Iya…kita semua juga pasti udah tahu kalau tempe dan tahu emang makanan yang paling murah meriah, tapi tetap bergizi tinggi. Tapiii…itu dulu!! Sekarang? tempe dah jadi barang yang ‘ga semurah dulu” dan lumayan langka sekarang. Buktinya, tukang sayur yang biasa mangkal didepan rumah gw aja, sekarang dah jarang bawa tempe. Kalau mau tempe, gw musti mesen minta dibawain dulu sehari sebelumnya. Alasannya, kata abangnya…”Soalnya sekarang tempe dah mahal neng… jadi abang aga susah jualnya…kalau ada yang mesen aja baru dibawain, kalo ga da yang mesen yah ga dibawain. yah kadang bawa juga sih, tapi cuman bawa dikit, takut bersisa soalnya…”,gitu katanya.
Naiknya harga tempe dan tahu ini, seperti yang kita tau, terkait dengan adanya kenaikan harga kedelai. Harga kedelai mengalami kenaikan yang cukup tajam bo, yaitu dari sekitar Rp.2000-an sekarang naik sekitar Rp.7000 s/d 8000-an. Hampir 4X lipatnya. Gilaaaa beneeeer!!! Dampaknya…semua makanan yang berkaitan dengan kedelai (berbahan dasar kedelai), harganya jadi naik semua.
Cukup mengenaskan emang. Sambil meratapi nasib harga tempe dan tahu sekarang, sejenak kita tela’ah dulu yuk, apaan aja sih kandungan gizi yang ada di kedelai, dan apa juga manfaatnya bagi kita??
Sekilas tentang kedelai
Kedelai (Glycine max) sudah dibudidayakan sejak 1500 tahun SM dan baru masuk Indonesia, terutama Jawa sekitar tahun 1750. Kedelai mempunyai perawakan kecil dan tinggi batangnya dapat mencapai 75 cm. Bentuk daunnya bulat telur dengan kedua ujungnya membentuk sudut lancip dan bersusun tiga menyebar (kanan – kiri – depan) dalam satu untaian ranting yang menghubungkan batang pohon. Kedelai berbuah polong yang berisi biji-biji.
Menurut varitasnya ada kedelai yang berwarna putih dan hitam. Baik kulit luar buah polong maupun batang pohonnya mempunyai bulu-bulu yang kasar berwarna coklat. Untuk budidaya tanaman kedelai di pulau Jawa yang paling baik adalah pada ketinggian tanah kurang dari 500 m di atas permukaan laut. [dikutip dari: http://www.iptek.net.id/]
Jauh sebelum ahli-ahli kimia mampu menganalisis makanan secara mendetail, orang Cina menjuluki kedelai dengan nama “daging tanpa tulang” dan “sapi Cina”. Bahkan sebelum orang mengetahui apa itu protein, orang Cina memperkirakan kedelai merupakan salah satu sumber terpenting bagi perkembangan tubuh manusia.
Kedelai dengan kandungan gizi dan manfaat farmakologisnya, telah banyak digunakan untuk mencegah berbagai jenis penyakit seperti stroke, osteoporosis, diabetes melitus, jantung koroner, serta mengatasi fattyliver. Selain itu kedelai juga diketahui bisa mencegah anemia, menekan kasus gigi berlubang dan pundak kaku, mencegah epilepsi, mengatasi dispepsia, dan memperlancar ASI. Selanjutnya membantu pengobatan saluran pernapasan, mengobati gangguan sistem pencernaan seperti diare, tukak lambung, radang lambung, mengobati sistem tulang dan sendi seperti rematik. Manfaat lainnya, mengobati gangguan kulit seperti jerawat, peremajaan kulit, mengobati gangguan ginjal dan hati seperti hepatitis, radang ginjal mengobati gangguan jantung, autisme, dan masih banyak lagi.
Kedelai ini sendiri, dapat diolah menjadi berbagai jenis panganan lain. Bisa menjadi tempe, ataupun menjadi makanan turunannya. misalnya aja, tahu, tauco, kecap, susu, dan lain sebagainya.
Sekilas tentang tempe
Tempe, memang sangat terkenal sejak berabad-abad lalu, terutama untuk masyarakat Jawa. Konon, rujukan pertama tentang tempe ditemukan pada tahun 1875, bahkan disebut-sebut dalam Serat Centini dan buku History of Java karangan Stanford Raffles.
Produk olahan kedelai populer ini memang memiliki banyak sekali manfaat. Menurut Prof. Dr. Dr. Achmad Biben, tempe mengandung superoksida desmutase yang dapat menghambat kerusakan sel dan proses penuaan.
