panas (sama dengan suhu tanah).
4. Tidak berbau.
Kompos yang sudah matang (jadi)
Sunday, October 23, 2011
Pembibitan dan Penanaman Sawi
Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk penanaman. Karena lebih efisien dan benih akan lebih cepat beradaptasi terhadap lingkungannya.
Ukuran bedengan pembibitan yaitu lebar 80 � 120 cm dan panjangnya 1 � 3 meter. Curah hujan lebih dari 200 mm/bulan, tinggi bedengan 20 � 30 cm.
Dua minggu sebelum di tabur benih, bedengan pembibitan ditaburi dengan pupuk kandang lalu di tambah 20 gram urea, 10 gram TSP, dan 7,5 gram Kcl. Cara melakukan pembibitan sebagai berikut : benih ditabur, lalu ditutupi tanah setebal 1 � 2 cm, lalu disiram dengan sprayer, kemudian diamati 3 � 5 hari benih akan tumbuh setelah berumur 3 � 4 minggu sejak disemaikan tanaman dipindahkan ke bedengan.
Seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 10 ton/ha, TSP 100 kg/ha, Kcl 75 kg/ha. Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm. Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat lubang dengan ukuran 4 � 8 x 6 � 10 cm. (bersambung)
Ukuran bedengan pembibitan yaitu lebar 80 � 120 cm dan panjangnya 1 � 3 meter. Curah hujan lebih dari 200 mm/bulan, tinggi bedengan 20 � 30 cm.
Dua minggu sebelum di tabur benih, bedengan pembibitan ditaburi dengan pupuk kandang lalu di tambah 20 gram urea, 10 gram TSP, dan 7,5 gram Kcl. Cara melakukan pembibitan sebagai berikut : benih ditabur, lalu ditutupi tanah setebal 1 � 2 cm, lalu disiram dengan sprayer, kemudian diamati 3 � 5 hari benih akan tumbuh setelah berumur 3 � 4 minggu sejak disemaikan tanaman dipindahkan ke bedengan.
Seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 10 ton/ha, TSP 100 kg/ha, Kcl 75 kg/ha. Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm. Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat lubang dengan ukuran 4 � 8 x 6 � 10 cm. (bersambung)
Saturday, October 22, 2011
Mengenal : PESTISIDA NABATI
Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tumbuhan atau bagian tumbuhan seperti akar, daun, batang atau buah. Bahan-bahan ini diolah menjadi berbagai bentuk, antara lain bahan mentah berbentuk tepung, ekstrak atau resin yang merupakan hasil pengambilan cairan metabolit sekunder dari bagian tumbuhan atau bagian tumbuhan dibakar untuk diambil abunya dan digunakan sebagai pestisida.
Pestisida dari bahan nabati sebenarnya bukan hal yang baru tetapi sudah lama digunakan, bahkan sama tuanya dengan pertanian itu sendiri. Sejak pertanian masih dilakukan secara tradisional, petani di seluruh belahan dunia telah terbiasa memakai bahan yang tersedia di alam untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman. Pada tahun 40-an sebagian petani di Indonesia sudah menggunakan bahan nabati sebagai pestisida, diantaranya menggunakan daun sirsak untuk mengendalikan
hama belalang dan penggerek batang padi.
Sedangkan petani di India, menggunakan biji mimba sebagai insektisida untuk mengendalikan hama serangga. Namun setelah ditemukannya pestisida sintetik pada awal abad ke-20, pestisida dari bahan tumbuhan atau bahan alami lainnya tidak digunakan lagi.
Pada tahun 1960-an telah ditemukan beberapa insektisida dari bahan tumbuhan yang memiliki cara kerja spesifik, seperti azadirakhtin dan senyawa lain dari tanaman meliaceae yang menghambat aktivitas makan dan perkembangan hama serangga. Sediaan insektisida dari tumbuhan mimba juga telah diketahui efektif menekan populasi hama serangga dan relatif aman terhadap lebah dan beberapa musuh alami.
Pada umumnya pestisida berbahan nabati bersifat sebagai racun perut yang tidak membahayakan terhadap musuh alami atau serangga bukan sasaran, sehingga penggunaan pestisida berbahan nabati dapat dikombinasikan dengan musuh alami. Selain memiliki senyawa aktif utama dalam ekstrak tumbuhan juga terdapat senyawa lain yang kurang aktif, namun keberadaannya dapat meningkatkan aktivitas ekstrak secara keseluruhan (sinergi). Serangga tidak mudah menjadi resisten terhadap ekstrak tumbuhan dengan beberapa bahan aktif, karena kemampuan serangga untuk membentuk sistem pertahanan terhadap beberapa senyawa yang berbeda sekaligus lebih kecil daripada terhadap senyawa insektisida tunggal. Selain itu cara kerja senyawa dari bahan nabati berbeda dengan bahan sintetik sehingga kecil kemungkinannya
terjadi resistensi silang.
