I. Pendahuluan
Berdasarkan jenisnya tanaman kecipir dibagi kedalam 2 jenis yaitu kecipir berbunga biru dan berbunga putih. Kecipir jenis bunga putih memiliki buah lebih panjang yaitu antara 30 – 40 cm dan berbiji kecil , sedangkan kecipir bunga biru hanya memiliki panjang 15 – 20 cm, serta berbiji besar.
II. Kultur Teknis
Syarat tumbuh
Kecipir merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dari dataran rendah sampai dataran tinggi.
Tanam
Kecipir diperbanyak dengan biji. Cara tanam, pemberian pupuk, pemasangan lanjaran untuk kecipir sama dengan untuk tanaman roay.
Panen
Panen dapat dilakukan setelah tanaman berumur 3,5 – 4 bulan. Keterlambatan panen dapat menyebabkan serat buah keras dan sulit untuk dijual.
III. Produksi Benih
Budidaya produksi benih
Budidaya untuk produksi benih kecipir hampir sama seperti budidaya konsumsi, kecuali ada perlakuan yang bertujuan untuk menjaga kemurnian genetik benih yang dihasilkan, yaitu isolasi jarak dan seleksi (roguing). Kecipir termasuk tanaman yang menyerbuk sendiri (self pollinated), tetapi penyerbukan silang dapat saja terjadi melalui serangga, sehingga diperlukan isolasi jarak sekitar 50 m. Seleksi (roguing) tanaman dilakukan pada fase pertumbuhan vegetatif, fase berbunga, dan fase berbuah, meliputi : keseragaman pertumbuhan, bentuk daun, warna bunga, bentuk buah, dan lain-lain.
Waktu pemanenan benih kecipir sekitar 120 hari setelah semai di dataran tinggi, dicirikan polong telah berwarna coklat. Polong kecipir dipanen dengan cara dipetik.
Pengeringan dan prosesing benih
Polong kecipir untuk dibenihkan dapat dipanen dalam kondisi kering di pohon atau dikeringkan di bawah sinar matahari sampai kadar air biji mencapai sekitar 8.0 – 10.0 %. Selanjutnya biji dikeluarkan dari polong dan harus segera dikemas. Jumlah biji dalam satu polong kecipir beragam, berkisar 5 – 17 biji.
Benih atau biji kecipir yang telah kering dapat dikemas dalam kemasan kertas, namun akan lebih baik lagi jika menggunakan kemasan alumunium foil karena sifatnya yang kedap udara. Jika memungkinkan udara yang ada dalam kemasan alumunium foil juga dihisap keluar dengan menggunakan alat penghisap (vacuum), sehingga kadar air benih awal dapat dipertahankan.
Benih yang dikemas dalam kemasan kertas harus disimpan dalam stoples kaca yang telah diberi bahan desikan, seperti : silica gel; arang; abu gosok, sehingga udara didalam stoples diharapkan tetap kering dan dapat mempertahankan kadar air benih awal. Untuk benih yang dikemas dalam kemasan alumunium foil sebaiknya juga disimpan dalam wadah stoples yang tertutup. Selanjutnya stoples disimpan di tempat yang kering dan sejuk. Jika memungkinkan dapat disimpan dalam gudang benih yang suhu dan kelembabannya dapat diatur (t = 18o C; RH = 30%).
No comments:
Post a Comment