Dalam sepotong tempe, terkandung berbagai unsur yang bermanfaat, seperti hidrat arang, lemak, protein, serat, vitamin, enzim, daidzein, genistein serta komponen anti-bakteri. Selain itu, tempe juga bisa bersifat sebagai antianemia, menurunkan kadar kolesterol serta menurunkan risiko penyakit jantung koroner. Manfaat lain dari tempe adalah dapat mengurangi keluhan pada wanita yang memasuki usia menopause (berhenti haid) karena adanya zat yang berikatan dengan reseptor hormon estrogen. (karena kedelai sebagai bahan baku tempe itu sendiri, mengandung zat yang mampu meningkatkan vitalitas dan meremajakan sel tubuh, yang dikenal dengan nama lesitin.
Lesitin ini menjadi terkenal setelah Dr. Edward memuat hasil penelitiannya tentang manfaat lesitin dalam jurnal “Biocontrol News and In formation, Discover & Science News.”
Menurut Dr. Edward, lesitin dari bahan nabati khasiatnya lebih baik dibandingkan lesitin dari hewani. Lesitin dari bahan nabati tersebut dapat ditemukan pada kacang kedelai, kacang tanah, jagung, dan bunga matahari. Namun saat ini, lesitin dari kacang kedelai lah yang terpopuler. Lesitin tersusun dari berbagai fosfasida, dan fostfatidikolin. Fostfatidikolin merupakan komponen utama penentu mutu serta khasiat lesitin. Lesitin HPF (highly purified fraction) adalah lesitin dari kedelai dengan kadar fosfatidikolin optimal (70-75 persen) serta mengandung asam lemak esensial. Asam lemak esensial adalah asam lemak yang sangat diperlukan namun tidak dapat dihasilkan sendiri oleh tubuh, harus dikonsumsi lewat makanan.
Lesitin dipercaya dapat mencegah arterosklerosis (penumpukan dan penempelan kolesterol pada dinding pembuluh darah), karenanya dapat mengurangi kecenderungan agregasi platelet atau penggumpalan pada sel darah. Selain itu, lesitin juga dapat mengurangi kandungan kolesterol berlebih dalam darah dengan membantu terjadinya pembentukan HDL (yang terkenal dengan sebutan “kolesterol baik”). HDL berguna sebagai alat pembersih kolesterol berlebih.
Lesitin juga dapat membantu mengurangi tumpukan lemak dalam hati, sehingga kerja hati pada orang-orang yang organ hatinya penuh dengan lemak dapat normal kembali, dan mereka akan tampak lebih segar. Pertukaran zat hasil metabolisme pada orang-orang tersebut biasanya tidak berlangsung dengan baik. Karena hati tidak berfungsi sebagaimana harusnya, lemak dan zat racun lainnya yang seharusnya dipecah tidak dibersihkan dengan baik, tubuh mereka akan tampak tidak bugar dan tidak sehat. Selain itu, lesitin juga berfungsi sebagai peremaja sel (berfungsi mendorong regenerasi sel). [dikutip dari: http://www.pikiran-rakyat.com/]
Selain tempe, susu kedelai juga mulai naik pamor. (Apalagi ketika harga susu sapi mulai membumbung tinggi, susu kedelai mulai dilirik masyarakat sebagai penggantinya).
Sekilas tentang susu kedelai
Susu kedelai ini sendiri, sebenarnya, sudah dibuat di negeri Cina sejak abad II sebelum Masehi. Dari sana, kemudian berkembang ke Jepang, dan setelah PD II masuk ke Asia Tenggara. Di Indonesia, perkembangannya memang masih ketinggalan dengan Singapura, Malaysia, dan Filipina. Di Malaysia dan Filipina susu kedelai dengan nama dagang “Vitabean” yang telah diperkaya dengan vitamin dan mineral, telah dikembangkan sejak 1952. Di Filipina juga dikenal susu kedelai yang populer dengan nama “Philsoy”. Sementara di tanah air baru beberapa tahun terakhir dikenal susu kedelai dalam kemasan kotak karton yang diproduksi oleh beberapa industri minuman.
Komposisi susu kedelai adalah hampir sama dengan susu sapi. Karena itu, susu kedelai dapat digunakan sebagai pengganti susu sapi. Susu ini baik dikonsumsi oleh mereka yang alergi susu sapi, yaitu orang-orang yang tidak punya atau kurang enzim laktase dalam saluran pencernaannya, sehingga tidak mampu mencerna laktosa dalam susu sapi.
Untuk balita, dua gelas susu kedelai sudah dapat memenuhi 30% kebutuhan protein sehari. Dibandingkan dengan susu sapi, komposisi asam amino dalam protein susu kedelai kekurangan jumlah asam amino metionin dan sistein. Tetapi, karena kandungan asam amino lisin yang cukup tinggi, maka susu kedelai dapat meningkatkan nilai gizi protein dari nasi dan makanan sereal lainnya.
