“Ikan Hias Indonesia apabila di tangani secara serius akan mampu berbicara banyak di pasar Internasional dan akan mendorong Indonesia menjadi eksportir terbesar di dunia mengungguli Singapura”, demikian yang dikatakan Direktur Produksi, Ir. Iskandar Ismanadji, pada acara coffee morning, yang diselenggarakan pada 20 Mei 2011 lalu di Gedung Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.
Hadir dalam pertemuan tersebut antara lain, Ketua Dewan Ikan Hias Indonesia (DIHI), Prof. Dr. Sukoso; Ketua Komisi Ikan Hias Indonesia (KIHI), Sugiarto Budiono; serta pemain-pemain dan stakeholder ikan hias yang tinggal di Jakarta.
Seluruh peserta yang hadir pada acara tersebut, baik dari pihak DIHI maupun KIHI merasa optimis dan berharap Indonesia mampu bangkit dan menjadi produsen terbesar ikan hias di dunia pada tahun 2015 sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Dalam siaran pers yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) kepada wartawan disebutkan bahwa potensi ekspor ikan hias Indonesia diperkirakan sudah mencapai US $ 60 juta sampai dengan US $ 65 juta. Angka potensi ini akan menandingi Singapura sebagai eksportir terbesar di dunia. Pada tahun 2009 Indonesia baru menguasai 3,12 % dari perdagangan ikan Hias dunia. Hal ini masih tertinggal dari Singapura yang sudah mencapai 16,08%.
Spesies Ikan Hias Air Tawar di Indonesia diperkirakan berjumlah 400 spesies dari total 1.100 spesies di dunia, sedangkan ikan Hias Air Laut diperkirakan berjumlah 650 spesies. Di samping itu, sekitar 18 % dari seluruh terumbu karang di dunia berada di wilayah Indonesia. Wilayah sebaran produksi ikan hias Indonesia meliputi 18 propinsi, yaitu Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jambi, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua dan Papua Barat. Pangsa Pasar Ekspor Ikan Hias utamanya adalah Negara Singapura, Cina, Hongkong, Malaysia, Jepang, Korea Selatan, USA dan Eropa.
Air Laut
Edward Danakusumah, salah seorang anggota DIHI mengungkapkan, pemerintah agar sudah mulai mempersiapkan pengembangan budidaya ikan hias air laut. Menurutnya, sekarang permintaan ikan hias hias air laut mulai bertambah banyak, diperkirakan sepuluh tahun mendatang permintaan spesies ikan hias air laut akan semakin meningkat sehingga ikan hias air laut menjadi bisnis yang sangat menguntungkan, “oleh karena itu, kalau ini tidak diantisipasi dari sekarang, bukan tidak mungkin spesies ikan hias air laut akan direbut negara tetangga” kata Edward.
Langkah-langkah yang harus perhatikan oleh pemerintah, menurut Edward, adalah dengan cara memikirkandan mengikuti event-event ikan hias, baik yang diselenggarakan di dalam maupun di luar negeri. “Pemerintah harus berperan aktif dalam segala event-event ikan hias. Ini dimaksudkan untuk promosi” tandas Edward.
Kendala
Di Indonesia, menurut siaran pers tersebut, seperti di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara yang sudah berhasil mengembangkan serta memasarkan komoditas ikan hias yang memiliki harga cukup baik seperti diantaranya jenis : arowana, discus, cupang, koi, louhan, guppy, koki, dan jenis ikan hias air tawar lainnya. Sementara jenis ikan hias laut seperti : clown fish, damsel, chromis, marine angel, scorpion, butterfly, scooter blenny, wrasse, trigger fish, beaked coral fish, sea horse, cardinal, beberapa diantaranya berhasil dibudidayakan.
Namun, kebijakan pengembangan industri ikan hias juga masih terkendala dengan kebijakan management authority CITES yang berada di Kementerian Kehutanan ada (beberapa jenis ikan hias masih masuk dalamAppendix CITES yang kewenangannya masih di Kementerian Kehutanan”, tambah Direktur Produksi.
Sunday, June 19, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment