A. Manfaat.
Pada lapangan yang berkonfigurasi datar sampai pada tempat-tempat bergelombang dan curam. Jenis ini dapat tumbuh pada tanah yang berpasir, maupun pada tanah-tanah podsolik yang kurang subur. pohon ini masih dapat tumbuh dengan baik. Tinggi pohon sampai 35 cm, panjang batang bebas cabang 10-14 m , diameter sampai 100 cm, kulit luar berwarna kelabu, beralur sedikit dan dangkal, tidakmengelupas. Kemiri mulai berbuah pada umur 3,5 sampai dengan 4 tahun. pada umur 5 tahun produksi buah rata-rata 200 kg/pohon/tahun. Dari biji kemiri dapat diolahmenjadi minyak atau lemak kemiri yang digunakan sebagai bahan obat-obatan, kosmetik, coating dan industri cat.
Kayu teras berwarna putih kekuning-kuningan, mudah diserang jamur biru, gubal tidak dapat dibedakan dari kayu teras. Berat jenis rata-rata 0,31, kelas kuat IV - (V) dan kelas awet V. Kayu dapat digunakan untuk plywood, peti, korek api dan barang kerajinan.
B. Tempat Tumbuh.
Pohon kemiri atau Aleurites moluccana Wild, dapat dijumpai hampir sebagian besar Indonesia, pohon ini dapat tumbuh pada ketinggian 0-800 m diatas permukaan laut. Pada daerah yang beriklim kering seperti di Sulawesi Selatan, maupun pada daerah yang beriklim basah seperti di Jawa Barat.
C. Teknologi Budidaya Tanaman Kemiri.
1. Pembibitan
a) Benih.
Buah yang masak dapat diperoleh setelah 3-4 bulan dari masa berbunga, buah masak akan jatuh. Buah yang berbiji satu disebut biji jantan bentuknya bulat dan lama berkecambahnya lebih panjang dari biji betina.
Beberapa cara perlakuan yang dapat dilakukan sebelum biji disemai antara lain.
- Biji direndam dalam air dingin 15 hari, kemudian dipukul dengan palu kecil hingga biji retak. Usahakan pemukulan tidak terlalu keras, cukup asal belah sedikit.
- Mengikir biji pada bagian yang akan keluar lembaga. Sesudah +/- 45 hari semai siap disapih dan dilaksanakan seleksi semai dan yang harus diperhatikan pilih semai yang tegak lurus, sehat dan sehat dan ketika dilakukan pencabutan agar hati-hati agar akar tidak rusak/luka.
b) Pembibitan.
Biji yang diperoleh di semaikan dengan media tabur dari tanah dan pasir dengan perbandingan 1 : 2 dan campuran ini disaring dengan kawat saringan berukuran 2 mm. Kemudian campuran ini sebaiknya disterilkan dengan cara digoreng sebelum dimasukkan kedalam bak plastik dengan tujuan agar bebas dari bibit penyakit. Biji kemiri disemai sedalam +/- 2,5 - 10 cm. Pembibitan baru dapat digunakan setelah berumur 6 sampai 1 tahun.
2. Penyiapan lahan.
a) Program HTR mengarahkan adanya rotasi penanaman tanaman Hutan, dengan demikian perlu desaign sedemikian rupa, agar lahan yang disediakan untuk digarap dapat secara periodik menghasilkan tanaman hutan. Untuk itu pemilihan tanaman didasarkan pada luas yang digarap dan komodite yang ditanam sesuai dengan umur panen. (lihat Model Budidaya Hutan Tanaman Rakyat).
b) Budidaya di lahan HTR menggunakan sistem tumpang sari pada tahun pertama sampai dengan tahun ke empat. Dengan sistem tersebut menentukan jarak tanam yang memberikan peluang bagi tanaman sela untuk tumbuh dan jarak tanam yang tepat. Untuk tanaman kemiri maka jarak tanam yang digunakan adalah 4 m x 4 m atau 5 m x 5 m. Untuk membantu jarak tanam dan arahnya tertata rapi maka dibuat dengan diajir dahulu.
c) Lahan dibersihkan dari tanaman penggangu dan pada ajir dilobangi dengan ukuran : 40 x 40 x 30 cm.
3. Penanaman.
a) Penanaman dilakukan pada awal musim hujan.
b) 7 hari sebelum dilakukan pemupukan dengan pupuk an organik masing-masing lobang 75 gram Urea + 50 gram KCl dan 50 gram SP.
c) Penggunaan pupuk hayati yang berguna untuk pembenah tanah yang mampu memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah dengan menggunakan: bio P 2000 Z + Phosmit + air dengan perbandingan 1 : 1: 180. siramkan pada lobang tersebut 0,5 liter air campuran tersebut.
d) Penanaman dilakukan dengan menimbun sampai batas leher akar, hati-hati akar jangan sampai bengkok. Jika ada akar yang sudah keluar sebaiknya dipotong.
4. Pemeliharaan.
a) Pada penenaan di HTR dilakukan dengan sistem tumpangsari selama 4 tahun, maka pemeliharaan yang berupa penyiangan, pemupukan dan pendangiran dilakukan pada lahan tanaman sela tersebut, yang sekaligus sebagai pemeliharaan di tanaman hutan.
b) Pada tanaman hutan yang perlu mendapatkan perhatian adalah penyulaman, karena penanaman tidak ada penjarangan maka diupayakan tanaman yang telah dilokasikan tetap hidup. Jika mati cepat dilakukan penyulaman.
c) Keamanan, dengan adanya aktivitas budidaya tanaman sela dimungkinkan adanya kerusakan. Maka agar tetap aman dapat diberikan pagar pengaman atau tonggak penyangga tanaman.
d) Pemupukan. Khusus untuk tanaman hutan yang sudah tidak ada tanaman selanya maka perlu adanya pemupukan. Jenis pupuk yang digunakan ada dua macam yaitu: (1) penggunaan pupuk an organik seperti Urea, KCl dan SP. (2) pupuk hayati, yaitu berupa mikroba yang mampu mengelola unsur hara alam untuk disediakan bagi tanaman, selain memperbaiki kondisi tanah.
5. Panen.
Tanaman kemiri mempunyai dua produk yang diperoleh yaitu:
a) Buah kemiri yang dapat digunakan berbagai kebutuhan. Tanaman kemiri akan berbuah setelah berumur 3,5 s/d 4 tahun. Buah dalam 1 tanaman cukup banyak dengan nilai cukup menjanjikan.
b) Kayu kemiri, merupakan kayu yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan. Setidak-tidaknya sebagai kayu bakar. Pertumbuhan tanaman kemiri yang relatif cepat merupakan suatu potensi pengadaan kayu untuk berbagai kebutuhan tersebut.
Oleh : Dr. Ir. Listyanto, MSc *)
No comments:
Post a Comment