Pada umumnya pestisida sintetik dapat membunuh langsung organisme sasaran dengan cepat. Hal ini berbeda dengan pestisida nabati, sebagai contoh insektisida nabati yang umumnya tidak dapat mematikan langsung serangga, biasanya berfungsi seperti berikut:
1. Refelen, yaitu menolak kehadiran serangga terutama disebabkan baunya yang menyengat
2. Antifidan, menyebabkan serangga tidak menyukai tanaman, misalnya disebabkan rasa yang pahit
3. Mencegah serangga meletakkan telur dan menghentikan proses penetasan telur
4. Racun syaraf
5. Mengacaukan sistem hormon di dalam tubuh serangga
6. Attraktan, sebagai pemikat kehadiran serangga yang dapat digunakan sebagai perangkap
Source : M.Thamrin, S. Asikin, Mukhlis dan A.Budiman, POTENSI EKSTRAK FLORA LAHAN RAWA SEBAGAI PESTISIDA NABATI, Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa
Daftar Tumbuhan sebagai Bahan Pestisida Nabati | Pestisida Organik
Menurut Takahashi (1981), pada dasarnya bahan alami yang mengandung senyawa bioaktif dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu :
(a) bahan alami dengan kandungan senyawa antifitopatogenik (antibiotika pertanian),
(b) bahan alami dengan kandungan senyawa bersifat fitotoksik atau mengatur tumbuh tanaman (fitotoksin, hormon tanaman dan sejenisnya) dan
(c) bahan alami dengan kandungan senyawa bersifat aktif terhadap serangga (hormon serangga, feromon, antifidan, repelen, atraktan dan insektisidal).
Serangkaian kegiatan penelitian oleh Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa bertujuan untuk mendapatkan bahan pestisida yang berasal dari tumbuhan yang langkah awalnya adalah melakukan eksplorasi terhadap beberapa jenis tumbuhan di daerah rawa Kalimatan Selatan dan Tengah. Tumbuhan yang dikoleksi dicirikan seperti berikut :
(a) mempunyai bau yang menyengat
(b) tidak rusak akibat serangan hama dan penyakit,
(c) digunakan sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan penyakit atau bersifat membahayakan bagi kesehatan manusia atau hewan dan juga
(d) telah digunakan oleh masyarakat untuk mengendalikan hama dan penyakit.
Koleksi tumbuhan yang mengandung bahan bioaktif (refelen, atrraktan atau berdaya racun) telah dilakukan di Kalimantan Selatan dan Tengah. Hasil koleksi terdiri dari golongan rumput, teki dan berdaun lebar serta tanaman tahunan. Sebagian nama-nama tumbuhan yang dikoleksi belum diketahui bahasa umumnya (Bahasa Indonesia), sehingga masih menggunakan bahasa daerah setempat, terutama bahasa banjar dan dayak.
Tumbuhan yang dikoleksi pada umumnya berhasiat sebagai obat, namun ada juga yang dapat meracun terutama pada kulit dan sebagian lagi mempunyai bau yang menyengat. Dari hasil eksplorasi tersebut ditemukan 122 jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai bahan pestisida (Tabel 1).
Tabel 1. Jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai pestisida nabati/ pestisida organik di Kalimantan Selatan dan Tengah (sumber :Asikin et al. (2002) dalam M.Thamrin, S. Asikin, Mukhlis dan A.Budiman, POTENSI EKSTRAK FLORA LAHAN RAWA SEBAGAI PESTISIDA NABATI, Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa)
(a) bahan alami dengan kandungan senyawa antifitopatogenik (antibiotika pertanian),
(b) bahan alami dengan kandungan senyawa bersifat fitotoksik atau mengatur tumbuh tanaman (fitotoksin, hormon tanaman dan sejenisnya) dan
(c) bahan alami dengan kandungan senyawa bersifat aktif terhadap serangga (hormon serangga, feromon, antifidan, repelen, atraktan dan insektisidal).
Serangkaian kegiatan penelitian oleh Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa bertujuan untuk mendapatkan bahan pestisida yang berasal dari tumbuhan yang langkah awalnya adalah melakukan eksplorasi terhadap beberapa jenis tumbuhan di daerah rawa Kalimatan Selatan dan Tengah. Tumbuhan yang dikoleksi dicirikan seperti berikut :
(a) mempunyai bau yang menyengat
(b) tidak rusak akibat serangan hama dan penyakit,
(c) digunakan sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan penyakit atau bersifat membahayakan bagi kesehatan manusia atau hewan dan juga
(d) telah digunakan oleh masyarakat untuk mengendalikan hama dan penyakit.
