Sekalipun lahan terbatas, Anda tetap dapat menanam puluhan pohon dengan biaya murah. Anda pun bisa memanfaatkan “tanaman liar”.
Rumah pasangan Hariyati-Arief Rachman berdiri di atas lahan 200m2. Nyaris seluruh lahan telah digunakan untuk bangunan rumah berlantai dua. Yang tersisa cuma sekitar 2m dari tembok rumah ke tembok pagar. Toh Haryati tak kehilangan akal.
Ia membagi lahan itu. Sekitar 80cm dari pagar tembok, dipakai untuk menanam berbagai tumbuhan semak. Lalu, 60cm dari tembok rumah untuk tanaman merambat ke tembok. Di tengahnya, selebar 60cm, dipakai gang untuk jalan. Maka, rumah di hoek itu pun seolah-olah dikepung berbagai tanaman. Yang besar, seperti pisang kipas, keladi besar, nusa indah, kembang sepatu, kamboja kuning, menaungi tanaman kecil. Pepohonan dibiarkan menjulur ke jalanan atau menjuntai ke dalam rumah.
Adapun aneka tanaman semak ditempatkan dalam gundukan tanah sekitar 30cm lebih tinggi dari gang. Ini membuat siraman air ke pohon tidak akan berceceran ke lantai jalan. Jika ada tanaman baru, bisa ditampung dalam pot dan diletakkan berjejer di antara jalan setapak itu. Di bawah jendela panjang, ia tempatkan talang air dari plastik sebagai wadah tanaman sirih gading.
Jalan di antara semak dibuat dengan memadukan keramik berglazur kasar warna marun dengan batu sikat. “Dulu pernah saya tanami rumput manila. Pernah juga saya pasang conblock. Suka-suka saja, supaya nggak bosan,” kata Hariyati. Di lahan terbatas itu, Hariyati mampu menampung sedikitnya 25 jenis tanaman. Itu bisa diganti-ganti tiap kali ia merasa bosan. Ia memberi pupuk kandang secara teratur, dan selalu menjaga tanaman yang tak kuat sengatan matahari dengan cara memindahkan ke area rindang. “Merawat tanaman itu membuat kita selalu bergairah,” katanya. Dari teras rumah, bau harum daun yang basah oleh siraman air hujan terasa menyegarkan.
Anda ingin juga punya taman mungil semacam ini?
No comments:
Post a Comment