Mutu protein dalam susu kedelai hampir sama dengan mutu protein susu sapi. Misalnya, protein efisiensi rasio (PER) susu kedelai adalah 2,3, sedangkan PER susu sapi 2,5. Secara umum susu kedelai mempunyai kandungan vitamin B2, B2 niasin, piridoksin, dan golongan vitamin B yang tinggi. Vitamin lain yang terkandung dalam jumlah cukup banyak ialah vitamin E dan K. [dikutip dari http://www.indomedia.com/]
Naiknya harga tempe dan tahu ini, seperti yang kita tau, terkait dengan adanya kenaikan harga kedelai. Harga kedelai mengalami kenaikan yang cukup tajam bo, yaitu dari sekitar Rp.2000-an sekarang naik sekitar Rp.7000 s/d 8000-an. Hampir 4X lipatnya. Gilaaaa beneeeer!!! Dampaknya…semua makanan yang berkaitan dengan kedelai (berbahan dasar kedelai), harganya jadi naik semua.
Cukup mengenaskan emang. Sambil meratapi nasib harga tempe dan tahu sekarang, sejenak kita tela’ah dulu yuk, apaan aja sih kandungan gizi yang ada di kedelai, dan apa juga manfaatnya bagi kita??
Sekilas tentang kedelai
Kedelai (Glycine max) sudah dibudidayakan sejak 1500 tahun SM dan baru masuk Indonesia, terutama Jawa sekitar tahun 1750. Kedelai mempunyai perawakan kecil dan tinggi batangnya dapat mencapai 75 cm. Bentuk daunnya bulat telur dengan kedua ujungnya membentuk sudut lancip dan bersusun tiga menyebar (kanan – kiri – depan) dalam satu untaian ranting yang menghubungkan batang pohon. Kedelai berbuah polong yang berisi biji-biji.
Menurut varitasnya ada kedelai yang berwarna putih dan hitam. Baik kulit luar buah polong maupun batang pohonnya mempunyai bulu-bulu yang kasar berwarna coklat. Untuk budidaya tanaman kedelai di pulau Jawa yang paling baik adalah pada ketinggian tanah kurang dari 500 m di atas permukaan laut. [dikutip dari: http://www.iptek.net.id/]
Jauh sebelum ahli-ahli kimia mampu menganalisis makanan secara mendetail, orang Cina menjuluki kedelai dengan nama “daging tanpa tulang” dan “sapi Cina”. Bahkan sebelum orang mengetahui apa itu protein, orang Cina memperkirakan kedelai merupakan salah satu sumber terpenting bagi perkembangan tubuh manusia.
Kedelai dengan kandungan gizi dan manfaat farmakologisnya, telah banyak digunakan untuk mencegah berbagai jenis penyakit seperti stroke, osteoporosis, diabetes melitus, jantung koroner, serta mengatasi fattyliver. Selain itu kedelai juga diketahui bisa mencegah anemia, menekan kasus gigi berlubang dan pundak kaku, mencegah epilepsi, mengatasi dispepsia, dan memperlancar ASI. Selanjutnya membantu pengobatan saluran pernapasan, mengobati gangguan sistem pencernaan seperti diare, tukak lambung, radang lambung, mengobati sistem tulang dan sendi seperti rematik. Manfaat lainnya, mengobati gangguan kulit seperti jerawat, peremajaan kulit, mengobati gangguan ginjal dan hati seperti hepatitis, radang ginjal mengobati gangguan jantung, autisme, dan masih banyak lagi.
Kedelai ini sendiri, dapat diolah menjadi berbagai jenis panganan lain. Bisa menjadi tempe, ataupun menjadi makanan turunannya. misalnya aja, tahu, tauco, kecap, susu, dan lain sebagainya.
Sekilas tentang tempe
Tempe, memang sangat terkenal sejak berabad-abad lalu, terutama untuk masyarakat Jawa. Konon, rujukan pertama tentang tempe ditemukan pada tahun 1875, bahkan disebut-sebut dalam Serat Centini dan buku History of Java karangan Stanford Raffles.
Produk olahan kedelai populer ini memang memiliki banyak sekali manfaat. Menurut Prof. Dr. Dr. Achmad Biben, tempe mengandung superoksida desmutase yang dapat menghambat kerusakan sel dan proses penuaan.
Dalam sepotong tempe, terkandung berbagai unsur yang bermanfaat, seperti hidrat arang, lemak, protein, serat, vitamin, enzim, daidzein, genistein serta komponen anti-bakteri. Selain itu, tempe juga bisa bersifat sebagai antianemia, menurunkan kadar kolesterol serta menurunkan risiko penyakit jantung koroner. Manfaat lain dari tempe adalah dapat mengurangi keluhan pada wanita yang memasuki usia menopause (berhenti haid) karena adanya zat yang berikatan dengan reseptor hormon estrogen. (karena kedelai sebagai bahan baku tempe itu sendiri, mengandung zat yang mampu meningkatkan vitalitas dan meremajakan sel tubuh, yang dikenal dengan nama lesitin.
