Pages

Thursday, October 4, 2012

Pitohui ; Burung beracun dari tanah Papua


Burung Hooded Pitohui yang merupaka endemik asli Papua nugini ini mungkin satu - satunya burung eksotis yang mampu melindungi dirinya dari hewan pemangsa lainnya, bagaimana tidak, Burung ini dikategorikan sebagai salah satu burung yang beracun di dunia. Pertahanan mereka dari pemangsa adalah dari Bulu dan kulitnya yang mengandung alkaloid neurotoksik kuat dari jenis batrachotoxin (yang juga ditemukan pada katak panah beracun Kolombia, atau genus Phyllobates). 

Burung pada dasarnya tidak bisa memproduksi Racun dengan sendirinya namun banyak penelitian mengenai burung Pitohui ini yang membuktikan bahwa racun yang keluar dari burung tersebut adalah hasil dari makanan utamanya , sebagai burung omnivora burung ini memakan beberapa jenis kumbang yang mengandung neurotoxin kuat dan mengandung alkaloid.


Racun-racun tersebut menyebar melalui jaringan kulit dan Bulu - bulunya, yang apabila tangan kita memegang burung tersebut maka akan langsung terasa penyebaran racunnya yaitu munculnya kesemutan, mati rasa, Kulit terbakar dan bersin - bersin. Oleh karena itulah Penduduk asli di Papua Nugini menyebut burung ini dengan sebutan Burung Sampah, karena tidak bisa dikonsumsi dan walaupun terpaksa harus dikonsumsi maka terlebih dahulu dihilangkan bulu serta kulitnya lalu dagingnya dilapisi dengan arang untuk kemudian dibakar/panggang.

Sebagai peringatan bagi pemangsa (aposematism) akan sifat racunnya, burung ini memiliki warna Oranye terang dan warna hitam yang memungkinkan calon pemangsa untuk mengenalinya, dan diyakini pula oleh para ahli bahwa burung ini juga menggosokan racunnya pada telur dan juga anaknya untuk melindungi mereka dari pemangsa.

Jenis - jenisnya: 


  • Variable Pitohui, Pitohui kirhocephalus
  • Hooded Pitohui, Pitohui dichrous
  • White-bellied Pitohui, Pitohui incertus
  • Rusty Pitohui, Pitohui ferrugineus
  • Crested Pitohui, Pitohui cristatus
  • Black Pitohui, Pitohui nigrescens
Suara :

Penyebaran:
Papua Nugini dan Papua ( Indonesia ).



Video terkait;


No comments:

Post a Comment

 

Sample text

Sample Text

Sample Text