Koleksi tumbuhan yang mengandung bahan bioaktif (refelen, atrraktan atau berdaya racun) telah dilakukan di Kalimantan Selatan dan Tengah. Hasil koleksi terdiri dari golongan rumput, teki dan berdaun lebar serta tanaman tahunan. Sebagian nama-nama tumbuhan yang dikoleksi belum diketahui bahasa umumnya (Bahasa Indonesia), sehingga masih menggunakan bahasa daerah setempat, terutama bahasa banjar dan dayak.
Tumbuhan yang dikoleksi pada umumnya berhasiat sebagai obat, namun ada juga yang dapat meracun terutama pada kulit dan sebagian lagi mempunyai bau yang menyengat. Dari hasil eksplorasi tersebut ditemukan 122 jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai bahan pestisida (Tabel 1).
Tabel 1. Jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai pestisida nabati/ pestisida organik di Kalimantan Selatan dan Tengah (sumber :Asikin et al. (2002) dalam M.Thamrin, S. Asikin, Mukhlis dan A.Budiman, POTENSI EKSTRAK FLORA LAHAN RAWA SEBAGAI PESTISIDA NABATI, Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa)
No | Jenis tumbuhan | Bagian Tumbuhan | Keterangan/kegunaan |
01 | Pati ulat | Daun | Pengawet ikan |
02 | Kalang kala | Daun, biji | Obat kulit |
03 | Karatau | Daun | Obat disentri |
04 | Risi | Daun, bunga | Rasa gatal pada kulit |
05 | Timbarau | Daun | Obat kejang-kejang |
06 | Kayu mahar | Daun | Tidak terserang hama |
07 | Hambin | buah Seluruh bagian | Obat ginjal |
08 | Jalukap | Daun | Obat kulit |
09 | Sulur daging | Daun | Obat luka |
10 | Gagali | Daun, umbi | Obat sakit perut |
11 | Cambai karuk | Daun | Obat sakit perut |
12 | Raja binalu | Seluruh bagian | Obat hipertensi |
13 | Dadap | Daun | Obat infeksi |
14 | Tabat Barito | Daun | Bahan jamu (kebugaran) |
15 | Bangkal | Daun | Bahan kosmetik (bedak) |
16 | Sapang | Kulit batang | Obat hipertensi |
17 | Mamali habang | Daun | Obat penenang |
18 | Mamali putih | Daun | Obat penenang |
19 | Jambu hutan | Daun, akar | Obat ginjal |
20 | Sungkai | Daun | Bahan pengawet |
21 | Balangkasua putih | Daun | Bahan kosmetik (perbersih kulit) |
22 | Balangkasua habang | Daun | Bahan kosmetik (perbersih kulit) |
23 | Kayu sapat | Daun | Obat sakit perut |
24 | Jalatang tulang | Daun | Berakibat gatal pada kulit |
25 | Kakantutan | Daun | Obat sakit perut |
26 | Tampurikak | Buah | Penyubur rambut |
27 | Tatasbihan habang | Daun | Bau menyengat |
28 | Sintuk | Daun | Kebugaran tubuh |
29 | Sambung nyawa | Daun | Obat penyakit dalam |
30 | Tatunjuk langit | Daun | Obat hipertensi |
31 | Sulitulang | Seluruh bagian | Obat sakit perut |
32 | Putat | Daun | Obat kulit (gatal) |
33 | Kujajing biji | Daun, buah | Obat kanker |
34 | Rengas | Daun | Berakibat gatal pada kulit |
35 | Simpur | Daun | Obat mata |
36 | Bawang nyaring | Daun | Obat perut |
37 | Sawangkak | Daun | Obat kanker |
38 | Bakung rawa | Daun, umbi | Obat tidur |
39 | Lakum | Daun | Obat kulit (gatal) |
40 | Jajangkit | Daun, batang | Obat kulit (gatal) |
41 | Patah kajang | Daun | Obat nyamuk |
42 | Kujajing laki | Daun, buah | Obat kanker |
43 | Pinang habang | Akar | Obat ginjal |
44 | Papulut | Daun | Obat batuk |
45 | Rumbia habang | Daun | Obat sakit perut |
46 | Kambat | Daun | Bau menyengat |
47 | Kayu rahwana | Seluruh bagian | Bahan jamu (kebugaran) |
48 | Cawat hanoman | Akar | Bahan jamu (kebugaran) |
49 | Kayu rawali | Kulit batang | Bau wangi |
50 | Daun kancing | Daun | Obat sakit gigi |
51 | Andarasung | Daun | Penyubur rambut |
52 | Keladi rawa D | aun, umbi | Berakibat gatal pada kulit |
