Membeli burung kicauan sejenis punglor kembang / Anis kembang tentunya tidak hanya sekadar memenuhi kegemaran atau sekadar ikut-ikutan saja. Untuk itu, perlu ketelitian dan kejelian pada saat membelinya. Beberapa kriteria bisa dipergunakan agar bisa mendapat punglor kembang yang bagus, bahkan unggulan.
Apa pun tujuan pemeliharaannya sekedar hobi klangenan atau juga untuk dilombakan, Anis kembang yang dimiliki seyogianya yang berkualitas dan mampu memberi kebanggaan tersendiri.
Bagi penggemar burung, harga memang tidak menjadi masalah. Akan tetapi, mengingat harga punglor kembang bukan termasuk murah, maka sebaiknya pemilihan dilakukan dengan berhati-hati. Lebih-lebih dengan terjadinya penipuan dalam jual beli burung. Ada beberapa pertimbangan yang dapat digunakan bila akan membeli Anis kembang.
Sebagai penggemar burung, setiap orang biasanya mempunyai tempat atau toko-toko burung tertentu sebagai langganan. Dari pengalaman selama menjadi pelanggan umumnya ia sudah bisa mengenal benar karakter si penjual burung. Apakah keterangannya tentang burung yang dijual bisa dipercaya atau tidak.
Dari penjual burung yang jujur itulah bisa diperoleh dengan tepat asal-usul maupun sifat burung yang dijual. Asal-usul burung merupakan salah satu kriteria yang perlu diperhatikan saat membeli punglor kembang.
Asal-usul
Sejarah anis kembang yang akan dibeli ada baiknya diketahui. Dari mana penjual memperoleh burung tersebut. Dari pemburu atau pencari burung di hutankah, dari para penggemar burung lainnya, atau dari hasil tangkapan sendiri.
Apabila diperoleh dari pemburu burung atau hasil tangkapan penjual, pembeli bisa mengetahui dari hutan mana anis kembang berasal. Ada daerah-daerah tertentu yang memang dipercaya menghasilkan burung anis berkualitas. Contohnya saja daerah pegunungan di kaki Gunung Wilis. Burung anis yang berasal dari daerah tersebut rata-rata dikenal bermental bagus dan memiliki daya tahan yang tinggi terhadap terjadinya perubahan cuaca serta lingkungan sekitarnya. Burung anis dianggap mampu beradaptasi dengan cepat sehingga tidak mudah stres. Anis kembang yang demikian pada umumnya akan lebih gampang dipelihara, juga dilatih untuk menjadi burung unggul di kelak kemudian hari.
Kalau Anis kembang yang dibeli berasal dari penggemar lainnya, paling tidak kita bisa menanyakan kebiasaan dan keistimewaan dari burung anis kembang yang dibeli. Baik melalui penjualnya atau bahkan langsung kepada pemilik sebelumnya. Hal ini untuk menghindari kesalahan perlakuan saat memeliharanya. Dengan demi kian, risiko burung mengalami stres bisa terhindarkan.
Jenis kelamin
Sebagai penggemar burung kicauan, umumnya Anis kembang yang dipelihara adalah burung yang berjenis kelamin jantan. Lebih-lebih apabila dipelihara dengan tujuan untuk dilombakan. Dibanding yang betina, anis kembang jantan lebih memiliki kicauan yang bervariasi. Di samping itu, juga bervolume lebih keras dan lantang. Menentukan jenis kelamin anis kembang harus jeli benar. Gampang-gampang susah. Berdasarkan pengalaman para penjual dan pemerhati burung, ada beberapa patokan yang bisa dipegang.
Pertama, perhatikan matanya. Bila mata tampak menonjol, berarti burung jantan. Sebaliknya bila datar, tentulah berkelamin betina. Patokan tersebut bisa digunakan pada saat kita memilih burung yang masih piyik, trotolan, maupun bakalan.
Patokan kedua yang berlaku untuk pemilihan anis kembang bakalan adalah dengan mengamati bulu-bulu di bagian pantat. Bulu-bulu di bagian pantat anis kembang betina umumnya polos sewarna, yaitu putih. Pada anis kembang jantan ada beberapa baris bulu berwarna hitam yang berlekuk-lekuk menyerupai pola gambar awan. Pada burung yang masih piyik dan trotolan memang belum jelas terlihat, tetapi pada burung-burung bakalan pola tersebut sudah bisa dilihat.
Mendengar suara anis kembang dengan seksama adalah patokan ketiga. Apabila kicauan bakalan terdengar lebih keras dan nyaring, menandakan jantan. Begitu pun dengan suara piyik. Piyik jantan biasanya ngriwik lebih keras dibanding piyik betina.
Hal lain yang bisa dilakukan untuk melihat apakah seekor anis kembang jantan atau betina adalah dengan cara saling mendekatkan dua buah sangkar burung berisi burung anis kembang. Anggaplah kita belum tahu mana jantan mana betina. Kalau kedua burung tersebut saling mendekat dan bersikap menantang seakan hendak berta rung, berarti keduanya jantan. Sebaliknya bila keduanya bersikap biasa alias acuh, mereka semua berkelamin betina. Namun, apabila kedua punglor bersikap berbeda, pertanda keduanya memiliki jenis kelamin yang berbeda. Punglor jantan akan sibuk mendekat sambil bergerak-gerak gelisah seakan hendak mengejar atau memburu, bahkan terkadang hingga menabrak sangkar. Sementara yang betina akan mengepak-ngepakkan sayapnya (ngeper) dengan paruh dibuka dan ditutup (sifat bercumbu).
Penampilan fisik
Perhitungan para penggemar saat membeli burung anis kembang tentu berdasar suaranya. Keindahan suara anis kembang ditentukan oleh volume suara dan irama lagunya. Burung anis kembang yang bagus suaranya terdengar los dan jernih, tidak serak atau parau. Volumenya juga keras dan tebal. Sementara irama lagunya bervariasi dan tidak terdengar jeda antara irama yang satu dengan irama yang lain. Berirama secara bertahap dengan percepatan yang halus.
Pada waktu membeli burung ini, keunggulan anis kembang dalam hal suara tentu saja belum bisa terlihat. Namun, dengan memperhatikan fisik tampilannya kita bisa berharap memperoleh punglor kembang bersuara merdu.
Fisik yang dianggap mencirikan burung anis yang bagus diantaranya berbadan panjang (bukan besar), berleher panjang, berparuh panjang, serta berbahu lebar. Fisik yang demikian merupakan tanda bahwa burung ini memiliki volume suara yang los, keras, dan tebal.
Selain itu, bentuk kepala juga perlu diperhatikan guna memperoleh burung anis kembang yang bermental kuat dan berani. Anis kembang yang demikian akan lebih mudah dilatih dan dirawat. Anis kembang seperti ini ditandai dengan bentuk kepala bulat berbenjol di bagian belakangnya. Jangan lupa pilih yang berpenampilan tegap.
Kesehatan
Pertimbangan terakhir yang perlu diperhatikan adalah kesehatan burung ini. Untuk tujuan tersebut, amati suara dan gerakan-nya. Burung yang sehat akan bersuara cenderung keras dan los. Tidak lemah atau berkicau setengah hati. Apabila burung masih piyik atau trotolan, amati suara ngriwiknya. Pedoman lain untuk melihat kesehatan burung adalah gerakan nya. Apabila sehat, gerakannya terlihat lincah dan tidak mau diam. Lompat ke sana kemari
No comments:
Post a Comment