Berbisnis Dari Budidaya Cengkeh yang Menguntungkan
Masih ingat pelajaran waktu kita berlajar di sekolah dulu? Mengapa para penjajah dari Benua Eropa dulu menjajah kita secara besar-besaran? Apalagi kalau bukan karena ke-eksotisan rempah-rempah sebagai hasil bumi kita. Salah satunya adalah rempah yang bernama cengkeh. Dulu rempah-rempah jika dijual ke Eropa harganya bisa selangit, hampir menyaingi harga emas. Karena seperti yang kita tahu, rempah-rempah merupakan bahan-bahan penyedap rasa pada masakan serta bahan baku herbal yang tidak mungkin ditemui di daerah sub tropis seperti Eropa.
Cengkeh dulu merupakan komoditas ekspor yang menguntungkan. Namun sekarang tidak lagi, karena cengkeh beralih menjadi komoditas impor. Hal ini disebabkan karena pesatnya perkembangan industri rokok kretek. Industri rokok kretek sendiri, berkembang sejak akhir abad ke-19. Tingginya kebutuhan devisa untuk memenuhi kebutuhan mengakibatkan ditetapkannya program swasembada cengkeh pada tahun 1970, antara lain melalui perluasan areal.
Karena diterlantarkan petani, areal cengkeh berkurang drastis. Pada tahun 2000 luas areal cengkeh tinggal 428 000 ha dan tahun 2003 tinggal 228 000 ha. Perkiraan untuk 2005 areal tanaman menghasilkan (TM) tinggal 213.182 ha. Produksi juga turun sejak tahun 2000, sehingga diperkirakan tanpa upaya penyelamatan, tahun 2009 produksi cengkeh Indonesia hanya akan mampu menyediakan sekitar 50 % dari kebutuhan pabrik rokok kretek yang rata-rata empat tahun terakhir mencapai 92.133 ton.Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu dilakukan program intensifikasi, rehabilitasi dan peremajaan tanaman cengkeh secara terukur.
Pada dasarnya agribisnis cengkeh sangat menguntungkan. Apalagi dengan adanya peluang pengembangan industri hilir untuk keperluan makanan, farmasi dan pestisida nabati, termasuk ekspor. Pihak swasta diharapkan dapat ikut berinvestasi dalam agribisnis cengkeh yang meliputi agribisnis hulu dalam penangkaran benih, sektor “on farm” pendirian perkebunan besar (PBS) dalam rangka peremajaan (replanting) serta agribisnis hilir di bidang industri penyulingan minyak, industri makanan dan farmasi serta pengolahan pestisida nabati cengkeh. Kegiatan “on farm” dalam bentuk pendirian perkebunan besar cengkeh dalam rangka peremajaan mengganti tanaman tua mampu memberikan B/C sebesar 1.54 dengan IRR 21.20%. Sedangkan untuk usaha industri penyulingan minyak pada tingkat bunga modal 18 % mampu memberikan B/C 1.26 dengan IRR 23 %.
Harga cengkeh dipasaran saat ini bisa diatas Rp. 100ribu/kg, bahkan bisa mencapa Rp. 200ribu. Sebenarnya hal yang selalu dialami oleh para petani cengkeh adalah penimbunan yang dilakukan oleh para pedagang. Seperti biasanya, pedagang selalu mempunyai stok cengkeh di gudang dan baru akan menjual stok terebut ketika harga cengkeh sedang naik. Petani yang kebetulan masih punyak stok, meski jumlahnya tidak banyak kalau dijual dengan harga yang berlaku sekarang hasilnya tentu cukup lumayan juga. Yang apes adalah petani yang tidak punya stok sama sekali.
Budidaya cengkeh akan meraup keuntungan yang besar jika kita dapat berhati-hati dalam pelaksanaanya, serta jeli melihat kondisi pasar dan peluang yang ada. Untuk memulai usaha budidaya cengkeh ini hal pertama yang perlu anda lakukan adalah pemilihan bibit cengkeh yang ungul serta berkualitas. Untuk membantu anda, CV MITRA BIBIT menyediakan Benih dan Bibit Cengkeh berkualitas dengan harga bersaing. Untuk informasi lebih lanjut mengenai bibit dan pemesanan dapat menghubungi kontak yang tersedia.
Jika Berminat untuk bertanam cengkeh dapat memesan bibitnya disini
No comments:
Post a Comment