53 | Bakung hias | Daun, umbi | Bau menyengat |
54 | Binjai | Kulit batang | Berakibat gatal pada kulit |
55 | Kasumbawati | Daun | Obat hipertensi |
56 | Akar kuning | Akar | Obat hipatetis |
57 | Dadangkak | Daun | Berakibat gatal pada kulit |
58 | Kakamalan | Daun | Bau menyengat |
59 | Tatintahan | Akar | Obat sakit pinggang |
60 | Kayu halaban | Akar | Obat ginjal |
61 | Kayu ilatung | Daun, kulit batang | Bau menyengat |
62 | Mundar | Daun, kulit batang | Berakibat iritasi pada kulit |
63 | Pohon mercon | Daun, bunga | Pengusir nyamuk |
64 | Kemuning | Daun, bunga | Bau wangi |
65 | Bangkinang | Daun, akar, buah | Rasa sepat |
66 | Kuranji | Daun, akar, buah | Rasa sangat kecut |
67 | Sangkuang | Semua bagian | Rasa sangat kecut |
68 | Bambu kuning | Rebung | Obat kanker |
69 | Hambawang | Getah | Berakibat iritasi pada kulit |
70 | Kambang tatawa | Bonggol | Obat kanker payudara |
71 | Bagang | Umbi | Berakibat gatal pada kulit |
72 | Panggang | Daun | Tidak diserang hama |
73 | Ciplokan | Buah dan daun | Obat hipertensi |
74 | Simakau | Daun Bahan | kosmetik (bedak) |
75 | Mata-mata | Buah | Kebugaran wanita |
76 | Pinang sindawar | Akar | Obat ginjal |
77 | Usar | Akar dan daun | Bahan pewangi |
78 | Timbaran | Kulit | Bahan pewarna |
79 | Tawar | Daun | Pengusir Wereng hijau |
80 | Gulinggang | Daun | Obat kulit |
81 | Kacang parang | Biji | Digunakan sebagai Insektisida |
82 | Kembang pukul 4 | Daun | Digunakan sebagai Insektisida |
83 | Jalatang nyiru | Daun | Berakibat gatal pada kulit |
84 | Kalalayu | Daun | Tidak terserang hama |
85 | Kapayang | Seluruh tanaman | Digunakan sebagai Insektisida |
86 | Jingah | Daun | Berakibat gatal pada kulit |
87 | Galam | Daun | Bau menyengat |
88 | Lukut | Daun | Tidak terserang hama |
89 | Lua | Daun | Tidak terserang hama |
90 | Kuringkit | Daun | Bahan kosmetik (bedak) |
91 | Kumandrah | Daun/Buah | Obat sakit perut |
92 | Maya | Seluruh tanaman | Berakibat gatal pada kulit |
93 | Sapang | Kulit dan daun | Obat hipertensi |
94 | Rumput minjangan | Daun | Obat luka |
95 | Gambir | Kulit/daun | Pengusir nyamuk |
96 | Sirsak | Daun | Digunakan sebagai Insektisida |
97 | Maritam | Kulit | Digunakan sbg Rodentisida |
98 | Pepaya hutan | Daun | Digunakan sbg Insektisida |
99 | Suli bulan | Daun | Obat penyakit dalam |
100 | Kacubung | Daun | Obat penyakit dalam |
101 | Sarigading | Daun | Bahan jamu (kebugaran) |
102 | Karamunting jawa | Daun | Obat kulit |
103 | Purun tikus | Seluruh bagian | Attraktan bagi penggerek batang |
104 | Prupuk | Seluruh bagian | Attraktan bagi penggerek batang |
105 | Bundung | Seluruh bagian | Attraktan bagi penggerek batang |
106 | Jambu biji | Daun | Obat diare |
107 | Lengkuas | Rimpang | Bahan jamu |
108 | Lada | Daun | Bahan rempah |
109 | Kalanpan | Buah | Tidak terserang hama |
110 | Bawang nyaring kuning | Daun | Obat penyakit dalam |
111 | Kalabuau | Daun | Berakibat iritasi kulit |
112 | Gadung | Umbi | Digunakan sbg Insektisida |
113 | Tuba | Akar | Digunakan sbg Insektisida |
114 | Kacang parang habang | Buah | Digunakan sbg Insektisida |
115 | Kapuk | Batang | Digunakan sbg Rodentisida |
116 | Kelapa | Air | Digunakan sbg Insektisida |
117 | Jeruk Bali | Kulit | Digunakan sbg Insektisida |
118 | Langgundi | Daun | Pengusir nyamuk |
119 | Jengkol | Daun | Digunakan sbg rodentisida |
120 | Kedondong | Daun | Tidak diserang hama |
121 | Sungkai | Daun | Bahan permentasi |
122 | Mengkudu | Daun | Obat hipertensi |
http://okemms.blogspot.com
Subscribe to:
Posts (Atom)