Jakarta �Wakil Menteri Pertanian, Dr. Rusman Heriawan menyatakan bahwa pasokan dan harga bahan-bahan pokok di bulan Puasa dan menjelang Lebaran tahun ini aman. "Sampai Lebaran nanti semua aman," katanya dalam konferensi pers seusai rapat pleno stabilisasi harga menjelang lebaran di Kementerian Pertanian, Jakarta pada Selasa (24/7/2012)
Wamentan juga mengatakan bahwa sejauh ini pasokan untuk beras dari Bulog tidak ada masalah. Hal itu ditandai dengan masih kuatnya pasokan beras di Pasar Induk Beras Cipinang yang mencapai dua ribu ton per hari. Sementara itu, untuk daging ayam dan telur, Wamentan menilai bahwa tanda-tanda kelangkaan daging ayam masih belum terasa, ditambah lagi dengan harga yang masih stabil.
Adapun untuk daging sapi, meskipun diakui sempat terjadi kenaikan yang signifikan pada awal Ramadhan tapi pemerintah yakin stok masih mencukupi. �Memang sempat terjadi kenaikan yang luar biasa pada awal puasa, namun minggu ini sudah stabil,� kata Wamentan.
Untuk pasokan daging sapi konsumsi bulan ini, Wamentan mengatakan bahwa Indonesia masih surplus sekitar 20 ribu ton. Sedangkan untuk daging industri, Kementerian Pertanian telah menyetujui penambahan impor daging sapi untuk industri sebesar 7 ribu ton.
Selain beras dan daging, pemerintah juga menjamin pasokan dua jenis sayuran yang kerap dicari masyarakat sebagai bumbu masakan yaitu cabai merah dan bawang merah yang akan aman hingga Lebaran nanti.
Lebih lanjut dikatakan Wamentan bahwa terjaminnya pasokan bahan pokok menjelang Lebaran tidak lepas dari dekatnya waktu Lebaran dengan panen raya sehingga saat permintaan melonjak, pasokan juga sedang banyak-banyaknya. "Biasanya bila sedang panen untuk satu komoditas tertentu, tidak akan pengaruhi harga cukup banyak," ujarnya.
Kenaikan Harga Masih Wajar
Terkait dengan kenaikan harga bahan pokok menjelang lebaran saat ini, Wamentan menjelaskan bahwa hal tersebut masih dalam batas kewajaran. �Pemerintah masih bisa memberi toleransi kenaikan harga bahan pokok hingga 10 persen,� katanya.
Menurut Wamentan, harga memang menjadi tren tahunan di masyarakat Indonesia. Bahkan, masyarakat juga semakin memiliki kesadaran jika kenaikan selama bulan puasa adalah hal yang biasa. �Kenaikan ini memang dipengaruhi oleh faktor psikologis masyarakat, pedagang, dan pemerintah. Kalau kenaikannya masih 10 persen, masyarakat masih menganggap hal ini sebagai sesuatu yang wajar," ujarnya
Hingga saat ini, pemerintah cukup yakin jika masyarakat Indonesia akan rela untuk membeli bahan kebutuhan pokok meski mengalami kenaikan asalkan kenaikan yang terjadi tidak bersifat liar. Menurut Wamentan, Kerelaan untuk membeli tersebut muncul seiring pemasukan tambahan yang biasanya diperoleh masyarakat menjelang lebaran seperti Tunjangan Hari Raya (THR).
�Meskipun memberikan batas toleransi kenaikan harga, namun pemerintah akan tetap berkoordinasi dengan para pengusaha dan pedagang untuk tetap menjaga harga-harga bahan pokok tetap terkendali untuk itu kami akan tetap melakukan operasi pasar untuk menjaga harga tetap stabil," jelas Wamentan.
Sumber: Biro Umum dan Humas
Sumber: Biro Umum dan Humas
No comments:
Post a Comment