Lesitin ini menjadi terkenal setelah Dr. Edward memuat hasil penelitiannya tentang manfaat lesitin dalam jurnal “Biocontrol News and In formation, Discover & Science News.”
Menurut Dr. Edward, lesitin dari bahan nabati khasiatnya lebih baik dibandingkan lesitin dari hewani. Lesitin dari bahan nabati tersebut dapat ditemukan pada kacang kedelai, kacang tanah, jagung, dan bunga matahari. Namun saat ini, lesitin dari kacang kedelai lah yang terpopuler. Lesitin tersusun dari berbagai fosfasida, dan fostfatidikolin. Fostfatidikolin merupakan komponen utama penentu mutu serta khasiat lesitin. Lesitin HPF (highly purified fraction) adalah lesitin dari kedelai dengan kadar fosfatidikolin optimal (70-75 persen) serta mengandung asam lemak esensial. Asam lemak esensial adalah asam lemak yang sangat diperlukan namun tidak dapat dihasilkan sendiri oleh tubuh, harus dikonsumsi lewat makanan.
Lesitin dipercaya dapat mencegah arterosklerosis (penumpukan dan penempelan kolesterol pada dinding pembuluh darah), karenanya dapat mengurangi kecenderungan agregasi platelet atau penggumpalan pada sel darah. Selain itu, lesitin juga dapat mengurangi kandungan kolesterol berlebih dalam darah dengan membantu terjadinya pembentukan HDL (yang terkenal dengan sebutan “kolesterol baik”). HDL berguna sebagai alat pembersih kolesterol berlebih.
Lesitin juga dapat membantu mengurangi tumpukan lemak dalam hati, sehingga kerja hati pada orang-orang yang organ hatinya penuh dengan lemak dapat normal kembali, dan mereka akan tampak lebih segar. Pertukaran zat hasil metabolisme pada orang-orang tersebut biasanya tidak berlangsung dengan baik. Karena hati tidak berfungsi sebagaimana harusnya, lemak dan zat racun lainnya yang seharusnya dipecah tidak dibersihkan dengan baik, tubuh mereka akan tampak tidak bugar dan tidak sehat. Selain itu, lesitin juga berfungsi sebagai peremaja sel (berfungsi mendorong regenerasi sel). [dikutip dari: http://www.pikiran-rakyat.com/]
Selain tempe, susu kedelai juga mulai naik pamor. (Apalagi ketika harga susu sapi mulai membumbung tinggi, susu kedelai mulai dilirik masyarakat sebagai penggantinya).
Sekilas tentang susu kedelai
Susu kedelai ini sendiri, sebenarnya, sudah dibuat di negeri Cina sejak abad II sebelum Masehi. Dari sana, kemudian berkembang ke Jepang, dan setelah PD II masuk ke Asia Tenggara. Di Indonesia, perkembangannya memang masih ketinggalan dengan Singapura, Malaysia, dan Filipina. Di Malaysia dan Filipina susu kedelai dengan nama dagang “Vitabean” yang telah diperkaya dengan vitamin dan mineral, telah dikembangkan sejak 1952. Di Filipina juga dikenal susu kedelai yang populer dengan nama “Philsoy”. Sementara di tanah air baru beberapa tahun terakhir dikenal susu kedelai dalam kemasan kotak karton yang diproduksi oleh beberapa industri minuman.
Komposisi susu kedelai adalah hampir sama dengan susu sapi. Karena itu, susu kedelai dapat digunakan sebagai pengganti susu sapi. Susu ini baik dikonsumsi oleh mereka yang alergi susu sapi, yaitu orang-orang yang tidak punya atau kurang enzim laktase dalam saluran pencernaannya, sehingga tidak mampu mencerna laktosa dalam susu sapi.
Untuk balita, dua gelas susu kedelai sudah dapat memenuhi 30% kebutuhan protein sehari. Dibandingkan dengan susu sapi, komposisi asam amino dalam protein susu kedelai kekurangan jumlah asam amino metionin dan sistein. Tetapi, karena kandungan asam amino lisin yang cukup tinggi, maka susu kedelai dapat meningkatkan nilai gizi protein dari nasi dan makanan sereal lainnya.
Mutu protein dalam susu kedelai hampir sama dengan mutu protein susu sapi. Misalnya, protein efisiensi rasio (PER) susu kedelai adalah 2,3, sedangkan PER susu sapi 2,5. Secara umum susu kedelai mempunyai kandungan vitamin B2, B2 niasin, piridoksin, dan golongan vitamin B yang tinggi. Vitamin lain yang terkandung dalam jumlah cukup banyak ialah vitamin E dan K. [dikutip dari http://www.indomedia.com/]
No comments:
Post a Comment